Profil Tokoh

Biodata Wiranto, Pendiri Hanura yang Kini Keluar dari Partainya: Sistem Navigasinya Berubah

Saya dengan satu dan lain hal terpaksa melepaskan Hanura, sistem navigasinya berubah, maka saya melepaskan Partai Hanura. Tapi, itu pengalaman yang.."

|
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto 

POSBELITUNG.CO -- Mantan Ketua Umum Partai Hanura sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Wiranto, mengungkapkan alasan dirinya keluar dari partai Hanura.

Seperti diketahui, Wiranto lah yang mendirikan Hanura

Bagi Wiranto, mendirikan Hanura merupakan pengalaman yang sangat berharga semasa hidupnya. Namun, Wiranto harus melepasnya.

"Saya dengan satu dan lain hal terpaksa melepaskan Hanura, sistem navigasinya berubah, maka saya melepaskan Partai Hanura."

"Tapi, itu pengalaman yang berharga untuk saya," kata Wiranto saat berada di kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/5/2023), dikutip dari TribunJateng.com.

Kemudian, Wiranto juga menyinggung soal kader Hanura terkait hasrat mereka di dunia politik.

Ia pun mengarahkan para kadernya yang agamis dan Islam agar berlabuh ke PPP.

Sementara, bagi yang cenderung memiliki dasar nasionalisme, memilih bergabung dengan Gerindra.

Baca juga: Zulfani Pasha, Pemeran Ikal Laskar Pelangi Ngaku Salah, Minta Maaf ke Rakyat Belitung dan Indonesia

Baca juga: Aisiah Sinta, Sosok Wanita yang Jatuh dari Lift Bandara Kualanamu, Ditemukan Tewas setelah 3 Hari

Baca juga: Daftar Lengkap Harga HP OPPO Terbaru Mei 2023, dari OPPO A Series, Reno Series hingga Find X Series

Lantas seperti apa sosok Wiranto mantan Ketua Umum Partai Hanura?

Jenderal TNI (Purn) Wiranto adalah politikus Indonesia dan tokoh militer Indonesia.

Jenderal TNI (Purn) Wiranto saat memberikan arahan pada acara silaturahim dan halalbihalal di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5/2023). Dalam acara tersebut Wiranto menyerahkan daftar kader-kader binaannya yang potensial kepada PPP.
Jenderal TNI (Purn) Wiranto saat memberikan arahan pada acara silaturahim dan halalbihalal di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5/2023). Dalam acara tersebut Wiranto menyerahkan daftar kader-kader binaannya yang potensial kepada PPP. (WARTA KOTA/YULIANTO)

Wiranto lahir di Jogjakarta pada tanggal 4 April 1947 dari pasangan RS Wirowijoto dengan istrinya yang bernama Suwarsijah.

Diketahui, ayah Wiranto berkerja sebagai seorang guru sekolah dasar sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Saat Wiranto berusia satu bulan, dia dibawa orang tuanya pindah ke Surakarta karena terjadi agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta.

Di Surakarta, Wiranto menyelesaikan sekolahnya hingga dia lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta.

Setamat SMA, Wiranto melanjutkan studinya dengan masuk ke Akademi Militer Nasional dan lulus pada tahun 1968.

Nama Wiranto mulai menarik perhatian publik saat dia dipercaya untuk menjadi ajudan Presiden Soeharto.

Perjalanan karier seorang prajurit tidak terlepas dari faktor dedikasi dan kemampuannya. Demikian halnya karier Wiranto kian menanjak tatkala ABRI memberi kepercayaan kepadanya menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993). Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.

Baca juga: Biodata Terbaru Ruben Onsu, Nama Anak, Pendidikan, Akun Media Sosial, dan Penghargaan

Baca juga: Penembak di MUI Ngaku Wakil Nabi Muhammad, Ketua MUI Pastikan Kalangan Internal Tak Kenal Pelaku

Baca juga: Biodata Kompol Zulkarnain, Kasat Narkoba di Deli Serdang Disorot Gegara Anak Aniaya Mahasiswa UISU

Dalam pendidikan pengembangan spesialisasi, Wiranto mengikuti Sussar Para (1968), Susjur Dasar Perwira Intelijen (1972), dan Suspa Binsatlat (1977).

Beliau mencapai prestasi sangat memuaskan sebagai Siswa Terbaik.

Berkat dedikasi dan kemampuannya, ABRI memberikan kepercayaan kepada Wiranto untuk menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993).

Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.

Karier Wiranto terus menanjak dengan jabatan yang dipangkunya sebagai Kasdam Jaya (1993), lalu dipromosikan menjadi Pangdam Jaya (1994).

Karir beliau melejit lebih tinggi setelah beliau menjabat sebagai Pangkostrad pada tahun 1996.

Pengalaman sebagai Pangkostrad selama 15 bulan membuat beliau dipercaya menjadi Direktur Latihan pada ‘Latihan Gabungan ABRI 1996’.

Dinilai baik, Wiranto kemudian diangkat menjadi Kepala Staff TNI Angkatan Darat (Kasad) pada 1997.

Setelah menjadi ajudan presiden, karier militer Wiranto semakin meningkat ketika dia dipromosikan menjadi Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, hingga menjadi KSAD. Pada bulan Maret 1998, Presiden Soeharto kembali menunjuk Wiranto, kali ini untuk menjadi Pangab (sekarang disebut Panglima TNI).

Baca juga: Biodata Aming Sugandhi, Aktor Sekaligus Aktor yang Dikenal Nyentrik Kini Telah Hijrah

Baca juga: Biodata Isyana Sarasvati, Penyanyi yang Dijuluki Pelawak ini Didiagnosis Idap Lupus

Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP OPPO Find N2 Flip Varian 8/256GB, 12/256GB dan 16/512GB

Kala itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional dari Presiden Soeharto ke Presiden BJ Habibie. Posisi Wiranto ini tetap dipertahankan hingga era Presiden BJ Habibie.

Dengan adanya pemisahan Polri (Kepolisian Negara RI) dari organisasi ABRI pada 1 April 1999 dan sebutan ABRI pun berubah menjadi TNI, sejak itu jabatannya menjadi Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Tentara Nasional Indonesia.

(Menhankam/Panglima TNI). Setelah SU MPR 1999, Wiranto ditunjuk oleh Presiden RI sebagai Menko Polkam. Beliau mengemban jabatan ini hingga Mei 2000, saat beliau menyatakan mundur dari jabatannya.

Setelah pensiun dari militer, Wiranto mencoba berkarier ke dunia politik. Di awal-awal tahun Reformasi,pada 2004, Wiranto melaju sebagai kandidat presiden dari Partai Golkar berpasangan dengan Salahudin Wahid. Wiranto maju capres setelah memenangkan konvensi capres yang digelar Partai Golkar.

Namun pasangan ini kalah dalam Pemilihan Presiden yang dimenangi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf
Kalla.

Pada pilpres 2009, dia kembali ikut bertarung, tapi sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Jusuf Kalla. Hasilnya tetap belum memuaskan.

Setelah Pemilu Legislatif 2009, tepatnya pada 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla (Capres Partai Golkar), mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan capres-cawapres yakni Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura.

Tahun 2014, Wiranto kembali ikut dalam daftar Capres, bergandengan dengan Hary Tanoesoedibjo, Pasangan capres dan cawapres ini dikenal dengan nama WINHT dengan partai pengusung PARTAI HANURA.

Biodata Wiranto

Nama Lengkap : Wiranto

Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, Jumat, 4 April 1947

Orangtua: RS Wirowijoto ( ayah ) dan Suwarsijah ( ibu )

Istri : Hj. Rugaiya Usman, SH

Anak: Amalia Sianti; Maya Wiranto, dan Zainal Nur Rizky

Pendidikan:

  • SMA Negeri 4 Surakarta (1964)
  • Akademi Militer Nasional (1968)
  • Sekolah Staf dan Komando TNI AD (1984)
  • Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara (1995)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer (1996)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer (1996)
  • STIE IPWIJA, Magister Manajemen (2006)
  • Universitas Negeri Jakarta, Doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (2013)

Jabatan Pemerintahan

  • Menteri Pertahanan Keamanan (1998–1999)
  • Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (1999–2000)
  • Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (2016–2019)
  • Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (2019–sekarang)

(*)

 

 

 

"Saya tanya mereka apakah masih punya hasrat untuk berjuang di perpolitikan nasional?"

"Ternyata siap kalau ada perintah, tapi saya bilang jangan berdasarkan perintah, tapi secara demokrasi," ujarnya.

"Ternyata memang yang cenderung basic nasionalism memilih Gerindra."

"Teman-teman yang lebih banyak bernapaskan agamis, Islam, saya serahkan untuk bisa berkiprah di PPP. Tadi siang saya serahkan ke Pak Mardiono," lanjutnya.

Wiranto Berkunjung dan Mengantarkan Mantan Kader Hanura ke Prabowo Subianto

Wiranto berkunjung ke kediaman Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, di Hambalang, Bogor, Senin (1/5/2023).

Kunjungan Wiranto ini juga sebagai kunjungan balasan dimama sebelumnya Prabowo bersilaturahmi ke Wiranto saat Lebaran 2023.

Dalam kunjungannya tersebut, Wiranto juga menyerahkan ratusan kader yang dulu memiliki potensial di Hanura untuk bergabung ke Gerindra.

Wiranto juga mengatakan ia tidak berhenti berjuang untuk kader-kader yang memiliki prinsip nasionalisme.

"Saya tidak berhenti berjuang. Kader-kader yang memiliki prinsip nasionalisme, pilih partai Gerindra. Yang agamis saya serahkan ke PPP."

"Saya ingin supaya kader-kader terbaik tidak berhenti berjuang. Terima kasih Prabowo Subianto menerima kader-kader yang potensial ini," kata Wiranto, Senin (1/5/2023), dikutip dari Pos-Kupang.com.

Hal itu pun mendapat respons positif dari Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

"Bapak Wiranto dan kawan-kawan, kami sangat gembira, sangat senang. Kami ingin mengajak semua potensi untuk bisa bekerja sama."

"Welcome Bapak-bapak kader-kader yang potensial yang baik, tentu sangat terbuka, sangat welcome, syukur-syukur Bapak, saya lihat Bapak sudah pakai baju putih," balas Prabowo.

Prabowo juga menegaskan bahwa ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Wiranto.

"Karena Bapak didaulat, saya pikir penting, Pak, sudah cukup Pak, pengalaman, selalu apa namanya itu, selalu diadu-adu, ini saya kira kalau saya dan Bapak muncul, apalagi muncul di panggung yang sama, itu sejuk Pak. Jangan suruh Prabowo nyanyi, kalau Pak Wiranto harus. Terima kasih Pak," pungkasnya.

Wiranto juga Menyerahkan Mantan Kadernya ke PPP

Diketahui, Wiranto juga menyerahkan sekitar 100 mantan kadernya di Hanura ke Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono.

Wiranto mengatakan orang-orang tersebut memiliki kualitas untuk memenangkan partai pada Pemilu 2024 mendatang.

"Terdapat 100 orang lebih yang saya kira punya potensi terus berjuang dalam politik. Saya ajak berbincang dan pilihannya jatuh di PPP," ucap Mantan Panglima TNI, Wiranto, Senin (1/5/2023).

Nama-nama itu adalah mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) Irjen Purn Darmawan, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Apriansyah, dan seorang pemilik rumah produksi penyiaran Winyono Imam S.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved