Perang di Palestina

IDF Israel Kena Prank, Panik Dengar Kabar Hizbullah Menyusup Lewat Lebanon, Pernah Dijebak Hamas

Tentara Israel kena prank, panik sampai bunyikan siriner saat dengar kabar Hizbullah menyerang lewat Lebanon

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
JACK GUEZ / AFP) (AFP/JACK GUEZ
Pasukan Israel berpatroli di lokasi yang dirahasiakan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 

POSBELITUNG.CO, - Kabar pasukan Hizbullah akan melakukan penggrebekan atau infiltrasi ke wilayah perbatasan utara Israel dengan Lebanon langsung membuat IDF panik.

Wilayah yang dimaksud adalah Kibbutz (permukiman) Hanita di wilayah al-Jalil dekat perbatasan dengan Lebanon Selatan.

Pihak militer Israel langsung membunyikan sirine menandakan agar warga segera menyingkir dan mengungsi.

IDF Israel pun langsung mengirimkan tentara dalam jumlah besar ke wilayah tersebut, Kamis (25/1/2024).

Belakangan, media Israel melaporkan kalau ada "kesalahan" informasi dan penyisiran besar-besaran IDF tidak mendapati ancaman apapun di wilayah tersebut.

Kabarnya, pasukan Hizbullah menyusup ke wilayah Israel melalui titik itu.

IDF meresponsnya dengan mengirim pasukan dalam jumlah besar. Namun, pemeriksaan area menunjukkan kalau kabar itu tidak benar. 

"Pasukan pendudukan Israel mengatakan "semuanya aman" setelah dugaan infiltrasi dari Lebanon Selatan pagi ini."

“IDF melakukan penyisiran di daerah tersebut dan (hasilnya) mengenyampingkan dugaan infiltrasi atau insiden keamanan apa pun,” tambah militer Israel.

Israel Kena Prank

Meski belakangan terbukti kalau kabar adanya penyusupan oleh Hizbullah tidak benar, media Israel melaporkan terjadi kepanikan karena berita tersebut.

"Sirene berbunyi di wilayah luas dekat perbatasan dengan Lebanon dan tentara Israel menginstruksikan pemukim yang dekat dengan "Hanita" Kibbutz di Utara untuk tinggal di tempat penampungan."

"Pada saat yang sama, beberapa jalan ditutup, dan pos pemeriksaan didirikan di beberapa wilayah," tulis Al-Mayadeen mengutip laporan media setempat.

IDF dilaporkan juga menyatakan keadaan waspada di 9 permukiman dekat perbatasan dengan Lebanon.

Dilaporkan, IDF juga secara intensif mengoperasikan drone dan pesawat tempur Israel di langit perbatasan utara.

Prank tersebut terjadi di tengah eskalasi militer di perbatasan Lebanon-Palestina, terutama setelah pembunuhan Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri oleh Israel, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran.

IDF Kena Jebakan Hamas

Hamas merilis rincian operasi gabungan Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds yang akan menyerang wilayah Al-Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin (22/1/2024).

Operasi gabungan tersebut merupakan salah satu pertempuran besar Hamas melawan IDF Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencatat, 21 tentara dan 3 perwiranya tewas dalam pertempuran besar selama 24 jam dan mengakui hari itu adalah pukulan terberat.

Ternyata, Hamas telah lama menempatkan pejuangnya di Al-Maghazi dan membiarkan pasukan Israel memasuki wilayah itu, seolah mereka sudah pergi dari wilayah itu.

“Mujahidin kami telah ditempatkan selama berminggu-minggu di wilayah operasi timur Al-Maghazi, meskipun terjadi pemboman yang intens dan terus menerus, yang menunjukkan bahwa instruksinya adalah untuk tidak menghadapi pasukan yang menembus Al-Maghazi. Mereka berkemah sambil menunggu target yang berharga,” tulis Brigade Al-Qassam dalam pernyataannya di Telegram, Rabu (24/1/2024) malam.

Brigade Al-Qassam mengatakan pejuangnya sengaja membiarkan Israel menembaki dan menyisir wilayah Al-Maghazi, untuk memberikan rasa aman kepada IDF sebelum para pejuang Brigade Al-Qassam menyergap mereka pada waktu yang tepat.

“Musuh mengintensifkan tembakannya di daerah tersebut dan menyisirnya sampai dia merasa aman, jadi dia memasukkan pasukan teknik, menunjukkan bahwa Mujahidin melihat pasukan musuh maju dan mengidentifikasinya sebagai kekuatan teknik melalui identitasnya dan peralatan," lanjutnya.

Para pejuang juga tidak menyerang pasukan Israel yang berada di atas jebakan ladang ranjau yang ditanam oleh Brigade Al-Qassam.

"Mujahidin memilih untuk tidak menghadapi pasukan lain yang berdiri di atas ladang ranjau yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Qassam," tegasnya, dikutip dari Al Jazeera.

Bahkan, para pejuang Brigade Al-Qassam menunggu pasukan Israel untuk memasang jebakan di rumah-rumah warga Palestina, yang beberapa sudah rusak akibat serangan Israel sebelumnya.

“Mujahidin menunggu pasukan menyelesaikan tugasnya dan memasang bahan peledak, kemudian mereka (pejuang Brigade Al-Qassam) menargetkannya dengan peluru anti-personil, yang menunjukkan bahwa peluru tersebut adalah pemicu bahan peledak yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan bangunan dan menewaskan pasukan musuh (Israel)," kata Brigade Al-Qassam.

Sementara itu, Brigade Al-Qassam juga menargetkan kendaraan militer pasukan Israel beserta tentara yang ada di dalamnya.

“Sejalan dengan itu, sebuah tank yang bekerja untuk mengamankan pasukan dihancurkan, dan orang-orang di dalamnya tewas dan terluka," lanjutnya.

Mereka juga menargetkan unit penyelamat pasukan Israel yang datang untuk memberikan bantuan militer.

"Setelah pasukan penyelamat tiba di tempat itu dan melewati ladang ranjau, tank tersebut diledakkan, dan kemudian Mujahidin mundur dengan selamat,” tambahnya.

Salah satu komandan Brigade Al-Qassam membenarkan bahwa pasukan Israel mengebom daerah sekitar operasi dan mengisolasinya, serta mengerahkan alat berat yang bekerja sekitar 12 jam untuk mengambil jenazah tentara Israel dari reruntuhan bangunan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti/Hasiolan Eko P Gultom)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved