Berita Belitung

Kopi Baguk dan Gading Sejak Lama ada, Namun Hanya Sebagai Tanaman Sela

Tidak banyak yang tahu tentang keberadaan dua kopi khas tersebut karena memang belum dibudidayakan secara profesional.

Penulis: Sepri Sumartono |
IST/Hasbullah
Lahan pembibitan Benih Kopi Gading dan Baguk milik Saripi di Desa Jangkang Kecamatan Dendang. 

Saripi yakin, kopi Gading dan Baguk ini nantinya akan menjadi identitas baru khas Kabupaten Belitung Timur.

"Harapan saya sih memang kopi ini dapat panen dan digunakan di warung-warung kopi, robusta (Gading) itu kan kemarin bibitnya banyak, beda dengan Baguk yang hanya tersisa beberapa pohon," harapnya.

Pegiat Sejarah dan Tanaman Kopi sekaligus Kepala UPT Balai Perbenihan Distangan Beltim, Hasbullah mengatakan sejauh ini kopi Gading dan Baguk belum diproduksi untuk dijual ke toko-toko dan warung kopi.

"Sejauh ini hanya menjadi konsumsi pribadi yang punya halaman (tempat pohon tumbuh) atau misalnya dibagikan ke orang sekitar," kata Hasbullah, Senin (16/1/2023).

Pasalnya, saat ini kopi yang sudah dipanen secara masal baru berasal dari bibit bantuan pemerintah, bukan Gading dan Baguk yang sudah lama tumbuh secara alami di Belitung Timur.

"Kopi (Gading dan Baguk) dari kelekak lama itu kan memang tidak dirawat dan banyak dilupakan," katanya.

Hasbullah menyampaikan, produksi kopi Gading dan Baguk berpotensi meningkat apabila dibudidayakan secara baik dan benar meskipun ditanam di lahan sela.

"Meskipun kita harus menunggu tiga sampai empat tahun baru bisa mendapatkan hasil panen yang bagus," jelasnya.

(Posbelitung.co/Sepri)

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved