Traveling

Wisata Alam Bangka Belitung, Yuk Sejenak Telusuri Sungai Jeruk dan Sungai Upang

Bagi para mancing mania atau yang hobi memancing, tentu spot seperti ini yang sangat dicari. Spot tersebut juga merupakan destinasi wisata alam.

Bangkapos.com/Alza Munzi
Satu spot memancing ikan air tawar di aliran Sungai Jeruk Desa Kemuja Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka 

POSBELITUNG.CO -- Bagi para mancing mania atau yang hobi memancing, tentu spot seperti ini yang sangat dicari. Spot tersebut tak hanya bisa dijadikan sebagai lokasi penyalur hobi namun merupakan destinasi wisata alam.

Di kawasan ini hidup berbagai populasi ikan loh. Berikut ulasannya.

1. Ikan Tapah

Mungkin tidak semua orang mengenal atau tahu pada Ikan Tapah. Hewan jenis ikan duri air tawar family siluridae itu hanya dapat ditemui pada sungai tertentu saja, antara lain Sungai Jeruk Kecamatan Puding Besar (Pubes) Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Ikan ini sering dikonsumsi oleh warga lokal karena dagingnya tergolong gurih.

Baca juga : Destinasi Wisata Paling Angker di Indonesia, Kisahnya Bikin Merinding

Memiliki kumis pada bagian moncong, seperti ikan duri kebanyakan. Sedangkan tubuhnya berkulit agak licin seperti sepeti ikan lele.

Bentuk tubuh menipis mulai ujung perut hingga ke bagian ekor, menyerupai pisau, seperti Ikan Belida. Bobot ikan dewasa beratnya bisa mencapai belasan hingga puluhan kilogram.

Bahkan pada sungai-sungai besar di daerah tertentu di Indonesia, ikan ini bisa sepanjang hampir tiga meter atau boleh dibilang seukuran perahu kole. Ikan itu biasanya berwarna gelap, hitam, coklat dan kadang bercorak putih atau kekuningan.

Baca juga : Wisata Pantai Pulau Belitung, Jangan Lupa Kunjungi Destinasi yang Sangat Indah

Sedangkan di Sungai Jeruk (antara Desa Tanah Bawah, Nibung dan Labu) Kecamatan Pubes Bangka, ikan ini paling hanya berukuran bobot belasan kilogram saja.

Tapi sayang, kini populasi ikan lokal yang dimaksud sudah sulit ditemui. Para pemancing ikan di Sungai Jeruk mulai susah mendapatkan spesies yang kadang disebut sebagai 'Ikan Purba' itu.

Keberadaan Ikan Tapah di sungai ini nyaris langka, tak seperti dulu lagi. "Ikan Tapah Sungai Jeruk mulai langka (khusus Kecamatan Pubes). Padahal Ikan Tapah cuma ada (dominan) di Sungai Jeruk. Di sungai lain tidak ada (jarang ditemukan)," kata Ismir R, yang ketika itu menjabat Camat Puding Besar, beberapa waktu lalu.

Penyebab langkanya ikan ini menurut Ismir, karena berbagai faktor. Satu di antara penyebabnya karena di sungai yang sama hidup ikan lain, yang menjadi predator utama.

"Banyak faktor (penyebab langka), salah satu karena Ikan Tapah kalah sama Ikan Toman (predator utama di sungai ini). Jadi dak kudek besak Tapah e (sebelum besar ikan Tapah mati dimakan Ikan Toman)," kata Ismir.

Baca juga : Wisata Pantai Pulau Belitung, Mengintip Surga Kecil Negeri Laskar Pelangi

Padahal Ikan Tapah katanya, merupakan sumber protein bagi warga lokal di Desa Tanah Bawah, Desa Nibung, Desa Labu dan warga lainnya. "Sering dikonsumsi masyarakat. Paling enak kalau ukuran 3 kg ke atas, dimasak lempah (kuning)," kata Ismir.

Beberapa tahun silam, para pemancing ikan atau nelayan lokal masih sering mendapatkan Ikan Tapah ukuran jumbo, hingga belasan kilogram atau lebih. Tapi saat ini para pemancing paling hanya mendapatkan ikan itu ukuran kecil saja.

"Dulu pernah sekitar Tahun 2012 pemancing dapat ukuran Ikan Tapah 17 Kg, langsung laku terjual di sungai itu, tidak sempat dijual ke luar kampung. Tapi sekarang paling cuma dapat ukuran di bawah sekilo (bobot tak sampai 1 Kg)," keluh Ismir.

Ikan Tapah selain untuk konsumsi, juga kadang dijadikan sebagai ikan hias. Namun khusus untuk ikan hias, Ikan Tapah yang dipilih ukuran atau bobot kecil, sekitar tiga jari. Ismir mengaku belum ada upaya secara nyata untuk pelestarian ikan ini agar tak punah.

"Saat ini secara nyata belum ada upaya pelestariannya. Dulu pernah terdengar ada warga mencoba membesarkan (budidaya), cuma tidak tahu berhasil atau tidak," katanya ketika itu.

"Saya menyarankan agar apabila masyarakat dapat (memancing/jaring) Ikan Tapah ukuran kecil, sebaiknya dlepaskan kembali ke sungai supaya bisa besar dan beranak-pinak," kata Ismir seraya berharap pihak terkait melakukan penelitian pada Ikan Tapah agar spesies itu gampang dibudidayakan.

Sementara itu tak hanya di Sungai Jeruk, tapi masih ada spot mancing yang aduhai, di antaranya di Sungai Upang.

Sungai ini sebagian masuk Wilayah Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar. Aliran sungai cukup panjang hingga menembus beberapa desa di sekitarnya.

Baca juga : Wisata Pantai Belitung, Objek Pulau-pulau Kecil Kini Semakin Tebar Pesona

Di sungai ini bahkan tak hanya "Ikan Darat" yang ada, namun hewan yang biasa hidup di lautan pun bisa masuk ke sungai ini, di antaranya, lumba-lumba atau pesut.

Terbukti, Tahun 2019) seekor lumba-lumba atau pesut (Oracaella Brevirostris) berukuran panjang sekitar 2 meter lebih, berat berkisar 80-90 Kg ditemukan mati di Kawasan Perairan Wisata Sungai Upang Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka.

Pesut atau lumba-lumba air tawar ini ditemukan oleh tiga orang  warga, masing-masing, Ardiansyah (Josh),Ari popin dan Wawan Jelandud yang kala itu hendak memancing Ikan Toman.

Hasil pemeriksaan pada bangkai satwa yang dilindungi dan terancam punah ini ditemukan sejumlah luka pada bagian kepala, yang diduga kuat menjadi penyebab matinya.

Ardiansyah atau kerap disapa Josh ketika itu mengatakan mereka menemukan bangkai Pesut sudah mengambang di Perairan Sungai Upang.

"Pas hari minggu kita mau mancing, saya dapat informasi dari nelayan, ada ikan lumba-lumba air tawar. Ternyata benar memang ada dan saya video, awalnya ada tiga pesut. Namun pas kembali memancing di Hari Senin (24/9/2019) kita menemukan satu pesut sudah mati," katanya.

Dikatakan Ardiansyah sebelumnya  tiga pesut itu terlihat di hilir Sungai Kota Waringin Kecamatan Puding Besar Bangja, kemudian masuk ke kawasan Sungai Upang.

"Masuk ke Sungai Upang karena di hilir (Sungai Kota Waringin) karena kemarau air ikan makin asin makanya ke hulu ke Sungai Upang," katanya.

Sebelumnya  Ardiansyah juga menyebut, pada Oktober 2018 lalu puluhan pesut sempat terlihat di Pesisir Pantai Tanjung Tedung tidak jauh dari muara Kota Waringin.

" Kita berharap kalau ada nelayan ketemu pesut jangan diburu karena hewan ini sangat dilindungi dan itu sudah ada undang-undangnya," harap Ardiansyah ketika itu.

2. Utamakan Keselamatan

Keselamatan harus tetap diutamakan saat mencari ikan. Sebab di kawasan ini bahaya selalu mengintai. Serangan hewan buas adalah paling utama yang harus diwaspadai.

Sebab di aliran sungai ini, selain Ikan Darat, juga hidup sang predator gigi gergaji bernama buaya.

Terbukti keberadaan buaya di sungai ini. Seekor buaya ditaklukan warga menggunakan perangkap kayu dan tali.

Buaya ini ditangkap saat naik ke daratan, tepi sungai setempat, Senin (17/8/2020).

"Buaya dijerat pakai perangkap kayu, pakai tali bukan dipancing. Dijerat pakai tali setelah buaya masuk ke dalam perangkap kayu. Di dalam perangkap di taruh umpan ular mati (bangkai ular sabak atau piton -red) yang sudah busuk sehingga buaya masuk perangkap," kata Holidi, Senin (17/8/2020) lalu.

Setelah buaya masuk, pintu perangkap otomatis tertutup. Saat itulah buaya terkurung lalu ditjerat oleh warga.

"Buaya ini ditangkap karena meresahkan warga. Memang belum ada korban yang diterkam tapi warga kami resah karena buaya sering naik ke daratan," kata Holidi.

Diakui Holidi, banyak buaya di Sungai Upang Desa Tanah Bawah. Namun buaya di sungai ini tak pernah mengganggu. Hanya buaya tertentu saja yang nakal, suka menyerang manusia.

Baca juga : Destinasi Wisata Anti Mainstream di Australia, Danau hingga Kota Hantu Jadi Incaran Pelancong

"Nah buaya satu ini yang nakal, panjangnya sekitar 3,9 meter dan lebar sekitar 50 centimeter. Ini buaya nakal,
sering makan umpan tajur pancing warga yang sering nyari ikan di sungai. Buaya ini berasal dari luar, buaya muara, makanya ditangkap, karena meresahkan," kata Holidi seraya menyebut, buaya sudah dibawa ke penangkaran buaya di Airjangkang Merawang Bangka pasca penangkapan, Senin (17/8/2020).

Nah, apakah anda para pemacing maniak masih tetap akan memancing di dua sungai itu, Sungai Jeruk dan Sungai Upang ?

Yang jelas pilihan ada pada anda. Hati-hati, wapada harus tetap diutamakan jika ingin tetap mengadu nasib di dua sungai ini.

Sambil memancing, anda dapat menikmati indahnya wisata alam daerah ini.

Selamat mencoba. Semoga anda senang berlibur sekalian menyalurkan hobi memancing di kawasan ini. (Posbelitung.co/Ferylaskari)

 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved