Inilah Alasan Gus Miftah Usai Video Dirinya Toyor Kepala Istri Ramai Dikomentari Netizen

Di dalam video yang beredar di media sosial, terlihat Gus Miftah menggoyang-goyang kepala istrinya.

Editor: Alza
Instagram @gusmiftah
Gus Miftah dan Ning Astuti 

Ia merupakan keturunan ke-9 dari Kyai Ageng Hasan Besari, yaitu seorang pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo.

Terkait pendidikan, Gus Miftah adalah lulusan Pondok Pesantren Bustanul Ulum Jayasakti, Lampung Tengah.

Lulus dari ponpes tersebut, ia melanjutkan pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dengan mengambil Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah pada tahun 1999.

Gus Miftah diketahui menikah pada 2004 silam, dirinya resmi mempersunting perempuan bernama Ning Astuti.

Dari pernikahan tersebut, Gus Miftah dan Ning Astusi dikaruniai dua orang buah hati bernama Atqiya Maulana Habiburrohman dan Mufti Nabil Ulayya Mecca.

Gus Miftah mulai berdakwah sejak tahun 2000-an saat beliau masih berusia 21 tahun.

Perjalanan dakwahnya dimulai ketika beliau sering salat di musala sekitar daerah Sarkem, yang merupakan area lokalisasi di Yogyakarta.

Karena memiliki niatan berdakwah, Gus Miftah lantas mulai rutin menggelar kajian agama di area tersebut.

Meski awalnya banyak tantangan, namun lambat laun sejumlah pekerja dunia malam tersebut menerima kehadirannya.

Saat perjalanan dakwahnya, ia kerap mendapati keluh kesah para pekerja dunia malam yang kesulitan mendapat akses kajian agama.

Gus Miftah lantas melanjutkan perjalanan dakwahnya ke kelab malam dan juga salon plus-plus.

Sejak lima tahun terakhir, langkahnya pun didukung oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan. 

Nama Gus Muftah mulai diperbincangkan publik ketika video dirinya saat memberikan pengajian di salah satu kelab malam di Bali, viral di media sosial.

Pada 2011, Gus Miftah kemudian mendirikan Ponpes Ora Aji.

Jika pada umumnya banyak nama pondok pesantren yang menggunakan bahasa Arab, berbeda dengan pondok pesantren milik Gus Miftah.

Ia memilih menggunakan bahasa Jawa yakni Ora Aji yang memiliki makna mendalam, yakni tidak berarti.

Tujuan Gus Miftah menyematkan mana tersebut lantaran memiliki filosofi, yakni tak ada seorang pun yang berarti di mata Allah selain ketakwaan.

Di ponpesnya tersebut, Gus Miftah menampung para santri yang sebagian di antaranya adalah anak-anak jalanan, punk, dan mantan preman.

Pada 2019, nama Gus Miftah semakin dikenal publik usai dirinya ramai diperbincangkan saat mendampingi artis kenamaan, Deddy Corbuzier mengucap dua kalimat syahadat.  

(Tribun Cirebon/ Kompas.com)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved