Berita Bangka Selatan

Tim Dinkes Bangka Selatan Sidak 200 Rumah Warga, 90 Persen Ditemukan Jentik Nyamuk DBD

Tim dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan sidah ke 200-an rumah warga.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Sejumlah petugas kesehatan menenabur bubuk abate di sejumlah rumah warga di Kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali, saat sidak pada Jumat (17/5/2024). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Tim dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke 200-an rumah warga Kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali, pada Jumat (17/5/2024). 

Sidak tersebut bertujuan untuk melihat upaya pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Sekaligus bentuk penyelidikan epidemiologi (PE) eskalasi kenaikan kasus DBD belakangan ini.

Setidaknya, ada tiga kawasan di Kelurahan Teladan yang disidak bersama tim kesehatan dari puskesmas, lurah hingga kecamatan. 

Sidak meliputi pemeriksaan jentik nyamuk meliputi tempat yang dapat menampung genangan air.

Saat sdak tim mendapati beberapa tempat terdeteksi sebagai sarang jentik nyamuk. 

Seperti gelas plastik bekas minum yang buang sembarangan, tempat tadah air dispenser, baskom, bak mandi dan kolam ikan.

Begitu pula tempat penampungan air di belakang kulkas atau tempat penampungan air di bawah keran dispenser. 

Hasilnya, 90 persen rumah yang didatangi sekelilingnya banyak didapati jentik-jentik nyamuk. Bahkan, jentik nyamuk tersebut ditaksir mencapai ribuan ekor.

"Kurang lebih ada hampir 200-an rumah kita datangi. Hasilnya 90 persen ditemukan jentik nyamuk DBD di setiap rumah," kata Kepala DKPPKB Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa, Jumat (17/5/2024)

Hingga pertengahan bulan Mei 2024, sudah terdata sebanyak 156 orang terpapar DBD. Mayoritas mereka adalah anak-anak, bahkan di antaranya meninggal dunia akibat DBD.

"Mayoritas jentik nyamuk kita temukan di dalam ember, ban bekas, hingga pot bunga. Di tempat-tempat itu masyarakat lalai untuk membuang airnya, sehingga dijadikan tempat berkembang biak," jelas Agus Pranawa.

Ia mengakui fogging kurang efektif dalam pemberantasan DBD. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menjadi upaya penting. 

Terlebih sebelum ada cara pencegahan lain yang efektif untuk mengatasi penularan DBD. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dengan jentik nyamuk yang ada di tempat yang menampung air.

Berdasarkan hasil fogging yang dilakukan di sejumlah wilayah masih banyak jentik nyamuk yang tidak mati. Maka dari itu, PSN lebih digencarkan karena dinilai lebih efektif untuk memberantas nyamuk. 

Sembari melakukan program 3M plus yakni menguras, menutup, mengubur tempat penampungan air serta mendaur ulang barang bekas, perlu menaburkan larvasida. Juga menggunakan obat nyamuk, losion anti nyamuk, serta menggunakan kelambu saat tidur.

"Jentik ini tidak mati dengan pengasapan. Kalau tidak mati, artinya tiga sampai lima hari ke depan nyamuk yang ditemukan bakal menjadi nyamuk dewasa," ucapnya.

Meskipun begitu kata Agus Pranawa, jentik-jentik nyamuk yang didapati semuanya langsung dimusnahkan. Tak hanya itu, sejumlah wadah maupun tempat yang menjadi genangan air juga turut dibersihkan. 

Masyarakat juga diberikan edukasi dan promosi kesehatan oleh petugas bahaya serta mencegah DBD.

"Respon masyarakat senang, karena kebanyakan dari mereka tidak tahu. Kita edukasi dan lakukan penaburan abate di tempat penampungan air," pungkas Agus Pranawa.

Masifkan Gotong Royong

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, menginstruksikan seluruh camat, lurah hingga kepala desa di daerah itu untuk memasifkan program gotong royong. 

Hal ini sebagai bentuk antisipasi peningkatan eskalasi kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD yang telah mencapai 156 kasus. Beberapa kasus di antaranya menyebabkan meninggal dunia.

Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid mengakui, saat ini kasus DBD sudah sangat mengkhawatirkan di daerah itu. 

Oleh sebab itu, semua pihak mulai dari camat, lurah hingga kepala desa untuk menggiatkan program gotong royong di lingkungannya masing-masing. 

Dengan mengajak masyarakat setempat melakukan pemberantasan sarang nyamuk alias PSN dan 3M plus. Yakni dengan mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air dan menggunakan losion atau kelambu saat tidur.

"Saya instruksikan kepada camat, lurah dan kepala desa untuk menggiatkan kembali kegiatan gotong royong di lingkungan masing-masing. Ini sebagai bentuk antisipasi penyebaran kasus DBD," kata Riza, Jumat (17/5/2024).

Riza mengungkapkan, pemerintah melalui dinas terkait telah melakukan pengecekan langsung di sejumlah wilayah dengan kasus DBD yang tinggi.

 Saat dilakukan pengecekan memang banyak didapatkan jentik-jentik nyamuk yang berkembang di tempat penampungan air milik warga. Karenanya sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Pemerintah telah menyediakan bubuk abate secara gratis kepada masyarakat. Bubuk tersebut dapat diperoleh dengan mendatangi langsung setiap puskesmas yang ada. 

Sementara fogging atau pengasapan menurutnya memang efektif untuk memberantas nyamuk penyebab DBD.

"Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dengan jentik nyamuk yang ada di tempat yang menampung air. Fogging ini hanya satu dari bagian penanganan DBD saja sesungguhnya kesadaran menerapkan 3M plus itu yang penting," jelas Riza Herdavid

(u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved