Syuting Film The Bell

Usai Proses Syuting di Belitung Timur, Film The Bell: Panggilan untuk Mati Masuk Tahap Editing

Latar cerita diperkuat dengan latar Belitung Timur tahun 1930-an yang mana pada saat itu penambangan timah masih menjadi primadona. 

Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Novita
Istimewa
Tim produksi, cast, dan kru Film The Bell Panggilan untuk Mati saat foto bersama di Pantai Punai, Kabupaten Belitung Timur, Senin (9/9/2024). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG -  Film The Bell : Panggilan untuk Mati yang sempat menarik perhatian masyarakat Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selama masa syutingnya, kini memasuki tahap editing. 

Setelah melakukan syuting di berbagai lokasi eksotis, bersejarah, dan penuh nuansa budaya tradisi di Belitung Timur, film ini kini melalui proses pascaproduksi yang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menghasilkan kualitas sinematik yang optimal.

Film yang bergenre drama misteri dengan sentuhan sejarah dan mistis ini bercerita tentang urban legend Penebok asli Manggar, Belitung Timur, yang berwujud hantu tanpa kepala. 

Penebok ini terkurung dalam lonceng seorang dukun yang setiap malam mengincar kepala-kepala manusia untuk mengganti kepalanya.

Latar cerita diperkuat dengan latar Belitung Timur tahun 1930-an yang mana pada saat itu penambangan timah masih menjadi primadona. 

Konflik-konflik perebutan lahan untuk jadi lahan tambang timah juga jadi cerita menarik dalam film ini.

Produser Film The Bell : Panggilan untuk Mati, Rendy Gunawan menuturkan, selama proses syuting, tim produksi bekerja sama dengan penduduk setempat.

Tidak hanya untuk mendalami budaya, tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai aktor pendukung dan tim produksi. 

Menurutnya dukungan dari komunitas lokal turut memperkaya cerita, memberi warna yang lebih autentik, dan menonjolkan pesona tradisi serta kearifan lokal Belitung Timur

Dalam beberapa adegan, budaya lokal seperti makanan tradisional dan tradisi adat turut ditampilkan, memberikan kesan otentik dan nuansa yang memperkaya visual film ini.

Dengan panorama alam Belitung Timur yang menjadi latar utama, film The Bell menampilkan keindahan pantai-pantai perawan, perbukitan hijau, dan situs-situs peninggalan sejarah, yang seluruhnya diharapkan bisa memikat penonton dan menambah daya tarik bagi para wisatawan. 

"Visual yang dihasilkan selama proses syuting di lokasi-lokasi tersebut diproyeksikan akan membawa nuansa magis, menambah unsur dramatis dalam alur cerita dan karakter film ini," kata Rendy.

Proses editing film The Bell diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan, mengingat tim produksi ingin memastikan bahwa semua elemen cerita, visual, dan atmosfer misterius yang melekat dalam film ini tersaji dengan sempurna. 

"Meski belum ada tanggal rilis resmi, tim produksi mengumumkan bahwa The Bell dijadwalkan untuk tayang pada akhir 2024 atau awal 2025," kata Rendy. 

(Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved