Arto Bercucuran Air Mata saat Orasi di Kantor Bupati Belitung: Dulunya Kami Berkebun, Kini Dirampas

Suaranya sampai tercekat menceritakan penderitaan yang dialami. Sambil menunjuk kakinya yang bersandal jepit, Arto berseru bahwa masyarakat yang ...

Pos Belitung / Adelina
Orasi massa pendemo sambil mengangkat sandal jepit di Halaman Kantor Bupati Belitung, Kamis (10/8/2023). 

"Kami sudah miskin, hati kami tersakiti, terzalimi oleh PT Foresta yang terdampak di daerah kami," ucapnya. 

"Kami miskin. Kami sungguh-sungguh Pak Sanem (Bupati Belitung). Pak Presiden, yang tertinggi negara, Pak Yusril, tolong kami masyarakat yang telah terzalimi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," jeritnya.

Baca juga: Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 17-18 Tema Pamflet Wisata, Kurikulum Merdeka

Baca juga: HP OPPO Terbaru di Awal Agustus 2023, Harga dan Spek RAM-nya

Baca juga: Jangan Panik, Ini Cara Membuka HP OPPO yang Terkunci atau Lupa Kata Sandi dengan Panggilan Darurat

Menunjukkan penderitaan yang dialami masyarakat selama ini, Arto bahkan mengangkat sandal jepit yang menggambarkan kemiskinan dan penderitaan masyarakat ulah dari perusahaan tersebut. 

Disaat yang bersamaan, air matanya tak terbendung. Suara Arto yang tercekat di tengah teriakan dukungan massa pun setelahnya tak terdengar jelas. 

Massa pendemo menunggu kehadiran Bupati Belitung Sahani Saleh, dengan duduk-duduk di halaman kantor Bupati Belitung, Kamis (10/8/2023)
Massa pendemo menunggu kehadiran Bupati Belitung Sahani Saleh, dengan duduk-duduk di halaman kantor Bupati Belitung, Kamis (10/8/2023) (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Sebelumnya, Korlap Aksi, Martoni juga mengatakan sebelum aksi, mereka menemui orang-orang tua di kampung. Saat bertemu, diceritakan lah betapa menderitanya masyarakat yang telah diintimidasi oleh pihak perusahaan. Masyarakat yang semula berkebun singkong lantas diusir, diancam, dan kebun-kebun mereka dirampas. 

Sudah tiga kali unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat tujuh desa yang terdampak HGU PT Foresta Lestari Dwikarya berlangsung di Kantor Bupati Belitung. Massa yang semula menuntut 20 persen plasma dari HGU perusahaan tak kunjung mendapat jawaban. 

Lantas terus bergulirnya permasalahan tersebut mencuat sejumlah dugaan pelanggaran atas perusahaan yang telah beroperasi sekitar 28 tahun ini di Belitung. Di antaranya dugaan operasional di luar HGU dan penyerobotan lahan di atas tanah sertifikat milik masyarakat. 

Bahkan perusahaan telah melakukan perpanjangan HGU di luar sepengetahuan masyarakat maupun pemerintah daerah. Di antaranya HGU yang telah diperpanjang tersebut hingga tahun 2078 dan 2096.

Aksi demo masyarakat tepat dimulai sebulan lalu pada 10 Juli 2023 di Kantor Bupati Belitung dan Kantor DPRD Belitung. Belum kunjung mendapat jawaban, pada 20 Juli 2023 sempat berlangsung audiensi di Kantor PT Foresta yang berakhir kisruh hingga berlanjut demo di Kantor Bupati Belitung. 

Saat aksi demo 20 Juli 2023 lalu, sekaligus dilakukan audiensi. Dalam audiensi tersebut, perwakilan PT Foresta Lestari Dwikarya Fitrizal Zakir tidak bisa memutuskan pemenuhan tuntutan 20 persen dari HGU

"Bahwa untuk 20 persen dari HGU, tadi sudah kami sampaikan, tidak bisa. Tidak bisa karena perusahaan ini perusahaan Tbk, kemudian kalau mengacu pada aturan tidak ada, atau plasma bukan diambil dari HGU," ucap Fitrizal saat itu. 

Sebagai perusahaan terbuka, lanjutnya, pemenuhan tuntutan masyarakat harus melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Sehingga ia tak bisa mengambil keputusan jika masyarakat tetap bersikukuh atas tuntutan semula.

Baca juga: Bunga Udumbara, Si Cantik Legendaris Mekar 3000 Tahun Sekali, Tumbuh di Kaca Mobil Ketua KONI Bateng

Baca juga: Cek Harga dan Spesifikasi Reno8 T dan Reno8 T 5G RAM RAM 8GB/256GB, Hanya Beda Rp1,5 Jutaan

Baca juga: Ridwan Djamaludin Jadi Tersangka Kasus Korupsi Nikel Antam, Diduga Permudah Izin Tambang

Aksi Demo Sempat Ricuh

Aksi unjuk rasa lanjutan dari polemik masyarakat dengan perusahaan sawit PT Foresta Lestari Dwikarya sempat ricuh.

Cuaca panas dan luapan kekecewaan menunggu audiensi yang berlangsung lama memancing emosi para demonstran hingga sempat coba merangsek ke Kantor Bupati Belitung. 

Dalam pantauan Pos Belitung, kaca patri di depan juga tampak berlubang bekas dilempar batu.

Massa pendemo duduk di halaman kantor Bupati Belitung sambil menunggu kehadiran Bupati Belitung, Sahani Saleh, Kamis (10/8/2023)
Massa pendemo duduk di halaman kantor Bupati Belitung sambil menunggu kehadiran Bupati Belitung, Sahani Saleh, Kamis (10/8/2023) (Posbelitung.co/Disa Aryandi)
Sumber: Pos Belitung
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved