Berita Belitung timur

Angka Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Naik, Dinsos P3A Belitung Timur Gencarkan Edukasi

Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2024 di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) meningkat tapi tidak signifikan.

Penulis: Sepri Sumartono | Editor: Novita
Dokumentasi Bangkapos.com
Ilustrasi kekerasan terhadap anak 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2024 di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) meningkat tapi tidak signifikan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Belitung Timur.

Menurut Kepala Dinsos P3A Beltim, Yulhaidir, satu faktor di antara yang menyebabkan peningkatan kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah perkembangan teknologi dan anak-anak Gen-Z yang luar biasa cepat. 

"Tapi di satu sisi, kita melalui program di PPA, tetap senantiasa masuk ke lingkungan sekolah memberikan edukasi," kata Yulhaidir, Selasa (13/8/2024).

Baca juga: 36 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Belitung Timur pada 2024, Naik Tapi Tak Signifikan

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Belitung Timur, Yulhaidir
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Belitung Timur, Yulhaidir (Posbelitung.co/Sepri Sumartono)

Sasaran edukasi Dinsos P3A Beltim tidak hanya lembaga pendidikan formal seperti sekolah-sekolah, tapi juga lembaga non formal yang mengangkut anak-anak dan perempuan.

Menurutnya, ada informasi penting yang suka atau tidak harus disampaikan kepada anak-anak dan perempuan, karena edukasi harus tetap dijalankan.

Hanya saja, segmentasi edukasi yang diberikan harus mengikuti perkembangan zaman yang mayoritas merupakan generasi milenial dan Gen-Z. 

Makanya, penyuluh dari PPA juga perlu berimprovisasi dalam rangka penyesuaian pemberian edukasi.

Baca juga: Ada Rumah Aman Beltim untuk Anak dan Perempuan Korban Kekerasan di Belitung Timur

Edukasi dan pendekatan tidak hanya perlu dilakukan pada anak-anak, tapi juga guru-guru di sekolah. 

Melalui edukasi ke guru, bisa berdampak ke anak-anak menjadi lebih baik dan mampu menjaga diri.

"Sama halnya terhadap perempuan dewasa, karena kita mencakup keseluruhan. Yang perempuan banyak kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Kalau memang butuh pendampingan seperti penguatan psikologis," jelasnya

Jika kasus masuk ke ranah hukum, maka dari PPA tetap melaksanakan pendampingan hukum terhadap perempuan yang teraniaya supaya aman dan nyaman. 

Harapan Yulhaidir, pada intinya edukasi harus terintegrasi, melalui program sekolah perempuan termasuk kelompok PKK, menjadi informasi yang langsung masyarakat agar paham pentingnya keluarga dan parenting.

"Saya pikir mereka akan lebih memahami bisa menjaga diri dan menjadi anak-anak yang kuat dan tahu cara melindungi diri," tegasnya.

(Posbelitung.co/Sepri Sumartono)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved