Berita Pangkalpinang

Kasus HIV di Pangkalpinang Tahun 2022 Terbanyak dalam Empat Tahun Terakhir, Ini Penyebabnya

Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Pangkalpinang pada tahun 2022, menjadi yang terbanyak dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Novita
Darwinsyah/Bangkapos.com
Ilustrasi HIV/AIDS. Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Pangkalpinang pada tahun 2022, menjadi yang terbanyak dibandingkan dua tahun sebelumnya. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Pangkalpinang pada tahun 2022, menjadi yang terbanyak dalam empat tahun terakhir.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, di tahun 2022, kasus HIV di Kota Pangkalpinang terbanyak hingga 107 orang (78 orang laki-laki dan 29 orang perempuan) dan kasus AIDS 7 orang (5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan).

Sebelumnya di tahun 2020, kasus HIV di Pangkalpinang sebanyak 34 orang (22 orang laki-laki dan 13 orang perempuan), dengan kasus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) 5 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

Kemudian tahun 2021 kasus HIV sebanyak 35 orang (22 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, dengan kasus AIDS satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.

Jumlah kasus menurun di tahun 2023, di mana kasus HIV menjadi 30 orang (laki-laki 21 orang dan 9 orang perempuan) dan nol kasus AIDS.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang dr Masagus M Hakim, mengungkapkan, pada tahun 2022 memang terjadi peningkatan yang paling tinggi selama empat tahun terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, dr Masagus M Hakim
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, dr Masagus M Hakim (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Kata Hakim, hal ini disebabkan oleh skrining (penyaringan) terhadap kasus HIV masif dilakukan pada tahun 2022, sehingga banyak kasus baru yang ditemukan.

"Tahun 2022 kami banyak mobile ke lapangan, terutama ke komunitas perilaku berisiko, karena skrining ini kami aktifkan kembali setelah dua tahun stagnan karena pandemi Covid-19," jelas Hakim, Senin (26/6/2023).

Dia menyebut, penularan kasus HIV masih terus terjadi. Upaya eliminasi HIV atau AIDS menghadapi kendala akses pengobatan bagi orang dengan HIV.

Menurutnya, perlu jaminan layanan pengobatan bagi orang dengan HIV dan AIDS dan edukasi bahaya penularan untuk menghambat penambahan kasusnya.

"Upaya yang kami lakukan pemeriksaan pada kelompok berisiko, penyediaan layanan pengobatan di puskesmas dan rumah sakit (RS), KIE kesehatan pada keluarga berisiko, anak remaja dan masyarakat umum. Pembentukan klinik PDP di 7 puskesmas, kemudian penyedian logistik pemeriksaan dan obat yang sesuai standar," jelasnya.

Hakim mengatakan, penyebab utama kasus HIV memang terbanyak disebabkan oleh hubungan lelaki seks lelaki.

"Penyebab utama kasus HIV memang LSL, seks bebas, dan tidak ada kasus dari penggunaan jarum suntik," bebernya.

Infeksi HIV atau AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Maka dari itu, infeksi HIV atau AIDS ini cukup berbahaya dan harus diwaspadai oleh siapapun sedini mungkin.

"Hubungan seksual diketahui sebagai cara penularan HIV atau AIDS yang paling sering terjadi. Karena itulah, salah satu cara mencegah HIV atau AIDS adalah dengan melakukan hubungan seksual secara aman, seperti menggunakan kondom," terangnya.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved