Sosok
Sosok Molen Mantan Wali Kota Pangkalpinang, Ini yang Membuatnya Minta Maaf dan Berserah pada Allah
Menggunakan pakaian berwarna putih, Molen tampak tampil lebih tenang, serta berpenampilan cukup sederhana.
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Alza
POSBELITUNG.CO, BANGKA - Secara ekslufif, mantan Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil atau sering disapa Molen muncul di hadapan publik, usai perhelatan Pilkada Serentak tahun 2024, bulan November lalu.
Molen hadir dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos yang dipandu oleh Jurnalis Bangka Pos, Edy Yusmanto, Rabu (30/4/2025).
Menggunakan pakaian berwarna putih, Molen tampak tampil lebih tenang, serta berpenampilan cukup sederhana.
Pada kesempatan itu, Maulan Aklil menyampaikan pengalaman pribadinya, usai mendapatkan pengalaman pahit saat kalah dalam Pemilihan Wali Kota Pangkalpinang tahun lalu.
Seperti diketahui, saat itu Molen yang berpasangan dengan dr Masagus M Hakim sebagai calon tunggal, di hadapkan kenyataan harus kalah perolehan suara melawan kolom kosong atau kotak kosong.
Menurutnya, hasil yang di dapatkannya itu membuat ia menerima banyak hikmah.
Terutama membuatnya sadar soal akan akibat dari sifat sombong.
Meski begitu, ia merasa jika pengalaman melewati masa-masa sulit tersebut, justru membuat dirinya banyak belajar agar bisa lebih bersikap bijaksana, dalam semua hal.
Oleh karena itu, Molen meminta maaf pada semua pihak jika terdapat kesalahan yang dilakukannya di masa lalu.
Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Maulan Aklil tersebut:
1. Q: Bagaimana menyikapi kekalahan melawan kotak kosong itu?
A: Alhamdulillah, kekalahan kemarin itu hadiah dari Allah untuk saya.
Luar biasa hikmah yang kami dapat, dari kejadian itu.
Kami sadar sepenuhnya kalau kekalahan kemarin itu karana saya sendiri.
Karena kesombongan, terlalu percaya diri, sehingga lupa kalau segala sesuatu itu kehendak Allah.
Saya tidak bisa membayangkan kalau kemarin saya menang, alangkan tambah sombongnya saya.
Saya tidak menyalahkan tim, tidak menyalahkan siapa-siapa, justru malah ikhlas lillahitaala.
Bagi saya kemarin itu hadiah yang diberikan Allah, pada kami sekeluarga.
2. Q: Kapan menyadari hal itu?
A: Memang butuh proses, pada awlanya ada rasa malu, sedih, kecewa, ada, sebagai manusia biasa saya merasakan itu.
Tapi, seirig waktu berjalan, proses itu menemukan jawabannya.
3. Q: Kalau boleh tahu, rasa malu atau kecewa itu kepada siapa?
A: Ya, pasti dengan keluarga, dengan masyarakat ada rasa itu.
Namun sekarang, Alhamdulillah, Allah kasih hadiah ini untuk saya introspeksi diri, evaluasi diri.
Jadi untuk bisa mengkoreksi hati, penyakit hati paling bahaya adalah sombong. Kalau kita sombong Allah pasti akan murka akan hal itu.
4. Q: Berarti saat itu telalu sombong, memang dari diri sendiri atau karena memang tidak ada yang mengingatkan?
A: Ini kan karena Allah, semua. Bahwa kita hidup ini pasti seperti roda berputar, kalau kita dikasih ujian dan kita anggap hadiah dari Allah, ini membuat kita semakin matang.
Jadi saya anggap ini sebuah hadiah lagi, misal saya ambil contoh saat istri saya meninggal, tahun 2013 juga pernah kalah, inilah yang membuat saya lebih istiqomah?
5. Q: Mohon maaf, tapi ini kalahnya berbeda, dengan kotak kosong?
A: Ya alhamdulillah, semakin berat ujian, berarti semakin kita naik tingkat lebih tinggi lagi.
Semua karena Allah, saya tidak bisa membayangkan, kalau saya menang pasti akan ada yang lebih besar lagi di depan yang harus dihadapi.
