Berita Belitung

Gejala Kaki Gajah Sulit Terdeteksi, Dinkes Temukan Kasus Infeksi Cacing Filaria

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Belitung menemukan 35 kasus terinfeksi positif cacing filaria dari 4.147 sampel hingga Agustus 2023.

Penulis: Rusaidah |
handover/ tribunpalu.com
Ilustrasi penyakit kaki gajah. 

POSBELITUNG.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Belitung menemukan 35 kasus terinfeksi positif cacing filaria dari 4.147 sampel hingga Agustus 2023.

Kasus positif positif cacing filaria terbanyak ditemukan di Desa Lassar sebanyak 10 kasus dan Desa Bantan sebanyak 8 kasus.

Sementara sepanjang tahun 2023 hingga Agustus, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Belitung Timur mencatat ada 86 orang yang positif mengidap kaki gajah alias filariasis. Jumlah pasien itu tersebar di lima kecamatan di Belitung Timur.

"Dari hasil yang positif langsung kami berikan obat," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Belitung, Sri Agustini, Jumat (8/9).
Ia mengatakan, kasus positif tersebut belum sampai menyebabkan kaki penderita membesar. Langkah pemberian obat pun dilakukan, lalu nanti akan kembali dites darah untuk melihat efek pengobatan yang dilakukan.

Jika hasil pemeriksaan darahnya sudah negatif cacing filaria, maka pengobatan akan dihentikan. Sedangkan jika masih positif, pemberian obat sekali dalam setahun akan terus dilakukan sampai hasilnya negatif.

Sebelumnya pada 2024 lalu, Belitung memang sempat dinyatakan telah eliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis.

Namun pada 2021-2022, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) melaksanakan Transmission Assesment Survey (TAS). Saat itu, dari sampel 8.208 ditemukan 127 yang positif di 16 desa.

Pada 2022, Dinkes Belitung melalui puskesmas-puskesmas gencar melakukan gerakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM).
Gerakan POPM tersebut memenuhi capaian rata-rata 90,3 persen dari jumlah sasaran yakni penduduk berusia 2 tahun ke atas.

Pada Oktober 2023 akan kembali dilakukan POPM tahap 2 yang akan dilakukan terhadap semua masyarakat yang berusia di atas 2 tahun.
Penyakit kaki gajah terkadang tidak memiliki gejala. Namun jika terus dibiarkan kaki penderita akan membesar sehingga menyebabkan kecacatan.

Kalau sudah terjadi pembesaran organ tubuh maka sudah bersifat permanen, tidak bisa disembuhkan dengan pemberian obat. Makanya penting obat pencegahan ini agar jangan sampai ditemukan lagi kasus infeksi cacing filaria.

Seperti diberitakan sebelumnya, dr Vencius Tan mengatakan penyakit kaki gajah hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan apusan darah tebal di laboratorium parasitologi.

Pengambilan darahnya pun harus dilakukan malam hari antara pukul 20.00-00.00 WIB. Pengambilan sampel darah pada malam dilakukan karena parasit atau cacing filaria hanya aktif saat malam.

Selain sulit untuk mendeteksi, kaki gajah juga kadang tidak menimbulkan gejala setelah terinfeksi. Tan menjelaskan, dari setelah terinfeksi sampai menimbulkan gejala seperti demam dan muncul benjolan bisa terjadi dalam waktu 8-12 bulan.

Pada stadium akut bergejala ringan hanya ditandai dengan demam selama 3-5 hari yang naik-turun dan berulang. Dari stadium akut bisa berlanjut ke stadium kronis. Ketika menuju stadium kronis, setelah terinfeksi akan terjadi bendungan saluran getah bening sehingga kaki membesar.

"Biasanya orang yang terinfeksi demam, pembengkakan lokal pada kelenjar getah bening di daerah bawah yang tampak menonjol, memerah, dan nyeri yang hilang-timbul. Lama kelamaan kalau dibiarkan tersumbat total saluran getah bening dan terjadi kaki gajah," jelasnya.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved