Berita Bangka Tengah

Dampak El Nino di Kabupaten Bangka Tengah, Petani Bawang Harus Tambah Modal

Cuaca panas ditambah dengan adanya fenomena El Nino ternyata memberikan dampak terhadap banyak lini sektor.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo |
Bangkapos/Arya Bima Mahendra
Tanaman bawang merah yang ada di perkebunan di Kecamatan Koba, Bangka Tengah beberapa waktu lalu. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Cuaca panas ditambah dengan adanya fenomena El Nino ternyata memberikan dampak terhadap banyak lini sektor. Tak terkecuali pada sektor pertanian di mana salah satu yang cukup terdampak adalah para petani bawang merah.

Seperti yang dirasakan oleh Wartam, seorang petani bawang merah di Kelurahan Padang Mulia, Koba, Bangka Tengah. Diakuinya, fenomena El Nino seperti ini sudah jelas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah.

"Pengaruhnya itu membuat pertumbuhan bawang merah kurang begitu lancar dan subur," ungkap Wartam, Kamis (24/8/2023).

Menurutnya, jika ingin pertumbuhan tanaman bawang merah itu maksimal, maka dosis penyiraman dan pemupukan haru ditambah. Misalnya dari segi penyiraman air yang pada biasanya dilakukan sekali sehari, kini harus dua kali sehari.

"Kemudian untuk pemupukan, yang seharusnya pupuk itu langsung diserap tanah dan tanaman, ini malah menguap karena cuaca panas," katanya.

Dengan begitu, dosis pemupukan pun harus ditambah dari biasanya jika ingin kualitas dan produktivitas bawang merah tersebut tetap stabil. "Jadi kalau perawatan seperti penyiraman air dan pemupukannya bertambah, berarti otomatis biaya produksinya juga ikut bertambah," jelasnya.

Tak hanya itu, pria yang juga merupakan Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Bangka Tengah ini menuturkan, El Nino juga membuat hama lebih kuat dan menjadi-jadi, khususnya hama ulat. Hal itulah yang kemudian secara langsung membuat perawatan dan biaya terhadap bawang merah ini harus lebih ekstra.

Wartam berujar, pada musim panas seperti ini, produksi bawang merah bisa menurun sampai 30 persen. "Jadi kembali lagi, dampak El Nino itu sebenarnya ke pembengkakan modal produksi. Penambahan modalnya itu bisa sekitar 20-30 persen," ujarnya.

Pihak ini juga melakukan berbagai upaya agar produktivitas hasil pertanian mereka tetap stabil. Cara yang dimaksud adalah dengan mengutamakan penggunaan pupuk organik yang mengandung serat. "Dengan begitu, pori-pori tanah semakin banyak sehingga bisa mengikat kadar air," kata Wartam.

Kemudian, strategi lain yang bisa dilakukan apabila memiliki modal yang lebih adalah dengan pemasangan jaring paranet pada bagian atas tanaman.

Dirinya pun sudah melakukan hal itu dan terbukti bisa mengurangi panas yang menembus ke tanaman. "Panas yang masuk itu bisa berkurang dan hanya 70 persen, enggak sampai 100 persen," jelasnya.

Alhasil kata dia, penguapan air pada tanaman pun bisa ditekan sehingga durasi dan banyaknya penyiraman bisa berkurang. Lebih lanjut, terkait permasalahan El Nino dan pengaruhnya terhadap petani bawang merah ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura yang ada di Provinsi.

"Sejauh ini belum ada tindakan, karena masih menunggu juga informasi dari para petani harus bagaimana ke depannya dan diminta melapor terus secara kontinyu," pungkasnya. (u2)

Pengaruhi Inflasi
FENONEMA El Nino diwanti-wanti dapat mempengaruhi hasil produksi dan inflasi di Bangka Belitung. Sehingga perlu diwaspadai dan dilakukan upaya mitigasi atau pencegahan sebelum terjadi.

Hal ini diungkap oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Faturachman saat rapat koordinasi di Hotel Soll Marina, Kamis (24/8/2023).

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved