Berita Belitung Timur

4 Potensi Dikembangkan di Desa Burung Mandi Belitung Timur Setelah Jadi Desa EKI

Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) akan mengoptimalkan potensi yang ada di perdesaan.

Penulis: Novita | Editor: Kamri
Posbelitung.co/Novita
Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto saat Media Update, Journalist Class dan Medi Gathering OJK Sumsel Babel di Griya Persada Hotel&Convention Yogyakarta, Selasa (9/7/2024) malam. 

POSBELITUNG.CO - Sejumlah potensi akan dikembangkan di Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setelah menjadi Desa Ekosistem Keuangan Inklusif atau Desa EKI

Desa Burung Mandi di Kabupaten Belitung Timur akan menjadi Desa EKI.

Dipilihnya Desa Burung Mandi menjadi Desa EKi merupakan bagian dari rpogram kolaborasi Otoritas Jasa Keuangan Provini Sumatera Selatan - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (OJK Sumsel Babel) dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsj Babel. 

Hal itu dikatakan oleh Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto pada Media Update, Journalist Class dan Media Gathering OJK Sumsel Babel di Yogyakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

Melalui program Desa EKI ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Program Desa EKI akan mengoptimalkan potensi yang ada di perdesaan.

"Potensi itu adalah potensi alam, budaya, sosial, dan finansial dengan ketersediaan akses keuangan dari berbagai sektor jasa keuangan seperti perbankan, asuransi dan pasar modal," kata Arifin ditemui Rabu (10/7/2024).

 Arifin menjelaskan mengenai latar belakang program Desa EKI

Menurutnya, banyak penelitian menyebutkan masyarakat di sebuah lokasi mempunyai kemampuan finansial dan literasi keuangan yang bagus, maka niscaya perekonomiannya juga akan bertumbuh dan berkembang atau bagus.

Berdasarkan pertimbangan itu, pihaknya akan mendorong berbagai pihak untuk memperluas akses keuangan kepada nasabahnya.

OJK ingin menyosialisasikan kepada lembaga penyelenggara jasa keuangan baik perbankan.

Termasuk penyelenggara asuransi dan lainnya untuk bersama-sama meningkatkan melek literasi dan inklusi keuangan.

Arifin menjelaskan  saat ini penggunaan rekening bank, ATM, QRIS  sudah bagus, tapi sifatnya baru utilisasi.

"Tetapi untuk literisasi dan inklusi itu masih perlu peningkatan yang lebih bagus lagi.

Karena kalau enggak melek, enggak paham tentang literasi keuangan, mudah terjebak pada pinjaman online ilegal, tentang investasi yang ilegal,  mereka tidak paham bentuknya apa, haknya apa, kewajibannya apa, dan sebagainya," jelasnya.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved