Berita Belitung

Tujuh Temuan Kasus HIV/AIDS di Belitung di Awal 2023, Didominasi Pria

Dalam rentang 2009-2022 terdapat 332 kasus HIV/AIDS. Sedangkan di awal tahun 2023 ini saja telah ditemukan tujuh kasus baru HIV/AIDS. 

IST/Dok KPA Belitung
KPA Belitung saat melakukan penyuluhan HIV/AIDS beberapa waktu lalu. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kasus HIV/AIDS di Belitung mengalami peningkatan jumlah kasus baru. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung sepanjang 2022 ditemukan 33 kasus baru, meningkat dibanding tahun sebelumnya yakni sebanyak 25 kasus baru.

Dalam rentang 2009-2022 terdapat 332 kasus HIV/AIDS. Sedangkan di awal tahun 2023 ini saja telah ditemukan tujuh kasus baru HIV/AIDS. 

"Dari kasus yang terjadi memang didominasi oleh laki-laki," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Belitung, Robi pada Selasa (7/3/2023). 

Kasus HIV/AIDS, jelas Robi, ibaratkan fenomena gunung es. Artinya, jumlah kasus yang terdeteksi lebih sedikit ketimbang jumlah kasus yang sebenarnya terjadi. Lantaran penyakit ini erat kaitannya dengan stigma negatif dan diskriminasi sosial. 

Padahal penularan tidak semudah yang dibayangkan. KPA Belitung pun kerap mengedukasi masyarakat agar menjauhi penyakitnya, bukan orangnya. 

Dia menjelaskan, meningkatnya temuan kasus baru bisa disebabkan tingginya kesadaran kelompok berisiko untuk memeriksakan diri. KPA Belitung juga rutin melakukan screening setiap enam bulan sekali dengan melibatkan pihak terkait. 

"Screening itu belum positif, karena ada tiga tahap. Jika hasil screening pertama reaktif dapat dirujuk ke rumah sakit dan dua kali tes, jika semua hasilnya reaktif baru dapat dikatakan positif HIV/AIDS," jelasnya. 

Semakin awal screening dilakukan, maka semakin cepat pengobatan. Saat ini pun ada 123 orang yang rutin mengonsumsi ARV (antiretroviral) untuk menjaga imun tubuh agar dapat tetap produktif. 

Dalam mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS, KPA Belitung melakukan upaya promotif dan preventif dengan kegiatan penyuluhan dan edukasi.

Kegiatan tersebut menyasar pada populasi kunci seperti komunitas LPL (lelaki penyuka lelaki), waria, warga binaan di lapas, serta di panti pijat dan tempat hiburan malam (THM).

"Dalam pencegahan HIV/AIDS, kami juga punya program STOP, yaitu suluh, temukan, obati, dan pertahankan. Artinya ikuti penyuluhan, lakukan screening di puskesmas untuk deteksi bagi orang yang berisiko, segera obati, dan terus konsisten mengonsumsi obat," jelasnya. 

Ia mengimbau agar orang yang berisiko dapat memeriksakan diri di fasilitas layanan kesehatan. Untuk pemeriksaan dan hasilnya pun dijamin kerahasiaannya. 

Langkah pencegahan penularan HIV/AIDS harus dilakukan dengan tidak melakukan seks bebas, bersikap setia dengan pasangan, memakai alat kontrasepsi, dan menghindari pemakaian narjoba suntik. Juga ikut dalam edukasi serta penyuluhan tentang HIV dan AIDS.

(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari) 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved