Berita Belitung
Babel Akhiri Bonus Demografi pada 2042, Kepala BKKBN Ingatkan Hati-hati Terjebak Middle Income Trap
Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo mengingatkan agar waspada terhadap bonus demografi.
Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo mengingatkan agar waspada terhadap bonus demografi.
Pasalnya, banyak daerah yang sudah melewati masa puncak bonus demografi pada 2020.
Berdasarkan data BKKBN, Bangka Belitung sendiri bakal mengakhiri bonus demografi pada 2042.
"Orang merasa ada bonus demografi, padahal sebenarnya secara nasional puncaknya di 2020, jadi sudah meninggalkan bonus demografi. Makanya saya ingatkan agar ini disampaikan kepada kepala-kepala daerah juga, jangan sampai ada daerah yang bercita-cita memasuki bonus demografi, sekarang siap-siap, ternyata ini memasuki penutupan bonus demografi, kan paradoks, tidak sesuai," kata Hasto, saat rakor teknis pengendalian penduduk di Hotel Santika Belitung, Selasa (20/2/2024) malam.
Masih mengacu data BKKBN, Bangka Belitung termasuk peringkat ke-tujuh provinsi yang memiliki persentase penduduk usia produktif tertinggi se-Indonesia, yakni 70,04 persen, dengan dependency ratio atau rasio ketergantungan 42,77.
Angka ini termasuk baik karena menggambarkan tingkat ketergantungan penduduk usia non produktif masuk kategori rendah.
"Jadi kalau Bangka Belitung mau kaya keluarganya, waktunya sekarang, karena dependency ratio yang paling cantik, paling memungkinkan menaikkan pendapatan per kapita," imbuhnya.
Dia menjelaskan, kepala daerah harus tetap menyiapkan pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Seperti membuat sekolah-sekolah keterampilan dan vokasi supaya tidak ada pengangguran.
Memperhatikan kualitas SDM bukan hanya soal isu stunting, tapi juga mengantisipasi permasalahan mental disorder atau masalah mental yang termasuk tinggi dengan persentase 9,8 persen.
Artinya, dari setiap 100 remaja, terdapat 9-10 orang yang mengalami permasalahan mental. Selain itu, ada sekitar 5 persen di antaranya yang terpapar narkotika.
Kaitannya dengan kualitas SDM, dia mengingatkan agar kepala daerah berhati-hati. Karena jika telah melewati bonus demografi tapi SDM belum bagus, maka terancam terjebak dalam middle income trap atau perangkap pendapatan menengah.
"Karena sudah kebanjiran usia tua. Usia tua itu umumnya tidak produktif karena usia tua di Indonesia pada umumnya pendidikan rendah, ekonomi lemah, orang tua kita itu begitu. Hari ini rata-rata pendidikan penduduk Indonesia 8,48 tahun artinya belum lulus SMP," imbuhnya.
"Orang-orang ini pada 2035 sudah tua sehingga populasi orang tua pendidikan rendah dan ekonomi rendah, ini menjadi beban pembangunan karena kualitasnya kurang. Hati-hatilah karena kalau terjebak, istilahnya growing old before growing rich, bertambah tua sebelum bertambah kaya," tutur Hasto.
(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)
| Satgas PKH Amankan Truk Engkel Didiuga Angkut Timah di Pelabuhaan Tanjung Ru |
|
|---|
| Gubernur Babel Apresiasi Semangat Pelaku UMKM di Belitung |
|
|---|
| Sisa Sekolah Kuomintang, Dinding Tua Saksi Sejarah Pendidikan di Belitung |
|
|---|
| 89 UMKM Ramaikan Mampau Kriya Festival 2025 di Belitung |
|
|---|
| Pelajar SMAN 1 Tanjungpandan Juara Lomba Video DPD Award, Angkat Kearifan Lokal dan Saraf Makna |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.