6. Q: Kemarin jadi tidak membayangkan hal ini?
A: Terlalu jumawa tadi, terlalu sombong. Oleh sebab itu pada kesempatan ini saya minta maaf pada teman, sahabat, masyarakat Pangkalpinang atas kejadian ini.
Ada yang dikecewakan, kegaduhan, jadi saya mohon maaf lahir dan batin. Ini tulus yang saya sampaikan, mohon maaf atas salah dan khilaf kami.
Saya juga tidak menyalahkan siapapun.
7. Q: Berarti tidak menyalahkan siapapun dalam hal ini?
A: Saya sendiri yang salah, saya ikhlas. Semua sudah bekerja dengan baik, tapi ini kehendak Allah.
Saya rasa Allah tidak suka kalau ada orang sombong, jadi alhamdulillah di dunia masih mendapatkan teguran seperti ini.
Seandainya tidak di dunia, pertanggungjawaban nya lebih sulit.
8. Q: Apa yang kemudian meyakinkan diri sendiri soal itu, karena pasti sangat sulit?
A: Saya mencoba tabayun, mendekatkan diri pada keluarga. Banyak pengalaman spiritual yang saya dapat, saya ambil hikmahnya.
Kemarin saya mungkin terlalu duniawi, contoh, lebaran kemarin saya memang sudah lama tidak ke makam istri saya.
Di sana anak-anak keluarga merasakan sesuatu luar biasa, dulu waktu saya jadi Wali Kota tidak seperti ini, di hari pertama.
9. Q: 27 Agustus 2025, sudah banyak bermunculan, kemudian banyak yang bertanya, bagaimana dengan Molen?
A: Wallahhualam, bagi saya jalani saja. Kemarin kita gempur, kerja keras, atur strategi, kalau Allah belum berkehendak, hasilnya seperti itu. Jadi saya cari keberkahan, ridho Allah, Bismillah karena Allah.
Kalau Allah berkehendak saya maju, kalau tidak ya alhamdulilah. Saya berdoa, kalau dimudahkan saya maju, kalau tidak juga lebih istiqomah.
10. Q: Bagaimana sampai hari ini untuk maju itu?
A: Ya semua masih berporses, ikhtiar saya jalankan, harus kita lakukan. Semua masih dinamis.
11. Q: Kalau dari kalkulasi politik?
A: Saya kembalikan ke yang maha kuasa. Saya merasa lebih tenang, segala sesuatu saya serahkan.
Apalagi soal politik ini kan hanya duniawi, hanya sesaat jadi tidak perlu dikejar. Kalau sudah takdir kita jalankan.
12. Q: Kalau kemudian diberikan kesempatan, apa yang akan dibenahi?
A: Pertama soal hati, maka saya ingin kalau dikasih kesempatan, kita ajak semua jangan lupa salat lima waktu.
Bagi yang nonmuslim dekatkan pada Tuhan, pasti itu akan mendapatkan semuanya dengan mudah.
13. Q: Saat ini terlihat lebih kalem, apakah ini strategi?
A: Saya rasa tidak, mohon ampun kalau ini strategi-strategi, tapi ini tidak.
Bismillah inilah adanya saya sekarang. Mohon maaf kalau ada masyarakat, orang-orang, sahabat, saya mohon maaf dari mulut saya langsung.
(posbelitung.co/Rifqi Nugroho)
Sosok Widiyanti Menpar Bikin Repot Staf, Minta Air Galon untuk Mandi, Hartanya Rp5,4 Triliun |
![]() |
---|
Sosok Arlan Wali Kota Prabumulih, Nasibnya Kini Usai Copot Kepsek Roni |
![]() |
---|
Sosok Ahmad Dofiri Dulu Pecat Ferdy Sambo, Kini Diangkat Jadi Penasihat Khusus Prabowo |
![]() |
---|
Dulu Tukang Survei Indo Barometer, Kini Sosok Qodari Diangkat Jadi KSP, Hartanya Bejibun |
![]() |
---|
Reshuffle Kabinet, Sosok Angga Raka Diadang Paspampres, Sampai Prabowo Bereaksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.