Traveling

Sensasi Wisata di Bukit Maras, Penuh Mitos dan Disebut-sebut Ada Benda Ajaib Bernama Buluh Perindu

Bukit Maras memiliki ketinggian 699 MDPL. Bukit ini merupakan daratan paling tinggi di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

bangkapos.com
Tampak Bukit Maras dilihat dari Desa Berbura Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka 

POSBELITUNG.CO -- Bukit Maras memiliki ketinggian 699 meter di atas permukaan laut (MDPL). Bukit ini merupakan daratan paling tinggi di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Lokasi destinasi ini berjarak 70 kilometer dari pusat Kota Pangkalpinang, Ibu Kota Provinsi Bangka Belitung (Babel), atau sekitar dua jam perjalanan menggunakan kendaraan sepeda motor atau mobil.

Sebelum menuju trek pendakian para pendaki harus berjalan sekitar 1 kilometer untuk menuju Air Terjun Maras yang merupakan lokasi awal untuk mulai pendakian.

Air terjun tersebut, juga biasanya menjadi sumber air para pendaki yang ingin mengambil air, kemudian dibawa menggunakan jerigen atau wadah lain ke atas puncak. 

Pasalnya, di atas bukit sulit mencari air bersih sehingga sumber air terjun ini bisa dimanfaatkan para pendaki yang ingin menginap, untuk masak ataupun minum.

Setelah tiba di Air Terjun Maras, sudah waktunya para pendaki, mengikatkan tali sepatu secara erat, meregangkan kaki dan tangan, sambil mempersiapan tenaga untuk memulai mendaki.

Bukit ini memiliki lereng yang cukup terjal dan menanjak apalagi bila mendekati puncaknya. Para pendaki harus fokus berpegangan dan mengatur langka kaki agar tidak terpeleset saat mendaki.

Bukit Maras memiliki enam pos dan satu posnya adalah Puncak Maras, setiap pos ditempuh dalam waktu yang bervariasi sesuai kecepatan langkah kaki para pendaki. 

Bila gerak kaki cepat, tanpa banyak berhenti, pendaki bisa mencapai ke pos enam dalam waktu kurang tiga jam.

Setelah sampai di atas pemandangan yang menakjubkan tersaji di hadapan mata, terutama pada pagi hari, ketika matahari mulai terbit.

Kabut tebal dan awan putih terlihat menghiasi pinggiran lereng bukit, terasa berdiri sejajar pada awan, dan hamparan hutan, lautan membentang di sekelilingnya.

Beberapa pantangan dan larangan yang wajib diketahui ketika mendaki ke Bukit Maras. 

Pantangan umum, yaitu dilarang merusak, mencoret, menebang pohon, merusak ekosistem.

Selain itu dilarang membawa senjata tajam (parang, kapak, chainsaw/mesin potong kayu), dilarang membawa minuman keras serta meminum minuman keras dan obat-obatan terlarang serta mengggunakanya.

Dilarang mengambil apapun kecuali foto/dokumentasi, dilarang membuang sampah sembarangan yang mengotori spot wisata dan barang yang akan menjadi sampah harus dibawa pulang kembali

Sedangkan pantangan adat yaitu mandi di air tanpa perpakaian, pantang bersiul, pantang membawa telur bebek. 

Pantang berkata kotor, pantang membawa ketan, pantang memukul jangkar pohon menggunakan tongkat, pantang menyalakan api unggun, pantang membawa pisang masak.

Sementara itu bagi wanita yang sedang datang bulan diperkenankan naik jika memakai gelang resam yang sudah mereka persiapkan.

Kepala Desa Berbura ketika itu, Asmiati mengatakan pengunjung banyak yang tidak mentaati aturan adat Desa Berbura.

"Misalnya, kalau cewek yang sedang kena men (menstruasi, datang bulan) sebaiknya menunda dulu untuk tidak masuk ke lokasi air terjun atau naik ke bukit, terkecuali memang mendesak harus naik karena kepentingan kerja atau studi, itu nggak apa-apa, tapi kalau nggak mendesak lebih baik jangan naik dulu lah," kisah Kades Berbura Asmiati, 2016 lalu.

Dikatakan Asmiati, wanita yang sedang datang bulan, secara adat memang dari dulu tidak diperbolehkan masuk ke Maras.

"Sebenarnya itu pantangan, karena orang yang sedang haid kan badannya kotor, itu nggak boleh masuk ke sana, kalau hanya sekedar mau main, tapi kalau mendesak karena urusan kerja dan studi, Insya Allah nggak apa-apa," jelasnya.

Bukit Maras sebagai puncak tertinggi di Pulau Bangka juga terkenal kental pada kisah-kisah berbau mistis.

Bahkan  ketika kebakaran yang melanda kawasan tersebut yang terjadi pada Oktober 2016 lalu juga diselimuti kisah mistis.

"Ada warga yang melihat tiga naga keluar dari Maras sebelum kebakaran," kata Kadus Buhir Desa Berbura Karnadi, ketika itu.

"Di tempat kita ada juga warga yang mimpi melihat Maras terbelah dua dan mengeluarkan api," lanjut Karnadi.

Menurutnya, saat kebakaran melanda kawasan lereng bukit Maras hingga dekat permukiman warga Dusun Buhir, warga melihat sosok ular naga yang seakan-akan mengejar manusia. "Naga itu seolah-olah mengejar manusia. Warga melihatnya jelas lengkap dengan mata dan kumisnya," ucapnya.

Selain adanya kisah penampakan naga di Bukit Maras, di kasawan tersebut juga ada kisah mistis lainnya.

Kawasan hutan konservasi bukit Maras yang terbakar pada Oktober tahu lalu itu, bagi masyarakat Pulau Bangka kaya akan mitos dan kisah mistis.

Saat kebakaran kian meluas ke pemukiman penduduk di Dusun Buhir Desa Berbura Riausilip Bangka, tepatnya di Bukit Pasir Putih, ada kisah tersendiri untuk bukit tersebut.

Warga setempat menyebutnya Bukit Pasir Putih lantaran sering melihat ada benda putih di bukit tersebut. "Sering ada penampakan benda putih atau orang nyebutnya atok putih," tambah seorang warga Buhir saat memantau kebakaran yang melanda Bukit Pasir Putih ketika itu.

Di Bukit Maras sendiri disebut-sebut ada benda ajaib bernama buluh perindu hingga hewan buas yang disebut cindai dan beragam mitos lainnya. Percaya atau tidak, tergantung keyakinan masing-masing (Posbelitung.co/Riki/Teddy//Iwan/Yuranda)


Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved