Lebih Mahal dari Lele Biasa, Ternyata ada Mitos di Balik Lele Bule yang Kini Langka di Bangka
Di tahun 2000-an, ikan lele 'bule' ini mudah ditemukan di kolong, sungai, rawa Bangka Belitung, kini seolah-olah menghilang.
Selain itu, kita lakukan juga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dari pendataan habitat yang dilakukan, ikan ini merupakan indikator air bersih, ayo masyarakat jaga air kita," kata Ari.
Lebih Mahal dari Lele Biasa
Pedagang ikan air tawar di Pasar Pagi Pangkalpinang Haryadi menuturkan keberadaan ikan kelik putih sudah sangat langka dijual di pasaran.
Menurut Haryadi, jika ada dijual pun, jumlahnya sangat terbatas dan hanya beberapa pedagang saja.
"Kalau saya hanya jual lele hitam atau lele peranakan saja, kalau kelik putih hampir gak pernah," ucapnya kepada Bangkapos.com Kamis (3/11/2022) siang.
Pasalnya kata Haryadi, ikan kelik puteh biasanya didapatkan pedagang dari habitatnya saja sungai seperti sungai dan rawa-rawa.
Bukan berasal dari bibit peranakan lele yang mudah dijumpai pada umumnya.
Namun, karena keberadaannya jarang ditemui di sungai sehingga populasi ikan kelik puteh di pasaran pun menjadi langka.
"Kalau orang sekarang lebih memilih lele hitam biasa sih karena kelik dan lele ini hampir sama, kalau saya jual ikan air tawar seperti lele biasa, ikan patin, gurame dan nila yang stoknya banyak," ujarnya.
Akibatnya, kelangkaan itu ikut mempengaruhi harga jual ikan kelik puteh di pasaran.
Dikatakan Haryadi harga jual kelik puteh dmulai dari Rp50.000-Rp60.000 per kgnya.
Harga itu lebih mahal dari harga lele biasa yang berkisar Rp30.000 per kgnya.
"Mungkin karena langka jadi mahal, kalau ada di pasar harganya lebih tinggi" sebut pedagang itu.
Ia mengatakan, secara umum kelik puteh hampir sama dengan lele hitam.
Namun ada sedikit perbedaan khususnya soal warna ikan tersebut yang berwarna keputihan, kemudian kelik puteh juga banyak durinya ketimbang lele hitam biasa.