Berita Populer
Perempuan di Korea Utara Diminta Punya Banyak Anak, Kim Jong Un pun Menangis Menyampaikan Hal Itu
Perempuan Korea Utara Diminta Punya Banyak Anak, Kim Jong Un pun Menangis. Ini Penyebabnya :
POSBELITUNG.CO -- Perempuan Korea Utara diminta untuk memiliki lebih banyak bayi. Pasalnya, berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan di Korea Utara oleh seorang ibu mencapai 1,8 pada Tahun 2023.
Data itu lah yang kemudian menyebabkanPemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menangis berderai air mata saat meminta perempuan Korea Utara untuk memiliki lebih banyak bayi lagi.
Ia terekam menangis saat memohon kepada perempuan Korea Utara untuk memiliki lebih banyak anak, lapor First Post, seperti dikutip pada Laman Tribunnews.com.
Baca juga : Firli Bahuri Mengaku Sedang Batuk Berat, Tutup Sebagian Wajah Pakai Masker
Angka kelahiran di Korea Utara sedang menurun sehingga Kim meminta perempuan untuk memiliki lebih banyak bayi dalam upaya untuk 'memperkuat kekuatan nasional'.
Dalam sebuah video, pemimpin tertinggi Korea Utara tersebut menyeka matanya dengan sapu tangan putih saat menyampaikan permohonan tersebut dalam sebuah acara untuk para ibu di Pyongyang.
Kim Jong Un Menangis saat memberi tahu wanita Korea Utara untuk memiliki lebih banyak bayi.
Sang diktator menitikkan air mata saat berbicara di Pertemuan Ibu Nasional saat ia mendesak perempuan untuk meningkatkan angka kelahiran di negaranya.
Menurut laporan media, dia berkata, "Menghentikan penurunan angka kelahiran dan memberikan perawatan dan pendidikan anak yang baik adalah urusan keluarga kita yang harus kita selesaikan bersama dengan ibu kita".
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah rata-rata anak yang dilahirkan di Korea Utara oleh seorang ibu mencapai 1,8 anak pada tahun 2023 di tengah penurunan angka kelahiran yang berkepanjangan dalam beberapa dekade terakhir.
Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan negara tetangga Korea Utara yang juga mengalami tren penurunan.
Tingkat kesuburan Korea Selatan adalah yang terendah di antara negara-negara maju.
Hal ini terutama disebabkan oleh persaingan pasar sekolah, lemahnya layanan penitipan anak, budaya perusahaan yang berpusat pada laki-laki, dan lain-lain.
Pada Tahun 1970an-80an, Korea Utara menerapkan program pengendalian kelahiran untuk memperlambat pertumbuhan populasi pascaperang.
Baca juga : Wisata Pantai, Berikut Sepuluh Rekomendasi di Pulau Bangka dan Pulau Belitung
UPDATE: Prabowo-Gibran Raih 65 Juta Suara, Ganjar-Mahfud Tak Mampu Mengejar |
![]() |
---|
Meski Tak Mencetak Gol, Peran Luis Suarez dan Lionel Messi Tak Bisa Diabaikan |
![]() |
---|
Ternyata Moeldoko Tak Hadir saat AHY Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN, Apa Penyebabnya ? |
![]() |
---|
Berikut Jadwal Puasa Ramadhan 2024 Menurut Muhammadiyah |
![]() |
---|
Postingan Umi Pipik Bikin Heboh, Abidzar Al Ghifari pun Minta Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.