Berita Bangka Belitung
Kisah Penangkapan Buaya Sungai Ulim Airgegas Bangka Selatan, Menunggu Butuh 3 Jam
Kisah penangkapan buaya Sungai Ulim di Desa Delas, Kecamatan Airgegas berlangsung hampir dua jam.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Kamri
POSBELITUNG.CO - Kisah penangkapan buaya Sungai Ulim di Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (29/7/2024) malam, berlangsung hampir dua jam.
Setelah sekian lama menunggu, seekor buaya Sungai Ulim berhasil ditangkap warga Desa Delas.
Penangkapan predator ganas itu berlangsung dramatis.
Buaya masuk ke dalam perangkap yang telah disiapkan oleh warga setelah memakan umpan seekor bebek yang telah disiapkan.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Delas, Maringgis mengatakan penangkapan seekor buaya itu dilakukan setelah masyarakat resah atas keberadaan buaya Sungai Ulim yang mulai mengancam keselamatan warga di perairan itu.
Bahkan pada Minggu (28/7/2024) sore, buaya Sungai Ulim diduga telah menyerang Asmi alias Tarim (42) warga desa setempat.
Menghindari jatuh korban jiwa lagi, masyarakat sepakat menangkap buaya tersebut.
“Penangkapan dilakukan oleh sembilan warga dan saya pimpin langsung.
Buaya dipancing menggunakan umpan bebek serati,” kata Maringgis kepada Bangkapos.com, Selasa (30/7/2024).
Maringgis mengungkapkan penangkapan buaya itu dilakukan setelah adanya persetujuan serta kesepakatan bersama antara pemerintah desa dan masyarakat setempat.
Pemasangan perangkap dilakukan sekitar pukul 17.00 Wib di sekitar lokasi korban diserang oleh buaya.
Dua jam setelah umpan dipasang, barulah sekitar pukul 20.00 Wib seekor buaya memakan umpan pancing.
Warga yang mengetahui hal tersebut langsung berbondong-bondong melakukan evakuasi dengan peralatan seadanya.
Proses penangkapan dan evakuasi predator ganas ini cukup memakan waktu.
Hampir tiga jam tepatnya pukul 23.00 Wib, buaya diperkirakan sepanjang tiga meter lebih ini berhasil dievakuasi.
Untuk jenis kelamin buaya tersebut warga tidak mengetahui secara pasti.
Akan tetapi, ukuran buaya itu memang cukup besar bahkan guna membawa buaya itu ke pemukiman warga membutuhkan belasan orang untuk mengangkatnya.
“Alhamdulillah, berkat doa semua warga, proses evakuasi kita lakukan sekitar tiga jam dan saat ini buaya ada di kantor desa,” papar Maringgis.
Di samping itu lanjut dia, saat ini buaya tersebut menjadi tontonan warga setempat.
Rencananya buaya tersebut akan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Lembaga Konservasi Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi.
Pihaknya masih menunggu bidang penangkaran untuk menjemput buaya tersebut.
Sebab, guna membawa buaya itu warga mengalami kendala karena ukuran buaya yang besar.
Selain itu, permasalahan akomodasi biaya menjadi pertimbangan tersendiri. Jika tidak mati, buaya tersebut rencananya akan dibawa ke ke tempat penangkaran buaya agar tidak membahayakan manusia.
Baca juga: Kisah Asmi Warga Delas Begulat Melawan Buaya Sungai Ulim Bangka Belitung, Colok Mata Baru Lepas
Mengingat buaya tersebut juga mengalami sejumlah luka di bagian tubuhnya dikenakan terkena kail pancing.
Diperkirakan buaya tersebut akan mati karena kondisinya yang tak lagi memungkinkan.
“Ini jadi kendala kita juga. Untuk mengantar ke sana, kita tidak ada biayanya. Jadi kita menunggu mereka, katanya tadi ada pertemuan dulu,” sebutnya.
Kendati demikian kata Maringgis, korban terkaman buaya yakni Asmi pada Senin (29/7/2024) malam telah menjalani operasi di RS Kalbu Intan Medika (KIM) Kota Pangkalpinang.
Diakui dia, Sungai Ulim memang menjadi tempat warga untuk mencari ikan.
Untuk itu, pemerintah desa setempat mengimbau agar warga berhati-hati jika sedang mencari ikan dan selalu waspada agar kejadian serupa tidak terulang.
“Pj Kades Tan Jaya dan BPD mengimbau warga berhati-hati jika berada di Sungai Ulim ataupun Sungai Nyire agar tidak tidak ada lagi warga yang menjadi korban,” pungkas Maringgis.
Warga Delas Diterkam Buaya
Nasib nahas dialami oleh Asmi alias Tarim warga Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.
Pria usia 42 tahun itu kini hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit sejak kemarin. Ia hanya bisa merintih kesakitan lantaran tulang pengumpil, tulang hasta serta pergelangan tangan kanannya patah bahkan sampai dipasang gips.
Bukan karena tertimpa beban berat ataupun lainnya, tulang tangan Asmi patah karena digigit oleh seekor buaya sungai dengan dengan ukuran kurang lebih 3,5 meter.
Kejadian itu bermula ketika dirinya tengah mencari ikan di Sungai Ulim, Desa Nyelanding.
Tidak hanya lengan tangannya, mata sebelah kanan Asmi juga harus mendapatkan perawatan intensif usai menjadi korban serangan buaya.
Penjabat Kepala Desa Delas, Tanjaya mengatakan, saat ini Asmi tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abu Hanifah, Kabupaten Bangka Tengah.
Rencananya korban juga akan dirujuk ke RSUD Depati Hamzah, Kota Pangkalpinang guna mendapatkan perawatan lebih intensif dan menjalani operasi.
Hal tersebut lantaran luka di sekujur tubuh dan tangan kanan Asmi akibat gigitan buaya.
“Rencananya Asmi akan dirujuk ke Rumah Sakit KIM Kota Pangkalpinang untuk menjalani operasi tangan kanan,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (29/7/2024).
Tanjaya memaparkan, kejadian tersebut berawal ketika Asmi dan dua orang rekannya yakni Rustam dan Sakai pergi memancing untuk mencari ikan di Sungai Ulim pada Minggu (28/7/2024) kemarin.
Kala itu ketiganya tengah mendapatkan spot atau titik memancing yang banyak mendapatkan ikan.
Ketika waktu mulai beranjak petang tiba-tiba tangan kanan Asmi yang tengah memegang joran pancing disambar seekor buaya dari dalam air.
Sontak Asmi yang kaget dan tidak bisa melakukan perlawanan langsung tertarik ke dalam air.
Tidak sampai di situ, bahkan sempat terjadi aksi tarik-menarik antara korban dan buaya.
Kedua rekan korban yang mengetahui kejadian itu langsung bergegas menyelamatkan korban.
Kedua rekannya turut ikut bergulat dengan seekor buaya guna menyelamatkan korban.
Sakai berusaha menolong korban dengan menarik korban, pada saat yang sama rekan korban juga berusaha mencari posisi mata buaya.
Langkah tersebut diambil supaya mata buaya dapat dicolok menggunakan jari tangan, sehingga buaya melepaskan gigitannya.
Alhasil buaya yang dicolok matanya melepaskan gigitan pada tangan Asmi.
Mengetahui buaya sudah melarikan diri korban langsung dibawa ke kawasan desa.
“Menurut keterangan rekannya korban, memang sempat terjadi aksi tarik-menarik antara buaya dan rekan korban.
Sampai akhirnya gigitan buaya dilepas,” jelas Tanjaya.
Korban yang mengalami luka dan berlumuran darah lanjut dia, kemudian dilarikan ke RSUD Abu Hanifah untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Atas peristiwa itu korban mengalami luka pada sekujur tubuhnya.
Mulai dari bagian wajah, mata, tangan serta kaki.
Namun luka paling parah berada pada tangan dan pergelangan tangan kanan korban.
Di mana tulang pengumpil, tulang hasta dan tulang pergelangan korban patah.
Tak hanya itu pelipis dan mata kanan korban turut mengalami luka akibat serangan buaya.
Berkaca dari kejadian itu, pemerintah desa setempat mengimbau masyarakat untuk sedikit mengurangi aktivitas di sungai.
Khususnya yang berpotensi menimbulkan serangan buaya kepada manusia.
Di mana hampir satu tahun terakhir sudah beberapa warga Desa Delas menjadi korban serangan buaya, baik di Sungai Ulim maupun Sungai Nyire.
“Saat ini korban masih di rumah sakit. Rencananya akan dirujuk,” pungkasnya.
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
| 2 Nelayan Pangkalpinang Hilang Hampir Sepekan, Kapal Mati Mesin di Laut Belinyu |
|
|---|
| 2025, Angka Stunting di Bangka Belitung Ditargetkan Turun |
|
|---|
| Robi Syianturi Atlet Asal Belitung Pecahkan Rekor Nasional di Casablanca Marathon 2025 di Maroko |
|
|---|
| Festival Sungai Upang 2025 Angkat Kearifan Lokal di Bangka Melalui Event Pariwisata |
|
|---|
| PLN Bangka Belitung Hadirkan Listrik Go Green, Ajak Transisi Energi Lebih Bersih |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.