Kulliner Belitung

Berkat Keuntungan dari Kuliner Belitung Ketam Isi Elcha, Mak Yuli Bisa Berangkat ke Tanah Suci

Ketam Isi Elca termasuk satu di antara produk kuliner Belitung dan oleh-oleh khas dari Kabupaten Belitung yang masih eksis sampai sekarang. 

Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
Posbelitung.co/Dede Suhendar
Mak Yuli menunjukkan proses pengemasan Ketam Isi Elcha di rumah produksi miliknya di Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, pada Sabtu (10/8/2024). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Ketam Isi Elca termasuk satu di antara produk kuliner Belitung dan oleh-oleh khas dari Kabupaten Belitung yang masih eksis sampai sekarang. 

Yuliana yang akrab disapa Mak Yuli, mulai merintis usaha semenjak tahun 2009 silam di rumahnya beralamat di Jalan Aik Ketekok atau Jalan Samping Masjid Al Iman, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung. 

Berawal dari membuat lauk di rumah, Mak Yuli perlahan mulai menjual ketam isi di beberapa rumah makan. 

Booming-nya pariwisata Belitung lewat film Laskar Pelangi pada tahun 2012 berperan besar dalam perkembangan usaha Ketam Isi Elcha. 

"Jadi pariwisata itu sangat-sangat besar pengaruhnya. Karena waktu itu saya dibantu promosi dari guide wisata juga ke wisatawan," tuturnya kepada Posbelitung.co pada Sabtu (10/8/2024). 

Baca juga: Kuliner Belitung Ketam Isi Elcha, Oleh-oleh Khas Olahan Daging Kepiting yang Gurih dan Lezat

Semenjak 2012 itu, Mak Yuli mulai menerima pesanan yang meningkat drastis dari para wisatawan dan karyawan kantoran. 

Bahkan pada saat itu, sempat penjualan ketam isi Elcha mencapai 20.000 pieces (pcs/buah) dengan omzet kotor menembus angka sekitar Rp200 juta. 

Dari keuntungan penjualan ketam isi, Mak Yuli bisa berangkat umrah ke tanah suci bersama keluarganya. 

Mak Yuli menunjukkan proses pengemasan Ketam Isi Elcha di rumah produksi miliknya di Belitung pada Sabtu (10/8/2024).
Mak Yuli menunjukkan proses pengemasan Ketam Isi Elcha di rumah produksi miliknya di Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung pada Sabtu (10/8/2024). (Posbelitung.co/Dede Suhendar)

Kemudian, membangun rumah produksi di sebelah rumahnya, serta membeli mobil untuk mempermudah operasional. 

"Alhamdulillah waktu itu bisa dikatakan puncaknya lah. Adek saya juga bisa menguliahkan anaknya dari hasil bantu-bantu membuat ketam isi ini," ungkapnya. 

Sekarang ini, Mak Yuli tak menampik angka penjualan menurun dan produksi ketam isi hanya sekitar 5.000an buah per bulan. 

Namun dirinya tetap bersyukur karena masih dapat bertahan di tengah kondisi ekonomi yang begitu sulit. 

Sebenarnya, kata Mak Yuli, semenjak awal dirinya sudah memperhitungkan biaya produksi. 

Sehingga di saat badai pandemi Covid-19 melanda, ditambah kondisi ekonomi sekarang ini, usaha Ketam Isi Elcha masih bertahan. 

Ia menjelaskan, produksi skala rumahan ditambah pekerjanya yang melibatkan keluarga, mampu menekan biaya produksi. 

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved