Wisata Belitung

Event Wisata Belitung Hingga April 2023, Ada Berage de Zwembad hingga Maras Taun Selat Nasik

Berdasarkan kalender event Belitung 2023 yang disusun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, ada beberapa even menarik

Editor: Kamri
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Wisatawan berlibur di Pulau Lengkuas, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung beberapa waktu lalu. Tradisi budaya dan sport tourism akan memeriahkan kalender event wisata Belitung 2023. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari) 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Berbagai event wisata akan berlangsung di Belitung sepanjang bulan Februari hingga April 2023.

Berdasarkan kalender event Belitung 2023 yang disusun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, ada beberapa even menarik pada sepanjang tiga bulan mendatang.

Wisatawan yang ingin bepergian ke Belitung setidaknya akan dapat menyaksikan tiga event wisata yang akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.

Diantaranya, ada Turnamen Golf Belitung Open Series 2023 (Seri 1) yang akan berlangsung pada 18 Februari 2023.

Selanjutnya ada Megatrush Enduro Legacu to Belitung Vol. 3. Kegiatan wisata ini akan dilaksanakan 18-19 Februari 2023.

Kemudian jangan lupa untuk menyaksikan event Berage de Zwembad. Even Berage de Zwembad akan dilaksanakan pada 25 Februari 2023.

Selanjutnya pada bulan Maret, wisatawan juga dapat menikmati Festival Pangkalalang IV.

Event wisata ini akan dilaksanakan 13-17 Maret 2023.

Event besar lainnya akan diselenggarakan pada bulan April 2023.

Sepanjang bulan ini, akan diselenggarakan even wisata yang sayang untuk dilewati.

Pada bulan April akan berlangsung Maras Taun Desa Selat Nasik, Beruah Massal dan Festival Jeramba Sungai Padang

Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung sebelumnya telah menyusun kalender event 2023 yang dapat menjadi panduan bagi wisatawan saat liburan di Negeri Laskar Pelangi.

Adyatama Kepariwisataan Dan Ekonomi Kreatif Muda Dispar Belitung, Prima Witri menyebutkan kalender ini memuat informasi bagi wisatawan mengenai kegiatan kepariwisataan sepanjang tahun.

Dengan demikian wisatawan bisa mendapatkan panduan hingga perencanaan kunjungan di waktu tertentu ke Belitung.

Event yang termuat dalam kalender event pariwisata ini merupakan acara yang digelar oleh kelompok masyarakat, desa, kecamatan serta beberapa organisasi perangkat daerah (OPD).

"Kalau acara dari dinas pariwisata, tahun ini ada Pesona Belitung Beach Festival dan pemilihan duta wisata kabupaten," katanya, Rabu (1/2/2023).

Pesona Belitung Beach Festival yang akan berlangsung pada 1-4 Juni 2023 juga menjadi bagian dalam Kharisma Event Nusantara.

Sementara Pemilihan Duta Wisata Kabupaten akan berlangsung pada Juli 2023 setelah pemilihan tingkat kecamatan rampung.

Dalam event yang diselenggarakan, ada kegiatan tradisi budaya seperti Maras Taun dan Muang Jong. Ada pula event berupa sport tourism yakni Belitung Beach Run 5k, Gowes Pesona Belitung, dan POPNAS Voli Pasir.

Ia berharap event kepariwisataan yang berlangsung di 2023 dapat berjalan lancar dan mampu memberikan kontribusi terhadap jumlah kunjungan serta memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku wisata dan masyarakat.

Potensi Wisata Belitung Berbasis Sumber Daya Hayati

Sementara itu, para peneliti yang juga dosen dan mahasiswa Departemen Biologi FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu melakukan riset pemanfaatan sumber daya hayati dalam pariwisata berkelanjutan dan terintegrasi.

Rangkaian riset United Kingdom-Indonesia Consortium for Interdiciplinary Sciences (UKICIS) - IPB ini akan berlangsung selama empat tahun hingga 2026 yang terbagi dalam tujuh kelompok penelitian atau working package (WP).

Koordinator Riset UKICIS IPB, Miftahudin menjelaskan penelitian yang dilakukan Departemen Biologi FMIPA mengangkat topik besarnya pariwisata berkelanjutan dan terintegrasi berdasarkan keanekaragaman hayati di Belitung.

Karena termasuk penelitian besar, tujuh ada grup yang dinamakan work package (WP) yang melibatkan dosen-dosen IPB dan dosen perguruan tinggi lain seperti ITB, UGM, dan UI.

"Kegiatan ini kami mulai dengan FGD dengan pemerintah daerah Belitung dan Belitung Timur. Tujuannya untuk menyamakan persepsi dan kesepahaman agar proyek ini bisa berlangsung baik," ujarnya, Kamis (26/1/2023).

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kearifan dan sumber daya hayati lokal serta ekosistem Pulau Belitung untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Serta menciptakan inovasi berbasis pemanfaatan kearifan dan sumber daya hayati lokal untuk menghasilkan produk-produk yang dapat meningkatkan pariwisata.

Juga memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan inovasi untuk menggerakkan perekonomian berbasis pariwisata berkelanjutan.

Penelitian UKICIS akan dilakukan di berbagai lokasi yang tersebar di Pulau Belitung. Masing-masing lokasi akan disesuaikan dengan fokus penelitian yang dilakukan dosen maupun mahasiswa IPB.

Masing-masing WP memiliki fokus penelitian yang berbeda. Ia merinci, WP 1 membahas pariwisata berbasis agrikultur, kehutanan, dan ekosistem laut. Lalu WP 2 fokus meneliti lebah, madu, dan propolis yang ada di Pulau Belitung yang ingin dikembangkan.

Selanjutnya WP 3 topik pembahasannya yakni mempelajari mikroba yang ada di lokasi eks tambang yang bisa dikembangkan.

Kemudian WP4 mengulik keanekaragaman hewan terutama hewan liar untuk mendukung pariwisata.

Apalagi Pulau Belitung memiliki wisata berbasis hewan liar endemik.

Kajian berikutnya dilakukan oleh WP 5 yang membahas tentang etnobiologi yaitu kearifan lokal yang biasa dilakukan oleh masyarakat, terutama fokus pada pemanfaatan tumbuhan obat untuk herbal.

Lalu WP 6 membahas meningkatkan manajemen limbah organik.

Sehingga tim tersebut akan mencoba mengkaji cara memanfaatkan limbah organik untuk bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik yang bisa mendukung pertanian dan lingkungan.

Sedangkan WP 7 akan membahas terkait carbon foot print and carbon active untuk pariwisata berkelanjutan.

Pariwisata Berbasis Pertanian, Kehutanan, dan Ekosistem Laut

Pemilihan Pulau Belitung sebagai lokasi riset dilatarbelakangi adanya kerjasama yang telah dilakukan dengan pemerintah Kabupaten Belitung.

Termasuk adanya dukungan IPB saat Geopark Belitong diajukan sebagai UNESCO Global Geopark.

Dilanjutkan kerjasama pemanfaatan limbah organik dengan dinas lingkungan hidup.

"Punya track record seperti itu, dan Belitung juga menggalakkan pariwisata, sehingga saya kira bagus melakukan penelitian di sana untuk mendukung pariwisata," jelasnya.

Dalam proses penelitian yang akan berlangsung hingga 2026, Miftah mengharapkan dukungan pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk pendampingan dan penghubung dengan masyarakat maupun pengelola destinasi wisata.

Termasuk dukungan penyediaan akomodasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian.

Di antara fokus penelitian yang akan berlangsung hingga 2026 yakni mengenai pariwisata berbasis pertanian, kehutanan, dan ekosistem laut.

"Kalau berwisata berbasis sumber daya hayati akan memberikan pengalaman baru, berbeda jika berwisata pantai, satu dua kali sudah bosan karena tidak ada yang berubah," kata Koordinator working package (WP) 1 UKICIS IPB, Triadiati.

Ia menjelaskan, dalam penelitian ini, timnya memiliki tiga bahasan, di antaranya pariwisata berbasis pertanian, yang akan menjadi mengkaji tentang lada yang merupakan komoditas khas Pulau Belitung.

Arah penelitian yang dilakukan pun bertujuan agar ada perkebunan lada yang dapat menjadi percontohan serta bisa dikemas sebagai aktivitas wisata.

Selanjutnya dalam riset mengenai hutan, pihaknya pun akan mengidentifikasi kekhususan hutan yang ada di Belitung dan Belitung Timur.

Seperti adanya hutan kerangas di Belitung Timur beserta spesifikasi ekosistemnya.

Kemudian pariwisata berbasis kekhususan laut dan pesisir, akan dicari ikan-ikan atau terumbu karang spesifik.

Begitu pula dengan kekhasan air tawar yang memiliki ikan endemik akan ditonjolkan ciri khas masing-masing kabupaten di Pulau Belitung.

Hasil akhir dari penelitian yakni mengembangkan kalender wisata bagi dua kabupaten ini.

Tri menjelaskan, dengan adanya kalender ini, misalnya, akan diketahui musim panen lada sehingga bisa menawarkan paket wisata panen pada kepada wisatawan.

"Juga misalnya wisata laut, kapan waktu terbaiknya," ujar dia.

Sejauh ini dari rangkaian riset yang dilakukan, baru dilakukan identifikasi target dan masih akan terus dilakukan kajian lebih lanjut.

Sementara itu, pada penelitian yang dilakukan berkaitan dengan wisata edukasi lebah, madu, dan propolis, koordinator WP 2, Rika Raffiudin menjelaskan potensi budidaya madu di Belitung dan Belitung Timur termasuk besar.

Apalagi jika melihat populasi lebahnya tinggi, wajar peternaknya banyak dan hasil yang tinggi.

"Makanya ketika digabung dan dikemas dengan wisata edukasi, ini menjadi potensi luar biasa. Bahkan saya terpikir membuat video pendek perjalanan lebah agar menjaga kelestarian alam," katanya.

Tim tersebut memulai riset pada 14-24 Januari lalu ke peternak lebah di tujuh kecamatan di Belitung Timur dan tiga kecamatan di Belitung.

Riset untuk mengetahui cara budidaya lebah, perkembangan ekonomi, permasalahan, dan awal mula peternakan lebah menggarap budidaya lebah sebagai sumber mata pencaharian.

Termasuk mengetahui jenis lebah teran yang ada di Belitung dan Belitung Timur yang diternakkan.

"Di Gantung saya ada wawancara responden, lebah terannya di kompleks perumahan, tanamannya bagus, sehingga lebahnya bisa ke mana-mana, selain lebah untuk melestarikan hutan, itu juga target kami, namanya urban bees dengan pemeliharaan lebah di pekarangan," jelasnya.

Selain fokus pada lebah, penelitian yang dilakukan juga berkaitan dengan tumbuhan yang bermanfaat sehingga peternak lebah dapat menyediakan makanan yang diperlukan untuk menghasilkan madu, polen, dan getah resin.

Penelitian tersebut melibatkan tim dosen yang terdiri dari dua dosen IPB fokus riset perlebahan, satu dosen IPB untuk riset tanaman, dan satu dosen Universitas Indonesia (UI) yang fokus meneliti propolis.

Di akhir penelitian, rencananya ada masing-masing satu tempat di Belitung dan Belitung Timur yang akan dijadikan demplot atau pusat pembelajaran untuk edu wisata lebah.

"Targetnya ini masuk dalam kalender pariwisata di Pulau Belitung. Dari hasil penelitian bisa ditampilkan dalam bentuk yang menarik sehingga bisa menjadi edukasi. Wisatanya dapat, edukasinya dapat," pungkasnya. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved