Berita Pangkalpinang

Sampah TPA Parit Enam Overload, 42 Kelurahan di Pangkalpinang Diharap Bisa Buat Bank Sampah Sendiri

Hingga saat ini, jumlah bank sampah yang masih aktif di Kota Pangkapinang kurang dari 10 bank sampah.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Novita
Bangkapos.com/Zulkodri
Ilustrasi bank sampah di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemkot Pangkalpinang meminta 42 kelurahan di Kota Pangkalpinang mengotpimalkan keberadaan bank sampah, agar dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA Parit Enam yang sudah melebihi kapasitas (overload). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Keberadaan bank sampah di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masih minim.

Hal ini pun menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Pangkalpinang agar jumlah bank sampah dapat ditingkatkan.

Hingga saat ini, jumlah bank sampah yang masih aktif di Kota Pangkapinang kurang dari 10 bank sampah.

Oleh sebab itu, Pemkot Pangkalpinang meminta 42 kelurahan di Kota Pangkalpinang mengotpimalkan keberadaan bank sampah, agar dapat mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam yang sudah melebihi kapasitas (overload).

"Bank sampah kita baru ada enam sampai saat ini, itu yang masih aktif," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang (DLH Pangkalpinang), Bartholomeus Suharto, kepada Bangkapos.com, Senin (27/2/2023).

Suharto menyebut, potensi keberadaan bank sampah di Kota Pangkalpinang cukup besar. Apabila masing-masing kelurahan dapat berinovasi menciptakan bank sampah sendiri, setidaknya sudah ada 42 bank sampah yang ada.

Belum lagi didukung dengan sejumlah kelompok yang sadar akan kebersihan dan pentingnya memilah sampah.

Dengan adanya bank sampah sendiri, pemilahan sampah akan terjadi sehingga mengurangi penumpukan sampah di lingkungan warga. Selain dapat mengurangi volume sampah, bank sampah juga dapat meningkatkan perekonomian warga.

"Potensi bank sampah kita cukup besar, dan harapannya semua kita bergerak. Kalau misalnya ada 42 kelurahan, setengah saja membuat sampah sudah ada 21 unit bank sampah dan sekarang baru enam. Belum lagi ditambah swasta," jelas Suharto.

Selain kelurahan dan kecamatan, pemkot akan mengikutsertakan para peserta didik dan satuan pendidikan untuk dapat memilah dan mengolah sampah yang dihasilkan. Terutama golongan sampah anorganik yang bisa didaur ulang.

Langkah pengolahan sampah itu didirikan, untuk mengedukasi peserta didik sekaligus warga sekitar, termasuk juga mereka yang berminat untuk mengelola sampah.

Pasalnya, mereka yang mampu mengepul sampah-sampah yang bisa didaur ulang, penghasilan sehari bisa menghasilkan jutaan rupiah.

Bahkan untuk mendirikan bank sampah tidak perlu dalam skala besar. Bisa dimulai dari tingkat RT/RW, bahkan di beberapa kelurahan sudah ada yang maju bank sampahnya.

"Mengingat pentingnya mengolah sampah, kami minta lurah, camat, guru serta siswa-siswa di Pangkalpinang mohon kerja samanya. Ini penting untuk kembali mengingatkan gerakan pemilahan sampah dan juga bank sampah," tuturnya.

Suharto mengatakan, pihaknya siap membantu dan memfasilitasi masyarakat yang hendak membuka bank sampah di setiap kelurahan maupun kecamatan. Berkaca dari beberapa daerah, program bank sampah sendiri cukup efektif untuk pengurangan sampah yang dibawa ke TPA.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved