Berita Pangkalpinang

Harga Terbaru Ayam Potong di Pangkalpinang Babel Melonjak, Pemilik Usaha hingga IRT Mengeluh

Harga terbaru ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terpantau naik.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Novita
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Pedagang ayam potong di Pasar Air Itam, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (24/10/2024). 

Meskipun harga di Pasar Pagi relatif lebih murah, yakni berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp36 ribu per kilogram, Iwan mengatakan bahwa minat masyarakat untuk membeli ayam menurun drastis.

"Harga sudah tidak bisa dikurangi lagi karena kami juga mengambil dari distributor dengan harga tinggi. Sampai siang, dagangan saya masih banyak. Kami juga tidak tahu pasti kenapa distributor menjual dengan harga tinggi di tengah kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang," kata Iwan.

Para pedagang berharap agar ada kejelasan mengenai penyebab kenaikan harga ayam ini serta solusi dari pihak terkait, untuk menjaga kestabilan harga agar daya beli masyarakat tidak terus menurun.

Pemilik Usaha dan IRT Keluhkan Dampaknya

Lonjakan harga ayam broiler yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir mulai dirasakan dampaknya oleh para pelaku usaha kecil dan rumah tangga. 

Kenaikan harga ini memaksa mereka melakukan penyesuaian agar tetap dapat bertahan di tengah situasi ekonomi yang sulit.

Ica, pemilik usaha rumah makan yang menjual rice bowl ayam katsu, mengaku sangat terdampak oleh kenaikan harga ayam yang kini mencapai Rp40 ribu per kilogram. 

Sebelumnya, ia membeli ayam di kisaran Rp30 ribu per kilogram, namun lonjakan harga ini membuatnya kesulitan menjaga keuntungan.

"Dengan harga ayam yang sekarang, saya harus memperkecil ukuran porsi ayam yang saya jual agar tetap menarik bagi pembeli, namun tentu saja keuntungan saya jadi berkurang," kata Icah.

Jika kondisi ini berlanjut, imbuhnya, biaya produksi akan semakin tinggi dan dapat memengaruhi harga jual produknya, sesuatu yang ia khawatirkan dapat mengurangi minat konsumen.

Sandra, seorang ibu rumah tangga (IRT), juga merasakan dampak dari kenaikan harga ini. 

Biasanya, ia membeli ayam seharga Rp30 ribu per kilogram, namun kini ia harus mengeluarkan Rp40 ribu untuk jumlah yang sama. 

Alhasil, ia terpaksa membeli ayam dengan nominal yang sama, tetapi mendapatkan jumlah kilogram yang lebih sedikit.

"Biasanya saya bisa dapat lebih banyak, tapi sekarang dengan uang yang sama, jumlah ayamnya jauh berkurang. Ini tentu jadi kendala buat kebutuhan harian keluarga kami," tandas Sandra.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved