Berita Pangkalpinang
BKKBN Babel Terus Gaungkan Program KB, Istri di Bangka Belitung Banyak Pilih KB Suntik
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bangka Belitung terus mengaungkan program keluarga berencana (KB).
Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Kamri
Pencapaian peserta KB aktif, PA modern ada 166.619 orang, PA tradisional ada 1.483 orang dan PA MKJP ada 22.791 orang.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSI) Rona Pangkalpinang, dr M Brizain mengatakan, pemakaian alat kontrasepsi KB yang aman mesti sesuai dengan prosedur.
"Alat kontrasepsi itu kan macam-macam, ada yang hormonal, termasuk suntik, pil, dan implan. Kalau permanen ada juga atau hanya untuk mengatur jarak kehamilan, anak pertama kedua, bisa memilih kontrasepsi sesuai tujuan tadi. Kalau mau menunda atau karena ada penyakit tertentu tidak diperbolehkan hamil, bisa steril," ujar Brizain.
Dari berbagai jenis alat kontrasepsi KB, BKKBN Babel membeberkan KB suntik paling banyak diminati.
"Paling praktis, memang KB suntik, tapi perlu dilakukan pemeriksaan dulu, takutnya ada penyakit tertentu, hipertensi, dan gula darah. Kalau aman baru pakai hormonal. Kalau untuk jangka panjang, bisa pakai IUD, lebih bagus," katanya.
Baca juga: Belitung Timur Sabet Penghargaan dari Ombudsman RI, Zona Hijau Kepatuhan Standar Pelayanan Publik
Namun diingatkan pengguna alat kontrasepsi KB, tidak asal menggunakan jenis KB, harus dilakukan pemeriksaan terlebih dulu serta diharapkan sering berkonsultasi.
"Pemeriksaan awal pemakaian kontrasepsi, konsultasi dulu, diperiksa oleh dokter atau bidan, setelah pemakaian itu ya harus kontrol teratur, apa mau diteruskan, atau menimbulkan komplikasi sehingga harus dihentikan. Kalau tidak ada evaluasi, ketika jadwal suntik langsung disuntik, itu kurang bijak, maka perlu diperiksa dulu untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda komplikasi, kalau ada maka disarankan metode kontrasepsi lain," ungkap Brizain.
Ia menegaskan, KB bagi suatu keluarga memang dianjurkan, sebab hal ini bertujuan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
"Kalau jarak melahirkan minimal dua tahun, karena perhatian ke anak sebelumnya, untuk kesehatan ibunya, serta persiapannya cukup juga untuk sebelum hamil lagi. Untuk mendapatkan kehamilan yang baik dan generasi penerus yang berkualitas itu dimulai sebelum hamil, persiapan sel telurnya dan sel spermanya, ada istilah 1000 hari pertama kehidupan (HPK)," katanya. (s2)
Ketua Yayasan Ajak Alumni Bersama Membangun Kampus STIE Pertiba |
![]() |
---|
Harga dan Spesifikasi HP OPPO Find N2 Flip, Smartphone Lipat Terkecil dengan Layar yang Fungsional |
![]() |
---|
Mahasiswa Indonesia Berkesempatan Kuliah Satu Semester di Luar Negeri lewat Program IISMA |
![]() |
---|
95.556 Perempuan Sudah Menikah di Babel Lebih Pilih KB Suntik, Alasan Lebih Mudah dan Praktis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.