Berita Belitung

Ekonomi Belitung Tunjukkan Sinyal Tekanan Serius di 2024, Inflasi Lebih Rendah dari saat Pandemi

Bahkan, kondisi inflasi ini terbilang lebih rendah daripada 2020 lalu saat terjadinya pandemi Covid-19 yang disebut-sebut mengalami penurunan ekonomi.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Rilis berita resmi statistik di BPS Kabupaten Belitung, Kamis (2/1/2025). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG -  Ekonomi Belitung menunjukkan tanda-tanda tekanan serius di tahun 2024

Hal ini terlihat dari inflasi yang cenderung landai tetapi berpotensi mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat, serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mengalami kontraksi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Belitung, Baiq Kurniawati, mengungkapkan bahwa inflasi tahun kalender dan inflasi year-on-year (yoy) di Tanjungpandan hanya sebesar 1,68 persen, terendah kedua dalam satu dekade terakhir setelah tahun 2015.

Bahkan, kondisi inflasi ini terbilang lebih rendah daripada 2020 lalu saat terjadinya pandemi Covid-19 yang disebut-sebut mengalami penurunan ekonomi. 

Pada 2020 lalu, inflasi (year on year/yoy/secara tahunan) Belitung berada di angka 2,11 persen.

“Inflasi Tanjungpandan memang masih berada dalam target pemerintah sebesar 1,5 hingga 3,5 persen, tetapi rendahnya angka ini dapat menjadi bahan evaluasi. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena daya beli masyarakat menurun, akibat pendapatan yang melemah sehingga masyarakat lebih selektif dalam membelanjakan uang,” jelas Baiq, Kamis (2/1/2025). 

Dari 11 kelompok pengeluaran, tujuh di antaranya mengalami inflasi

Beras menjadi komoditas penyumbang terbesar dengan andil 0,49 persen terhadap inflasi yoy, menyusul lonjakan harga di awal tahun karena penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET).

Selain itu, sigaret kretek mesin juga memberikan kontribusi signifikan akibat kenaikan cukai tembakau.

Sementara ikan selar menyumbang inflasi di penghujung tahun karena pasokan nelayan berkurang saat permintaan masyarakat meningkat.

Namun, permasalahan tidak hanya terlihat dari inflasi

Ekonomi Belitung pada triwulan III tahun 2024 justru mengalami kontraksi sebesar -0,14 persen secara tahunan (yoy), setelah sebelumnya masih mencatat pertumbuhan 2,52 persen di triwulan II. 

Secara keseluruhan, ekonomi Belitung tertekan hingga -2,66 persen pada triwulan III, menandai kontraksi yang cukup dalam.

Nilai PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) pada triwulan III tercatat sebesar Rp1.883,28 miliar, sementara atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp3.514,44 miliar.

“PDRB ini adalah indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah. Dengan tren yang ada, terlihat perekonomian Belitung sedang menghadapi tantangan,” tambah Baiq.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved