Traveling

Wisata Religi, Peziarah dari Malaysia pun Datang ke Makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah

Gesekan daun bambu yang digerakkan angin mengiringi perjalanan Tim Tribun ke tempat peristirahatan terakhir Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah

istimewa
Jalan menuju makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah.(Tribunjabar/Yudha Maulana) 

Hal itu bisa dilihat dari peziarah yang datang dari berbagai daerah. Tak hanya dari kawasan Bandung Raya, bahkan peziarah dari Malaysia pun pernah datang ke sana. "Banyaknya yang datang itu malam Senin atau malam Jumat," katanya.

Dalam rute menuju makam Eyang, peziarah akan melewati sebuah jalur yang di kiri dan kanannya terlihat kedua sungai tersebut dari ketinggian 30 meter.

"Di sini juga ada mushala sebelum menuju makam Eyang, air untuk berwudhunya berasal dari mata air dan sering juga dipakai warga, jika air sungai Cisondari keruh akibat hujan besar," katanya.

Disarankan, ucap Utar, bagi peziarah untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum memasuki makam dan dilarang merokok.

"Berwudhu agar doanya lebih mustajab dikabulkan oleh Allah dan dilarang merokok karena masa, saat orang lain berdoa, ada yang merokok, ini bentuk penghormatan saja," katanya.

Secara geografis, lokasi makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah berada di punggungan bukit yang diapit oleh dua sungai besar, yakni Sungai Cisondari dan Sungai Ciwidey yang aliran sungainya berasal dari lereng Gunung Patuha.

Di sekitar lokasi makam Eyang, tepatnya berdekatan dengan Makam Eyang Kumis Bereum terdapat sebuah gua. Masyarakat sekitar menyebutnya Gua Hawu karena bentuknya seperti tungku.

Mitosnya, tempat tersebut bisa memberikan gambaran kesuksesan seseorang di masa depan dengan masuk ke gundukan batu berbentuk gua yang dari pintu masuk ke keluarnya hanya berjarak tiga meter dan memiliki tinggi sekitar 120 centimeter.

"Itu hanya untu menambah keyakinan saja kepada Allah, bahwa sesuatu yang gaib itu ada, karena saat mask ke dalam gua, proses masuknya itu berbeda-beda, ada yang lancar ada yang kesulitan," katanya.

Jika berangkat dari Bandung, ada angkutan umum berupa elf jurusan Leuwipanjang-Ciwidey atau Soreang-Ciwidey. Turunlah di Pasirjambu, di sana ada penanda dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang menunjukkan jarak ke lokasi makam Eyang.

Peziarah akan menyusuri jalan bekas rel jurusan Bandung-Ciwidey yang telah dicor agar bisa dilewati kendaraan bermotor.

Jalan setapak pun dari gerbang ke makam pun baru dibuat pada 2004 silam, sebelumnya peziarah harus memutar ke arah barat. "Sebelumnya sederhana, merintis sedikit-sedikit agar semakin nyaman untuk peziarah," katanya.

Nah bagi anda yang ingin berwisata religi, silahkan ke tempat ini. Selamat mencoba ! (Posbelitung.co/Tribunjabar.id/Yudha Maulana)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Eyang Dalem Sang Adipati Kertamanah, Pendakwah yang Mengajarkan Bertani dan Berdagang, https://jabar.tribunnews.com/2017/06/07/eyang-dalem-sangadipati-kertamanah-pendakwah-yang-mengajarkan-bertani-dan-berdagang?page=all

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved