Mudik 2023

Masa Mudik Lebaran di Bangka Belitung Berpotensi Hujan

Berdasarkan prakiraan BMKG, potensi hujan dengan intensitas lebat terjadi di enam wilayah selama periode 15-21 April.

Penulis: Suhendri CC | Editor: Novita
Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkalpinang, Kurniaji. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprakirakan, meskipun tidak masuk dalam kategori cuaca ekstrem, wilayah Kepulauan Bangka Belitung tetap berpotensi dilanda hujan sepanjang arus mudik Lebaran 2023, tepatnya 15-21 April. 

Bahkan, Negeri Serumpun Sebalai masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sampai awal Mei 2023.

Demikian disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkalpinang, Kurniaji, Rabu (12/4/2023). 

"Hujan ringan hingga sedang tersebut diprakirakan terjadi merata di seluruh wilayah Bangka Belitung tanpa terkecuali," kata kurniaji.

Kurniaji menambahkan, tinggi gelombang di perairan Selat Bangka, Selatan Bangka, dan utara Bangka diprakirakan masih relatif kondusif dengan ketinggian 0,1-1 meter. 

Adapun ketinggian gelombang di perairan Selat Gelasa dan Selat Karimata diprediksi mencapai ketinggian maksimal 1,5- 2 meter. 

Tinggi gelombang 1,5- 2 meter tersebut tidak terlalu berbahaya bagi angkutan penyeberangan seperti kapal roro, tetapi perlu diwaspadai oleh nelayan ketika hendak beraktivitas.

"Lalu, kondisi cuaca di bandara juga relatif kondusif dan belum ada laporan terkait pembatalan ataupun keterlambatan aktivitas penerbangan yang diakibatkan oleh faktor cuaca. Kondisi ini diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir April nanti," ujar Kurniaji.

"Untuk pelabuhan dan bandara agar update informasi cuaca terkini dari BMKG sebelum memulai aktivitas pelayanan kepada masyarakat. Memberitahukan kepada BMKG pada kesempatan pertama jika di lokasi pelabuhan terjadi perubahan cuaca yang bersifat tiba-tiba dan dirasa signifikan berdampak pada aktivitas pelayaran," tuturnya.

Tingkatkan kewaspadaan

Sementara itu, melansir Kompas.com, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengimbau kepada para pemudik untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran

Pasalnya, BMKG memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah sepanjang masa mudik Lebaran 2023.

"Kami mengimbau kepada seluruh pemudik, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem selama arus mudik," kata Dwikorita dalam siaran pers, Senin (10/4/2023).

Berdasarkan prakiraan BMKG, potensi hujan dengan intensitas lebat terjadi di enam wilayah selama periode 15-21 April. 

Wilayah tersebut, yakni Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Papua. 

Sementara itu, daerah lainnya yang perlu ditingkatkan kewaspadaannya yakni Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Barat.

"Untuk periode 22-28 April, daerah merah (potensi hujan lebat) masih relatif sama yaitu di Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Kemudian daerah merah untuk arus balik 29 April-5 Mei yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua," jelas Dwikorita.

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia tengah memasuki masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi. 

Beberapa waktu yang lalu BMKG juga telah memprediksi musim kemarau akan lebih awal terjadi pada bulan April meliputi wilayah Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur.

Adapun wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian Selatan, Papua bagian Selatan.

Dwikorita menyebutkan, saat peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini, arah angin bertiup sangat bervariasi sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. 

"Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam," tuturnya.

Dwikorita menyebut awan kumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas. 

Menjelang sore hari, awan akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin. 

"Kondisi ini juga yang menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor," ucapnya. (w6/kompas.com)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved