Berita Pangkalpinang

Listrik Padam Bertepatan Saat Ramadhan, MABMI KBB Datangi PLN UIW Babel

Para pengurus MABMI KBB pun terus melontarkan berbagai pertanyaan terkait atas sering terjadinya pemadaman listrik di Bangka Belitung.

Penulis: Riki Pratama |
Istimewa
Pengurus Wilayah Majlis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (KBB) yang diketuai oleh Datuk Marwan Alja’fari DPMP mendatangi kantor PT PLN Babel pada Jumat (24/3/2023). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Pengurus Wilayah Majlis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (KBB) mendatangi Kantor PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung (Babel), Jumat (24/3/2023).

Pengurus Wilayah MABMI KBB yang diketuai oleh Datuk Marwan Alja’fari DPMP ini mempertanyakan pemadaman listrik bergilir kembali terjadi di Provinsi Babel.

Mirisnya pemadaman listrik terjadi hampir setiap tahun dan selalu bertepatan dengan bulan suci Ramadhan umat muslim. 

Datuk Marwan Alja’fari DPMP sangat menyayangkan, sebab, insiden pemadaman listrik yang terjadi hampir setiap tahun dan selalu bertepatan pada saat bulan suci Ramadhan.

Ia menambahkan, saat ini penduduk di  Kepulauan Bangka Belitung berjumlah sekitar 1,46 juta jiwa, yang terdiri dari 1,31 juta beragama Islam, berarti sekitar 89,99 persen itu beragama Islam atau orang melayu. 

"Mengapa pemadaman atau mati lampu setiap ramadhan tiba, apakah PLN perusahaan negara yang anti Islam," tanyanya, saat berdialog dan beraudensi dengan PT PLN UIW Babel pada Jumat (24/3/2023), dalam rilis yang diterima Bangkapos.com, Jumat (24/3/2023).

Dihadapan pihak PLN, para pengurus MABMI KBB pun terus melontarkan berbagai pertanyaan terkait atas sering terjadinya pemadaman listrik di KBB.

Seperti, langkah-langkah atau strategi yang akan dilakukan pihak PLN dalam mengantisipasi terhadap sistem interkoneksi kabel bawah laut antara Sumsel - Bangka, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi pemadaman bergilir di Babel.

Tak hanya itu, Pelayanan PLN terhadap masyarakat dirasakan kurang optimal, menurut MABMI KBB, dengan sering terjadinya pemadaman listrik dari PLN.

Maka banyaknya keluhan dari masyarakat yang mengeluhkan rusaknya peralatan elektronik dan segala aktivitas di masyarakat terganggu yang berdampak terhadap penurunan ekonomi masyarakat. 

"Apakah KBB akan menjadi provinsi yang tergantung dengan Sumsel, kalau Sumsel rusak PLN nya maka Provinsi KBB akan ikut menanggung menderita atau mati listrik", tuturnya. 

Selain itu, Mambi KBB pun menyikapi terhadap perencanaan teknologi PLN terkait robohnya lima tower transimisi interkoneksi kabel bawah laut Sumatra-Bangka. 

"Bagaimana perencanaan kekuatan teknologi PLN yang menggunakan kabel bawah laut, kalau ada cuaca ektrim, tower langsung roboh. Berarti kekuatan perencanaan kekuatan teknologinya tidak diperhitungkan dari awal," terangnya. 

"Bagaimana tanggung jawab PLN terhadap rusaknya perabotan elektronik para konsumen apakah PLN membiarkan begitu saja tanpa merasa bersalah. Begitu juga dengan ikan hias," lanjutnya.

Jadwal pemadaman secara bergilir yang diedarkan pihak PLN pun menjadi sorotan Mabmi Bangka Belitung.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved