Perang di Palestina
Komandan Kopassus Israel dan 3 Perwira Tewas Ditembak saat Tempur Lawan Prajurit Brigade Al-Qassam
Komandan kopassus Israel dikenal ahli perang dan 3 perwiranya tewas saat bertempur lawan prajurit dari Brigade Al-Qassam
POSBELITUNG.CO, - Komandan Kopassus Israel tewas ditembak oleh prajurit Brigade Al-Qassam saat bertempur di Gaza utara pada Rabu (31/1/2024).
Ia bernama Mayor Cadangan Israel, Yitzhar Hoffman (36), seorang komandan unit elit Shildag.
Tiga tentara lainnya; Mayor (Res.) Netzer Simchi (30) bertugas di Batalyon 87 dari Brigade Serangan ke-14; Kapten (Res.) Gabriel Shani (28), pemimpin tim di Batalyon Pengintaian 6646, Formasi Marom Fox (646); dan Yuval Nir (43), prajurit di Batalyon Pengintaian 6646, Brigade Marom Fox (646).
Pasukan Mayor Yitzhar Hoffman, yang dibunuh oleh Perlawanan Palestina di Jalur Gaza, diperkirakan akan melakukan operasi pengintaian khusus, membangun lapangan udara, dan melakukan tindakan lalu lintas udara.
"Unit elite ini juga bertanggung jawab atas berbagai kejahatan di Gaza dan Lebanon, karena mereka berpartisipasi dalam beberapa agresi terhadap Lebanon, termasuk Perang Tujuh Hari di Lebanon pada tahun 1993, Agresi April pada tahun 1996, dan Perang Juli tahun 2006," tulis Al-Mayadeen.
Media Israel, Maariv, melaporkan Komandan unit elit Shaldag, Yitzhar Hoffman, pernah bertugas dalam penyerbuan Rumah Sakit Al-Shifa.
Ia juga bertanggung jawab mengembangkan metode pertempuran di dalam terowongan di Jalur Gaza selama perang.
Unit Shaldag yang ia pimpin adalah salah satu unit terpenting dalam militer Israel.
Unit ini digambarkan sebagai unit serangan komando di Angkatan Udara Israel.
Selama beberapa tahun terakhir, unit Shaldag telah melakukan operasi kualitatif di wilayah Palestina dan Lebanon.
Unit Shaldag melakukan operasi komando atau operasi pengintaian di Jalur Gaza yang selalu dijaga kerahasiaannya.
Sementara itu, Hamas mengatakan para pejuangnya berhasil menembak seorang perwira tentara Israel kemarin.
"Pejuang kami berhasil menargetkan seorang perwira pendudukan di Tal al-Hawa di barat daya Kota Gaza," tulis Brigade Al-Qassam dalam videonya di Telegram, Rabu malam.
Dalam video itu, Brigade Al-Qassam menunjukkan pertempuran dengan tentara Israel di Kota Gaza dan terlihat pembakaran kendaraan militer Israel setelah menjadi sasaran para pejuang.
Pada malam harinya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengakui terbunuhnya dua perwira dan dua tentaranya.
"Dua perwira dan dua tentara kami gugur dalam pertempuran selama 24 jam terakhir, selain 10 lainnya terluka," kata IDF, Rabu malam.
Dengan terbunuhnya empat tentara Israel tersebut, jumlah korban jiwa tentara Israel menjadi 561 orang sejak dimulainya serangan darat pada 27 Oktober 2023.
Sementara data yang diterbitkan IDF menyatakan 2.771 perwira dan tentaranya terluka sejak 7 Oktober 2023.
"Sekitar 1.276 tentara ini terluka dalam serangan darat di Jalur Gaza. Ada 388 tentara menerima perawatan atas luka-luka mereka di Jalur Gaza, 39 di antaranya luka berat, 240 luka sedang dan 109 luka ringan," jelas IDF.
Namun, Brigade Al-Qassam yakin jumlah korban tentara Israel yang tewas dan terluka jauh lebih banyak dari data yang disajikan IDF.
5 Perwira Tewas
Juru bicara Tentara Israel (IDF) mengumumkan kalau seorang perwira yang bertugas di bawah Unit Shaldag Angkatan Udara Israel terbunuh pada Rabu (31/1/2024), di Jalur Gaza utara.
Pernyataan ini menambah jumlah tentara Israel yang diumumkan tewas hari ini bertambah menjadi empat, termasuk dua perwira.
Selain itu, setidaknya lima tentara Israel terluka oleh milisi Pembebasan Palestina di Jalur Gaza.
Kabar ini menyeruak di tengah klaim Israel yang menyebut sudah mengendalikan wilayah Gaza Utara.
Padahal unit shaldag dikenal sebagai unit pasukan khusus di IDF.
Unit Shaldag salah satu unit khusus utama militer Israel dari matra Angkatan Udara dan bermarkas di Pangkalan Udara Palmachim, sekitar 45 km di utara Kota Gaza.
Rekrutmen yang bergabung ke unit ini adalah para tentara pilihan.
Mereka menjalani pelatihan keras sehingga jebolan Unit Shaldag diharapkan memiliki nilai dan kemampuan yang luar biasa sebagai bagian dari unit komando.
Para rekrutan ini kemudian menjalani fase pelatihan paling ekstensif dan terlama dibandingkan unit tentara Israel mana pun, yang berlangsung selama 22 bulan.
Pasukan unit dilengkapi dengan pelatihan infanteri dasar dan lanjutan selama enam bulan, latihan terjun payung, latihan lintas udara, serta keterampilan pengumpulan dan pengintaian intelijen
(Tribunnews.com/Hasiolan Eko P Gultom/Yunita Rahmayanti)
Tentara IDF Tewas Jadi Sasaran Tembak Hamas di Gaza, Hizbullah Berhasil Tembus Pertahanan Israel |
![]() |
---|
Israel Rasakan Ekonominya Babak Belur Imbas Perang, 60 Persen Wilayahnya Kini Listriknya Padam |
![]() |
---|
Kelakuan Bejad Militer Israel Dibeberkan Pakar PBB, Perempuan dan Anak Ditelanjangi hingga Diperkosa |
![]() |
---|
Viral di Medsos Presiden Argentina Minta Masjid Al Aqsa Dihancurkan dan Dibangun Kuil Yahudi |
![]() |
---|
Joe Biden Disebut Pikun, Minta Maaf ke Hamas hingga Presiden Meksiko Disebutnya Bernama El Sisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.