Berita Pangkalpinang
29 Persen Remaja di Babel Sudah Pernah Melahirkan, Berpotensi Timbulkan Stunting hingga Krisis SDM
Pemerintah Provinsi Bangka Belitung tetap optimistis bisa menangani kasus anak stunting dan menekan pernikahan dini pada tahun 2023.
Kepala Dinas DP3ACSKB Babel, Asyraf Suryadin, menyakini, kasus pernikahan dini dan stunting bisa menurun pada tahun 2023.
"Kita akan terus berupaya untuk menangani ini dan program-program sudah kita siapkan. Kita juga mohon kerja sama dengan kabupaten kota untuk menekan ini," kata Asyraf
Selain itu, orang tua juga diharapkan ikut serta memberikan pemahaman kepada remaja agar tidak menikah pada usia dini.
"Orang tua juga harus memberikan pemahaman dan walau sudah remaja, orang tua malah harus lebih memperhatikan anaknya," tegasnya.
Berdampak Signifikan
Akademisi sekaligus Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung, Luna Febriani menyoroti fenomena remaja di Babel sudah melahirkan.
Persentase angka kelahiran remaja umur 15 -19 tahun di Bangka Belitung sebesar 29 persen pada tahun 2022 dinilai mengkhawatirkan.
"Kelahiran usia dini ini bukan saja akan berdampak signifikan terhadap bertambahnya stunting. Lebih dari itu, tingkat kelahiran dini pada anak remaja ini dapat berdampak pada kesehatan, baik fisik dan psikis, persoalan ekonomi dan masalah sosial lainnya yang berdampak pada sumberdaya manusia dan pembangunan bangsa juga," jelas Luna kepada Bangkapos.com, Selasa (31/1/2023).
Dia menyebut, remaja yang menikah dan melahirkan pada usia dini, belum memiliki kematangan dalam membangun relasi rumah tangga.
Karena membangun rumah tangga, tidak hanya membutuhkan afeksi atau cinta antar pasangan semata.
"Persoalan ekonomi dan pemahaman tentang relasi sosial antar keluarga serta manajemen emosi, juga perlu dipertimbangkan dalam membangun rumah tangga. Ditambah lagi, masalah kesehatan reproduksi yang akan muncul ketika anak usia dini melahirkan," bebernya.
Selain itu, remaja yang menikah dan melahirkan pada usia dini otomatis akan berkonsekuensi pada angka putus sekolah juga.
Pasalnya, sistem pendidikan yang berlaku memiliki aturan tidak memperbolehkan anak yang menikah dan melahirkan untuk melanjutkan sekolah.
"Nah, konsekuensinya, ketika angka putus sekolah semakin tinggi, maka dapat berdampak pada pengangguran yang tinggi dan tentu angka pengangguran tinggi ini dapat memperpanjang rantai kemiskinan," tuturnya.
"Bisa dibayangkan, yang akan terjadi pada bangsa ini jika generasi mudanya putus sekolah dan pengangguran semakin meningkat? Yah, bangsa ini akan mengalami krisis sumber daya manusia yang berkualitas dan akan mengganggu pembangunan bangsa," kata Luna.
Harga Ikan Hari Ini di Pangkalpinang Babel Tinggi, Termurah Ikan Karang Rp25 Ribu-Rp35 Ribu per Kilo |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Polsek Bukit Intan Kembali Diserbu Masyarakat |
![]() |
---|
Pemkot Pangkalpinang Perkuat Keamanan Digital, Tinggalkan Mindset Mempersulit dalam Pelayanan Publik |
![]() |
---|
Disdukcapil Pangkalpinang Siaga KTP di Hari Pencoblosan Pilkada Ulang |
![]() |
---|
Sekda Pangkalpinang Imbau Warga Tak Panik Hadapi Kenaikan Harga Beras Medium |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.