Berita Bangka Selatan

21 Petugas Pantau Pelaksanaan Penyembelihan Hewan Kurban di Kabupaten Bangka Selatan

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Bangka Selatan mengerahkan 21 petugas untuk memantau kesehatan hewan kurban pada Idul Adha 1445 Hijriah.

|
Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Bangka Pos/Sela Agustika
Hewan kurban sapi yang sudah ada di kandang peternakan. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan mengerahkan 21 petugas untuk memantau kesehatan hewan kurban pada Idul Adha 1445 Hijriah.

Mereka terbagi dalam tujuh tim pemantau kesehatan hewan yang disebar di delapan kecamatan. Masing-masing terdiri dari dokter hingga petugas paramedis.

Para pertugas itu memeriksa kualitas daging hingga kesehatan hewan kurban yang disembelih, sekaligus untuk memastikan daging kurban aman ikonsumsi masyarakat.

"Total ada 21 orang petugas yang terbagi menjadi tujuh tim yang kita kerahkan," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan, Nurudin, Selasa (18/6/2024).

Nurudin memaparkan, petugas disebar ke delapan kecamatan untuk mengecek tempat pemotongan, apakah sesuai prosedur pemotongan atau tidak.

Kemudian, melakukan pengecekan higienis kepada hewan yang dipotong.

Tak hanya itu, tujuh tim pemantau kesehatan hewan itu telah melakukan pemeriksaan post mortem terhadap hewan kurban. Dilakukan mulai dari organ tubuh berupa jantung, paru, hati hingga limpa.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan daging hewan kurban sehat dan layak dikonsumsi masyarakat.

Pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong sebelum disembelih, yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang.

Sedangkan pemeriksaan post mortem ialah pemeriksaan kesehatan jeroan dan karkas setelah disembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang.

"Pemeriksaan dilakukan segera setelah penyelesaian penyembelihan, dan pemeriksaan dilakukan terhadap kepala, karkas atau jeroan," jelas Nurudin.

Pemeriksaan hati hewan kurban dilakukan untuk memastikan tidak terdapat cacing hati. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyayat lapisan hati untuk memastikan bersih dari parasit tersebut.

Sebab, cacing hati dapat menyebabkan infeksi pada manusia yang mengkonsumsi makanan berasal dari air atau daging hewan yang terkontaminasi larvanya.

Sementara itu, pemeriksaan limpa guna memastikan sapi yang dipotong tidak terinfeksi penyakit. Baik antraks dan beberapa penyakit lain yang termasuk zoonosis atau penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia.

Satu di antaranya dengan mengonsumsi daging hewan sakit.

Cara untuk mengenali hewan yang terkontaminasi antraks setelah dipotong adalah dengan memeriksa kondisi limpa.

Jika kondisi limpa mengeras maka berpotensi hewan itu sudah terinfeksi. Selain itu, turut dilakukan pemeriksaan paru-paru.

"Biasanya kalau ditemukan seperti itu kita minta jangan dikonsumsi, harus buang. Karena tujuan post mortem untuk memastikan bahwa daging maupun karkas hewan kurban layak dikonsumsi," paparnya.

Diakuinya, beberapa waktu lalu pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebelum disembelih. Dari hasil pemantauan di delapan kecamatan, semua hewan kurban baik itu sapi maupun kambing dipastikan aman konsumsi.

"Tidak ditemukan kasus-kasus yang berat. Utamanya menyatakan bahwa hewan ternak itu tidak layak untuk dikurbankan," pungkas Nurudin

1.248 Hewan Kurban Sehat

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah mencatat ada 1.248 hewan kurban yang dinyatakan sehat dan sesuai syariat untuk dipotong saat Iduladha 1445 H. Dengan rincian hewan kurban 707 ekor kambing dan 541 ekor sapi yang telah dipasangkan label sehat.

DPKP Bangka Tengah melakukan pemeriksaan kepada 1.356 ekor hewan kurban jenis sapi dan kambing, yang dinyatakan belum sehat ada 108 ekor.

"Kami melakukan pemeriksaan antemortem, yang sehat dan sesuai syariat pemotongan sudah kami berikan tag sehat, yang tidak diberikan label sehat itu karena ada beberapa saat cek gigi belum cukup umur dan ada yang betina," ujar Subkoordinator Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah, drh Rahmawati, Selasa (18/6/2024).

Diakuinya, hewan yang tak diberikan label sehat sudah disampaikan kepada panitia atau pemilik hewan kurban.

"Kalau dari segi kesehatan rata-rata layak ya. Untuk yang belum cukup umur kami sudah komunikasikan ke panitia atau pemilik (pembeli) hewan kurban, untuk eksekusinya kami serahkan ke mereka, apakah minta pergantian atau tetap lanjut," imbuhnya.

Menurutnya, pemeriksaan hewan kurban sebelum dipotong rutin dilakukan oleh pihak DPKP Bangka Tengah di seluruh titik-titik pemotongan.

"Pemeriksaan hewan sebelum dpotong ini biasanya meliputi pemeriksaa kesehatan fisik, umur, dan jenis kelamin," kata Rahmawati.

(u1/s2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved