Kabar Belitung

Dewan Pendidikan Ajak Mengawasi Generasi Z Secara Bijak

Dewan Pendidikan Provinsi Bangka Belitung menggelar kegiatan seminar nasional di Maxone Belitung, Jumat (2/8). Hal ini menyikapi isu pendidikan.

Penulis: Rusaidah | Editor: Teddy Malaka
Istimewa/Dok. Dewan Pendidikan Babel
Dewan Pendidikan Provinsi Bangka Belitung menghadirkan kegiatan seminar nasional di Maxone Belitung, Jumat (2/8). 

POSBELITUNG.CO - Dewan Pendidikan Provinsi Bangka Belitung menggelar kegiatan seminar nasional di Maxone Belitung, Jumat (2/8). Hal ini menyikapi isu pendidikan saat ini.

Tiga narasumber yang dihadirkan yakni Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Bangka Belitung Prof Bustami Rahman, Psikolog Mely Triana Psikolog dan Psikolog Wahyu Kurniawan.

Pada sesi pertama, Prof Bustami Rahman menjelaskan, Generasi Z (Gen Z) terlahir dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sudah seperti ini, akses komunikasi mereka sudah tidak terbatas bahkan sudah jauh mengglobal.

Generasi Z ini sudah mampu membangun komunikasi global di komunitas internasional dari berbagai negara, mengakibatkan mereka hanya peduli pada komunitasnya daripada dengan komunitas sekitar.

Hal ini bila dibiarkan tanpa bimbingan orang tua akan mengakibatkan terjadinya dekadensi pada moral, nasionalisme, ideologi bahkan dapat dikatakan jauh dari adat tradisi luhur bangsa dan cenderung menggerus nilai religi pada diri mereka.

"Adalah tanggung jawab kita bersama menjaga, memperhatikan dan peduli dengan masalah ini. Salah satunya adalah membatasi dan mengawasi Gen Z ini dalam menggunakan gadget secara bijak," kata Bustami.

Pada sesi kedua, Meli menyampaikan saat ini kerentanan dalam mempersiapkan diri kepada Generasi Z memiliki tantangan beragam, antara lain isu kesehatan mental remaja di sekolah.

Beliau menambahkan, setidaknya dari penelitian belakangan, satu orang siswa dari 20 siswa di antaranya mengalami kecenderungan masalah akan mental.

Ada beberapa ciri mental yang bisa mengarah kepada ketidaksehatnya antara lain misalkan peserta didik terlihat tidak konsen, tidak fokus, menyendiri, menyakiti diri sendiri, sensitif, terlebih pada era saat ini, banyak pula di sekolah ditemukan anak yang mudah menyerah, tidak punya nilai juang ada pula membully dan dibully.

Dari sisi lain terlihat tidak bahagia dan lain sebagainya. Banyak faktor yang menyebabkan peserta didik tidak sehat mentalnya karena perkembangan teknologi, peran pengasuhan orang tua, komunikasi anak dan orangtua.

Selanjutnya narasumber ketiga menyatakan, hampir semua anak-anak hari ini mengalami kerawanan/kerentanan akan masalah kesehatan mental dan ini ibarat fenomena gunung es.

Banyak faktor penyebab antara lain peran orang tua, pengasuhan, ketidakmampuan memfilter pemanfaatan teknologi, komunikasi orang tua dengan anak.

Anak dengan kondisi fatherless dan motherless, kesepian, efek video pendek dan gambaran otak anak dengan kondisi terpapar short video.

Setidaknya ada menawarkan yakni mengembalikan fungsi peran keluarga, membuat konseling teman sebaya, guru BK aktif, menambah ada program kelas parenting di sekolahan dan pengembangan dan aplikasi program P5. (*/may/
posbelitung.co)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved