Berita Bangka Belitung
Kenaikan PPN Berdampak Pada Apa Saja di Bangka Belitung? Ini Analisis Akademisi UBB
Devi Valeriani menilai kenaikan PPN menjadi 12 persen tidak memengaruhi harga bahan pokok di Bangka Belitung.
Penulis: Sela Agustika | Editor: Kamri
POSBELITUNG.CO - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen berdampak pada apa saja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ikut menjadi perhatian akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani.
Devi Valeriani menilai kenaikan PPN menjadi 12 persen tidak memengaruhi harga bahan pokok di Bangka Belitung.
Ini lantaran kebijakan kenaikan PPN 12 persen tersebut hanya diterapkan pada barang-barang mewah.
Devi Valeriani menjelaskan kenaikan harga bahan pokok di awal tahun 2025 tidak signifikan dan masih berada dalam batas harga eceran tertinggi (HET).
Terutama untuk komoditas seperti minyak goreng dan gula pasir.
Pasokan yang stabil dan cadangan bahan pokok yang mencukupi menjadi kunci terkendalinya harga kebutuhan pokok di pasaran.
Menurut Devi, kenaikan PPN 12 persen tidak memengaruhi harga bahan pokok karena kebijakan itu hanya diberlakukan untuk barang-barang mewah.
“Kenaikan PPN ini tidak termasuk bahan pokok.
Jadi tidak ada kaitannya langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat,” jelas Devi, Rabu (8/1/2025).
Baca juga: BEI Bangka Belitung Ikut Gelar Edukasi Tingkat Literasi dan Inklusi Pasar Modal
Namun, menurutnya, kondisi perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih menjadi perhatian.
Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung tercatat sebesar 0,13 persen, menjadi yang terendah di Sumatera bahkan secara nasional sejak 2022.
Salah satu penyebabnya adalah kontraksi pada sektor ekspor, khususnya logam timah yang tidak tercatat ekspornya selama Januari-Februari 2024.
Kemudian penurunan produksi kelapa sawit yang merupakan komoditas unggulan daerah Bangka Belitung ini.
Devi mengatakan dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan, Bangka Belitung beralih fokus pada konsep Blue Economy.
Potensi perikanan tangkap yang mendominasi sektor perikanan (91,75 perseb) dibandingkan perikanan budi daya (8,25 persen) menjadi salah satu prioritas.
Selain itu, Green Economy juga menjadi perhatian, terutama di subsektor perkebunan yang mendominasi usaha pertanian perorangan dengan kelapa sawit sebagai komoditas utama (62,33 persen), diikuti karet (21,46 persen), lada (10,30 persen), dan kelapa (4,87 persen).
Sektor pariwisata juga diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan konsep-konsep inovatif seperti wisata berbasis event dan paket bisnis sambil berlibur, sektor ini diharapkan memberi dampak positif pada pelaku UMKM.
Terutama di sektor akomodasi, serta makanan dan minuman.
Baca juga: Kalender 2025 Hari Libur Nasional Lengkap Jadwal Libur Panjang Imlek 2025
Proyeksi optimistis pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada 2025 dipatok sebesar 2,20 persen.
Untuk mencapainya, pemerintah daerah harus berupaya mengoptimalkan anggaran pada program prioritas seperti hilirisasi industri, pengembangan sektor perikanan dan kelautan, pertanian dan perkebunan, serta digitalisasi UMKM.
“Langkah konkret dan dukungan semua pihak sangat dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dapat tercapai,” kata Devi.
(Bangkapos.com/Sela Agustika)
kenaikan PPN 12 persen
harga bahan pokok
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Devi Valeriani
Universitas Bangka Belitung (UBB)
barang mewah
Posbelitung.co
| 2 Nelayan Pangkalpinang Hilang Hampir Sepekan, Kapal Mati Mesin di Laut Belinyu |
|
|---|
| 2025, Angka Stunting di Bangka Belitung Ditargetkan Turun |
|
|---|
| Robi Syianturi Atlet Asal Belitung Pecahkan Rekor Nasional di Casablanca Marathon 2025 di Maroko |
|
|---|
| Festival Sungai Upang 2025 Angkat Kearifan Lokal di Bangka Melalui Event Pariwisata |
|
|---|
| PLN Bangka Belitung Hadirkan Listrik Go Green, Ajak Transisi Energi Lebih Bersih |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.