Berita Bangka Tengah

Sehari Terjadi Empat Kali Karhutla, BPBD dan Damkar Bangka Tengah Gotong Royong Padamkan Api

Dalam sehari, peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kabupaten Bangka Tengah bisa terjadi lebih dari satu kali.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Ist/BPBD Bateng
BPBD Bangka Tengah saat membantu memadamkan api karhutla di Desa Namang, Bangka Tengah, Selasa (22/8/2023). 

KOBA, POSBELITUNG.CO - Dalam sehari, peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kabupaten Bangka Tengah bisa terjadi lebih dari satu kali. 

Hal itu dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah, Yudhi Sabara, Selasa (19/9/2023).

Dia menyebut, terjadinya peristiwa karhutla ini dikarenakan dampak dari fenomena El Nino

Selain menyebabkan kebakaran, fenomena suhu panas ini juga membuat sumur-sumur milik warga kekeringan.

"Untuk saat ini, kami sudah berjibaku dengan Damkar Bangka Tengah melaksanakan pemadaman kebakaran hutan yang biasa terjadi di wilayah Koba hingga Kurau," ucap Yudhi.

Menurutnya, sejauh ini, peristiwa karhutla sudah terjadi di beberapa titik seperti di Tanjung Langka Sinar Laut Padang Mulia, Jalan Barito Arung Dalam Belakang Kantor Kecamatan Koba. 

Lalu di Belakang Pasar Modern Koba, kawasan hutan sekitar Eks PT Koba Tin serta kawasan lahan dan hutan di antara Desa Kurau dan Desa Penyak yang cukup sering terjadi kebakaran.

Menurutnya, setiap karhutla yang terjadi, rata-rata ada seluas 2-3 hektare lahan yang terdampak kebakaran. 

"Dalam sehari itu kadang-kadang bisa mencapai 4 kasus karhutla. Jadi kami bersama Damkar Bateng saling gotong royong agar pemadaman api bisa lebih cepat dan efektif dilakukan," jelasnya.

Sebelumnya, peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia.

Kabid Damkar Dinas Satpol PP Kabupaten Bangka Tengah, Arry Purnama menyebutkan, 90 persen karhutla di Bangka Tengah disebabkan oleh ulah manusia atau human error. 

"Entah itu sengaja ataupun tidak sengaja, tapi karena kelalaian itu menyebabkan dampak yang besar. Kalaupun ingin membakar sesuatu, tolong dijaga supaya tidak merembet kemana-mana," ungkap Arry, Selasa (19/9/2023).

Dia mengungkapkan, hingga bulan September 2023 ini, telah terjadi sebanyak 66 kasus karhutla yang mana paling banyak terjadi pada bulan Agustus lalu. 

"Bulan Agustus paling banyak, yakni 40 kasus yang penyebab utamanya rata-rata adalah faktor kelalaian manusia," jelasnya.

Dirinya berharap agar masyarakat yang ingin membuka lahan dengan cara dibakar agar memperhatikan musim dan jangan membakar lahan di musim kemarau seperti ini.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved