Kuliner Bangka
Rusip, Makanan Ekstrem Khas Bangka yang Bikin Awet Muda, Berani Coba?
Spesial bagi para penikmatnya, rusip ini sangatlah lezat, tak peduli bentuk dan warnanya. Yang pasti bikin ketagihan!
Menurutnya, rusip mengandung senyawa fungsional yang tidak kalah dengan yakult dan yogurt.
Untuk itu rusip bisa dikembangkan jika dikemas lebih baik, dianalisa gizinya, lama penyimpanannya, cara memasaknya, berapa banyak takarannya dan lain-lain sehingga bisa dipasarkan karena untuk syarat pangan ada lima yakni aman, nutrisi/bergizi, enak, menyehatkan dan halal.
Rusip bahkan bisa menembus market luar negeri bisa bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Saya minta Pemerintah Kota Pangkalpinang menjadikan rusip ini jadi icon. Kita bisa saling support satu dengan lain. Kemasannya perlu diperhatikan. Bisa bersaing di ARC ini bisa jadi produk single market, satu pasar besar.
Rusip ini makanan fungsional sudah dikaji, dia dibuat dengan fermentasi bakteri baik yang sudah analisa dan komponen asam animo tinggi, selain menyehat rusip jadi penyedap makanan," saran Randit yang ketika itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Teknologi Pangan Indonesia, Tahun 2016 lalu.
Potensi dan peluang rusip juga disampaikan rekannya DR Budi Santoso dari Tim Puslit UNSRI.
"Tempoyak, rusip, yakult sama gizinya. Seperti Pak Pambayun bilang bagus untuk pencernaan buat awet muda. Mengapa tidak kita promosikan rusip milik kita sendiri, malah mempromosikan yakult milik orang luar," tambah Budi.
Menurutnya jika rusip akan dikembangkan dan diekspor maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut aman atau tidak, berapa banyak boleh makan sehari, berapa kandungan gizinya, umur penyimpanannya, cara memasaknya dan kemasannya harus diperbaiki sehingga rusip bisa menembus pasar luar negeri.

Cerita Pembuat Rusip Bangka
Di balik kisah profesor, ada kisah lain, seorang pembuat rusip di Pulau Bangka. Dia adalah seorang pekerja keras, pantang menyerah dan rendah hati bernama Subiarti (48).
Kepada Wartawan Bangkapos.com, Sela Agustika, Subiarti mengaku mengawal bisnis menjual kemplang di toko-toko terdekat. Ibu empat anak ini terus bangkit hingga muncul ide baru untuk mulai membuka bisnis rusip.
Dia menyebutkan tertarik untuk bisnis rusip ini karena peminatnya yang banyak, bahkan semua kalangan.
"Rata-rata memang di Desa Batu Belubang ini banyak yang jualan rusip. Awalnya saya hanya buat untuk konsumsi pribadi dan ada tetangga yang coba, dari situ ada masukan rusipnya enak terus coba jual," kata Subiati pada bincang UMKM, Jumat (9/10/2020) lalu.
Selain peminatnya banyak, ia mengaku keuntungan dari produksi rusip juga lebih tinggi dari produk bisnis kemplang sebelumnya.
Hingga saat ini bisnis tersebut dijalankan bersama dengan lima orang kelompok lainnya yang dikenal dengan nama KUBE BaBe yakni kelompok usaha bersama Batu Belubang di mana dia sebagai ownernya. Biasanya dalam satu bulan ia bersama tim memproduksi rusip sebanyak 3 kali.
"Dalam satu kali produksi ini yaitu menggunakan 100 kg ikan, hasil produksi yang kita dapat yakni sebanyak 350 botol, tetapi untuk produksi ini juga kadang nggak nentu tergantung juga pesanan," katanya.