Wisata Bangka Belitung
Oleh-oleh Kopiah Resam Khas Bangka Belitung dari Desa Dendang, Tahan Basah dan Adem di Kepala
Kopiah resam oleh-oleh khas Bangka Belitung ini semakin hari banyak dicari.
Penulis: Riki Pratama | Editor: Kamri
POSBELITUNG.CO - Jari-jari Kartini cekatan menganyam resam menjadi sebuah kopiah, pesanan konsumen.
Menggunakan sejumlah alat tradisional dia menganyam kopiah resam dari bahan baku tumbuhan resam.
Tak lupa dia membekali pisau cutter, lilin, hingga tutup gelas untuk merangkai resam menjadi kopiah yang bernilai tinggi.
Kopiah resam oleh-oleh khas Bangka Belitung ini semakin hari banyak dicari.
Kopiah resam halus dihargai Rp 500 ribu- Rp 2 juta.
Sedangkan kopiah kasar Rp 50- Rp 500 ribu.
Pembeli dapat memilih motif atau dibuatkan nama, ukuran kepala sesuai keinginan pembeli.
Usaha kerajinan kopiah resam Kartini memiliki brand "Aloeng Hardycraft".
Brand ini telah dikenal di Pulau Bangka, terutama di kalangan wisatawan, bahkan pejabat dari bupati hingga gubernur.
Lapak Aloeng Hardycraft berada di Jalan Pangkalpinang-Mentok, Desa Dendang, KM 73, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Usaha ini mampu bertahan karena konsistensi dan keuletan para perajin di Desa Dendang, yang sebagian besar merupakan pembuat kopiah resam.
Sedangkan promosi terus dilakukan Suriadi alias Ahmad (31) anak Kartini.
Pemuda asal Desa Dendang ini ikut membantu usaha kerajinan tangan orangtuanya tersebut.
Baca juga: Bupati Belitung Jajaki Maskapai Citilink Buka Penerbangan Internasional ke Singapura
Suriadi alias Ahmad (31) selaku Owner Aloeng Hardycraft mengemukakan nama atau brand kopiah resam merupakan istilah ajakan dalam bahasa daerah Bangka.
"Bahasa daerah ajakan, alung pakai kopiah resam dan hardycraft itu kerajinan tangan.
Kami merintis usaha ini sejak tahun 2018 hingga saat ini," kata Ahmad kepada Bangkapos.com, Sabtu (10/5/2025).
Jenis kerajinan tangan yang dijualnya, yakni kopiah resam dalam tipe halus dan kasar.
Kedua tipe ini memiliki harga berbeda karena kualitas bahan, kerumitan dan lama waktu pembuatan.
"Jadi di tumbuhan remasan, diambil yang tengahnya ada yang kami sebut indukan dan anakan.
Anakan buat kopiah resam halus, indukan dibuat kopiah kasar," katanya.
Ahmad mengatakan kopiah resam menggunakan bahan baku utama dari tanaman resam.
Tanaman jenis tumbuhan paku yang biasanya tumbuh di daerah hutan dekat pohon karet.
"Yang menggunakan kopiah ini berbagai usia dari 30-an sampai ke 50-an ke atas.
Kalau untuk anak muda seperti Gen Z, jarang menggunakan kopiah ini. Tetapi dari kalangan pejabat banyak dari bupati hingga gubernur," katanya.
Baca juga: Kalender Juni 2025 Lengkap dengan Tanggal Merah, Simak Jadwal Libur 1 Muharram 1447 H Lengkap!
Kartina pengrajin kopiah resam mengaku hampir 95 persen warga Desa Dendang memiliki kemampuan membuat kopiah resam.
Mereka diajarkan secara turun temurun orangtua terdahulu.
Bahkan saat ini masih terus dilestarikan dengan diajarkan ke siswa sekolah dasar.
"Jadi hampir 95 persen warga desa bisa membuat kopiah resam belajar dengan orangtua.
Di Dendang juga siswa sekolah dasar bisa bikin kopiah," kata Kartini.
Di Desa Dendang, usaha kerajinan resam banyak dilakoni masyarakatnya.
Kerajinan resam umumnya diproduksi dalam skala usaha rumah tangga.
"Resam itu kami ambil di hutan, ia sejenis tanaman paku, rumput liar, banyak peneliti menyampaikan tanaman ini, dibudidaya belum bisa.
Usia panennya tidak tahu, jadi dia itu tumbuh liar saja di hutan, atau kebun karet," katanya.
Berjalanya waktu, keberadaan tumbuhan resam makin sedikit.
Ini lantaran banyak hutan dipangkas dan dibuat kebun kelapa sawit sehingga keberadaan resam makin berkurang.
"Kami juga pernah mencari bahan baku sampai ke kecamatan sebelah, atau tempat lain, yang belum dimasuki persawitan," jelas Kartini.
Tumbuhan resam memiliki tiga jenis, yakni resam padi, resam bulin, resam lilit.
Resam lilit memiliki ciri kuning-keras.
Jenis ini sudah langka atau susah dicari.
Kini yang masih banyak keberadaanya adalah resam padi dan bulin yang tumbuh di tempat-tempat tertentu.
"Kalau untuk saat ini waktu pembuat kopiah kasar kasar mencapai 1-2 Minggu.
Sementara kopiah halus 1-2 bulan. Karena kerumitan, dan kualitasnya berbeda," katanya.
Kelebihan kopiah resam dengan kopiah-kopiah lainnya terletak dikenyamanan saat dipakai.
Kopiah resam lebih adem, dingin di kepala karena memiliki banyak pori-pori.
"Kata yang makai kopiah ini lebih dingin, karena ada pori-pori kena air tidak basah, dan bahanya awet dapat bertahan hingga bertahun-tahun," jelas Kartini.
Pembeli kopiah resam dengan brand Aloeng Hardycraft, ramai di hari-hari tertentu.
Seperti bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, pembeli dari sejumlah daerah di Pulau Bangka.
Bahkan dari wisatawan Palembang dan Jakarta pernah datang ke Desa Dendang.
"Paling banyak dicari itu, kopiah resam yang halus, pembelinya langsung dari Jakarta, Palembang, sekali beli 5 kopiah.
Selain wisatawan, ada juga dari kalangan pejabat, polisi dan pegawai BUMN yang saat ini sedang saya buat," ujarnya.
Produk Kopiah Resam Aloeng Handycraft bisa ditemui di berbagai galeri seperti di Tins Galery, Galeri di Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang.
Pengunjung juga bisa mendatangi lapak depan rumah pembuatnya di Jalan Pangkalpinang-Mentok, Desa Dendang, KM 73, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung atau menghubungi nomor Handphone 0831-7563-7225.
(Bangkapos.com/Riki Pratama)
Kopiah Resam
oleh-oleh khas Bangka Belitung
Desa Dendang
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Posbelitung.co
Uniknya Wisata Pantai Batu Pulas Cendil Belitung Timur Kepulauan Bangka Belitung, Spot Batu Granit |
![]() |
---|
Wisata Saat Libur Lebaran 2025 di Belitung Kepulauan Bangka Belitung, Pantai Ini Destinasi Favorit |
![]() |
---|
Pantai Tungau Destinasi Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, Daya Tarik Saat Libur Lebaran 2025 |
![]() |
---|
Wisata Saat Libur Lebaran 2025 di Mentok Babar Kepulauan Bangka Belitung, Ini 5 Destinasi Pilihannya |
![]() |
---|
Fokus Utama Strategi Pengembangan Pariwisata Bangka Belitung, 2025 Ada Event Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.