Iptu Tomi Marbun Diserang KKB di Papua Barat dan Jatuh dari Perahu, 5 Bulan Tak Ada Kabar

Dia sempat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Editor: Alza
Kolase Tribunnews
IPTU TOMI MARBUN - Kolase foto Iptu Tomi Marbun (kiri) dan ibundanya (kanan). Iptu Tomi hilang di Papua Barat setelah baku tembak dengan KKB. 

POSBELITUNG.CO - Hampir lima bulan keberadaan Iptu Tomi Samuel Marbun atau Iptu Tomi Marbun, belum diketahui.

Sebelumnya, Iptu Marbun hilang di Papua Barat sejak, Rabu (18/12/2024) lalu.

Dia sempat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Dia bersama tim satgas TNI-Polri diserang KKB dan Iptu Marbun jatuh dari perahu.

Sampai saat ini, Iptu Marbun yang terseret arus tidak diketahui keberadaannya.

Upaya pencarian terus dilakukan dan tiga jenderal polisi ikut mencari korban.

Mereka adalah Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir, Danpas Pelopor Korbrimob Polri Brigjen Pol Gatot Mangkurat Putra Perkasa Jomantara, dan Karobinops Stamaops Polri Brigjen Pol. Auliansyah Lubis.

Dirangkum dari Tribun-Medan.com, Iptu Tomi Marbun merupakan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Papua Barat.

Ia menjadi anggota Polri setelah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada 2017 silam.

Iptu Tomi Marbun kemudian ditempatkan di Polda Papua Barat.

Dirinya kemudian dipindah tugaskan ke sejumlah tempat mulai Polres Sorong hingga Polres Fakfak.

Pada tahun 2021, Iptu Tomi Marbun baru ditugaskan di Polres Teluk Bintuni, dengan menjabat Kasat Reskrim.

Iptu Tomi Marbun kerap tergabung dalam satuan tugas melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Termasuk di hari-hari hilangnya korban, ia berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Adapun jabatan terakhir Tomi Marbun adalah Inspektur Polisi Satu alias Iptu.

Iptu Tomi Marbun sudah menikah dengan perempuan bernama Riah Ukur Tarigan.

Dari cinta keduanya, lahir buah hati bernama Nathan Sam Aldetri Marbun yang kini berusia satu tahun.

Ayahanda Tomi Marbun, Tumpal Marbun mengenang bahwa putranya itu adalah anak yang pintar.

Selain itu, korban juga tidak kenal pantang menyerah.

Iptu Tomi Marbun Pernah gagal sekali saat mendaftar di kepolisian.

"Dia nyoba Akpol sekali kalah. Kemudian kuliah lah di IPB. Hampir setengah semester di sana, dia bilang ke kami (orangtua) mau nyoba Akpol aja untuk kedua kali.

Dan akhirnya lulus," kata Tumpal, dikutip dari Tribun-Medan.com.

Sementara itu, ibu korban Elfrida br Gultom mengenal anaknya sebagai sosok yang berbakti.

Iptu Tomi Marbun tidak pernah lupa meminta doa saat hendak bertugas melawan KKB dan OPM.

"Dia setiap bertugas selalu minta doa saya. Saya beberapa kali bilang 'nggak takut kau Nang?', dia bilang "nggak apa mak, tujuan kita baik kok". Begitulah setiap mau tugas operasi," kenang Elfrida.

Elfrida kini hanya bisa berharap putra keduanya itu segera ditemukan.

Ia memohon agar Presiden Prabowo Subianto ikut memberikan perhatian terkait hilangnya Iptu Tomi Marbun.

"Tolong bapak presiden yang terhormat, bapak kapolri tolong berikanlah perhatian kepada anak kami Tomi," tegasnya.

Operasi pencarian

Operasi pencarian Iptu Tomi Marbun dengan melibatkan 3 jenderal polisi dimulai sejak Rabu (23/4/2025).

Kapolda Papua Barat memimpin perjalanan darat dari Poskotis Meyado menuju Pos Aju Mayerga. 

Medan licin, curam, dan penuh risiko menguji ketangguhan tim selama tiga jam perjalanan.

Keesokan harinya, Kamis (24/4/2025), Kapolda bersama pasukan melanjutkan perjalanan menuju Pos Aju Cempedak. 

Perjalanan ini menempuh waktu lebih dari sembilan jam berjalan kaki, melewati hutan lebat, rawa-rawa, dan jalur ekstrem lainnya.

Pada Jumat (25/4/2025), sebanyak 145 personel gabungan dari Tim SAR Korbrimob Polri, Satbrimob Polda Papua Barat, dan Inafis berhasil mencapai titik lokasi dugaan hanyutnya Iptu Tomi.

Lokasi tersebut berada di Zona Merah, wilayah rawan aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Tanpa membuang waktu, tim langsung melakukan penyisiran dan pengumpulan data di area tersebut. 

Hujan deras yang mengguyur, tanah berlumpur, serta ancaman dari hewan buas seperti buaya, tidak menghalangi semangat pencarian.

Operasi semakin diperkuat pada Sabtu (26/4/2025) dengan bergabungnya dua personel Divhumas Polri sehingga total kekuatan mencapai 147 orang. 

Di bawah komando para jenderal, tim melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi untuk memperjelas kronologi kejadian.

“Setiap langkah yang kami ambil di hutan ini adalah bentuk kesungguhan kami untuk menemukan rekan kami. Kami tidak akan berhenti sebelum ada kejelasan,” tegas Irjen Pol. Johnny Eddizon Isir di lokasi operasi.

Pada Minggu (27/4/2025), proses olah TKP dan rekonstruksi dilanjutkan untuk melengkapi data investigasi. 

Sekitar pukul 13.00 WIB, Kapolda bersama sebagian personel dievakuasi kembali ke Poskotis Meyado menggunakan dua helikopter, dengan kapasitas maksimal delapan orang per penerbangan. 

Proses pemulangan dilakukan bertahap untuk menjaga keselamatan seluruh tim.

“Medan berat, cuaca ekstrem, bahkan ancaman nyata dari KKB tidak akan pernah melunturkan dedikasi kami. Ini adalah bukti nyata bahwa solidaritas dan profesionalisme Polri selalu hadir di medan tugas paling berat sekalipun,” ujar Brigjen Pol. Gatot Mangkurat Putra Perkasa Jomantara.

Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 menjadi simbol keteguhan, loyalitas, dan semangat pantang menyerah dalam menjalankan tugas dan melindungi sesama anggota, meski harus menghadapi rintangan yang luar biasa berat.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Elfrida Gultom Histeris Kenang Putranya Iptu Tomi Marbun yang Hilang saat Kontak Senjata dengan KKB

(Tribunnews.com/Endra/Reynas Abdila)(Tribun-Medan.com/Alija Magribi)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved