Berita Bangka Belitung

Kasus Hipertensi Terbanyak di Puskesmas Pangkalpinang Triwulan III 2024

Kasus hipertensi tercatat terbanyak di puskesmas Kota Pangkalpinang pada triwulan III 2024.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Kamri
Grid.id
Ilustrasi hipertensi. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, penyakit hipertensi esensial (primer) atau darah tinggi menjadi penyakit paling banyak dialami oleh masyarakat pada Triwulan III 2024. 

POSBELITUNG.CO - Kasus hipertensi tercatat terbanyak di puskesmas Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan III 2024

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, penyakit hipertensi esensial (primer) atau darah tinggi menjadi penyakit paling banyak dialami oleh masyarakat pada Triwulan III 2024.

Dari total 10 penyakit terbanyak, hipertensi menempati peringkat pertama dengan jumlah 3.681 kasus.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, dr Tri Wahyuni mengemukakan penyakit hipertensi sering kali menjadi ancaman serius.

Hal ini lantaran dapat berujung pada komplikasi yang lebih berat, seperti penyakit jantung dan stroke. 

"Kami terus melakukan upaya preventif, seperti edukasi terkait pola hidup sehat dan peningkatan deteksi dini.

Ini agar angka hipertensi ini dapat ditekan," kata Tri Wahyuni, Jumat (18/10/2024).

Tri Wahyuni juga mengungkapkan penyakit-penyakit yang sering diderita masyarakat Kota Pangkalpinang selama Triwulan III 2024 didominasi oleh masalah pernapasan dan pencernaan. 

Influenza atau yang lebih dikenal sebagai common cold tercatat sebagai penyakit kedua terbanyak dengan 2.418 kasus.

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) non-spesifik menduduki peringkat ketiga dengan 2.083 kasus.

"Kasus influenza dan ISPA ini cenderung meningkat saat musim pancaroba.

Kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga daya tahan tubuh, terutama dengan mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga kebersihan lingkungan," tambahnya.

Baca juga: Oknum Lurah Paal Satu di Tanjungpandan Belitung Divonis 1 Tahun Perkara Penguasaan Lapangan Bola

Gangguan pencernaan seperti dispepsia juga menjadi salah satu perhatian dengan 2.055 kasus yang tercatat selama periode ini.

Dispepsia yang sering disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur atau konsumsi makanan yang terlalu pedas dan berlemak, menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami warga.

Selain itu, diabetes mellitus tipe 2 atau diabetes yang tidak bergantung pada insulin menjadi penyakit kronis yang juga menonjol dengan 1.512 kasus.

Penyakit ini memerlukan penanganan jangka panjang dan gaya hidup yang disiplin.

"Kami bekerja sama dengan puskesmas untuk memfasilitasi pengobatan dan edukasi bagi penderita diabetes agar komplikasi dapat dicegah," tegasnya.

Keluhan otot atau myalgia dengan 1.073 kasus, serta necrosis pulpa atau kerusakan jaringan pulpa gigi (802 kasus) juga tercatat dalam daftar penyakit terbanyak selama triwulan ini.

Kasus hipertensi jantung dan diare serta gastroenteritis juga menyumbang angka yang signifikan dengan masing-masing 784 dan 562 kasus.

Tri Wahyuni juga menyoroti peningkatan kasus hiperkolesterolemia, yaitu kadar kolesterol tinggi dalam darah, yang mencapai 569 kasus.

Penyakit ini terkait dengan pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang terus melakukan berbagai langkah preventif untuk menekan angka kejadian penyakit-penyakit ini.

Langkah preventif mulai dari program penyuluhan kesehatan hingga peningkatan fasilitas dan layanan di puskesmas. 

"Kami mengajak masyarakat untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di fasilitas kesehatan terdekat.

Langkah ini sangat penting untuk mencegah berkembangnya penyakit-penyakit yang berpotensi kronis," jelasnya.

Berikut 10 penyakit terbanyak di Kota Pangkalpinang triwulan III 2024:

1. Hipertensi Esensial (Primer) = 3.681 kasus

2. Influenza (Common Cold) = 2.418 kasus

3. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Non-Spesifik = 2.083 kasus

4. Dispepsia = 2.055 kasus

5. Diabetes Mellitus Tipe 2 = 1.512 kasus

6. Myalgia (Nyeri Otot) = 1.073 kasus

7. Necrosis Pulpa = 802 kasus

8. Penyakit Jantung Hipertensi = 784 kasus

9. Diare dan Gastroenteritis = 562 kasus

10. Hiperkolesterolemia = 569 kasus

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved