Profil Tokoh

Kisah Kematian Ustad Yahya Waloni di Mata Guru Besar UIN Alaudin, Prof Syahruddin: Bikin Iri Jemaah

Syahruddin Usman adalah salah seorang saksi saat menyaksikan wafatnya Ustad Yahya Waloni

Editor: Kamri
Istimewa/TribunTimur.com
USTAD YAHYA WALONI - Ustad Yahya Waloni meninggal dunia saat sedang mengisi khatib salat Jumat di Masjid Darul Falah, Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/6/2025) siang. 

POSBELITUNG.CO - Kisah kematian Ustad Yahya Waloni saat sedang mengisi khatib salat Jumat di Masjid Darul Falah, Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/6/2025) siang menjadi perhatian banyak pihak.

Pendakwah berusia 55 tahun itu menghembuskan nafas terakhir saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah.

Berpulangnya Ustad Yahya Waloni ini mengagetkan masyarakat.

Apalagi saat itu sedang dalam suasana perayaan Idul Adha 1446 Hijriah.

Salah satu yang merasa kehilangan sosok Ustad Yahya Waloni adalah Prof Dr H Syahruddin Usman, M.Pd, seorang Guru besar UIN Alauddin Makassar.

Syahruddin Usman adalah salah seorang saksi saat menyaksikan wafatnya Ustad Yahya Waloni di mimbar khatib Masjid Darul Falah, Rappocini pada Jumat siang.

Ia mengungkapkan menyimak khutbah salat Jumat Ustad Yahya Waloni dari lantai 2 di Masjid Darul Falah.

Ustad Yahya Waloni saat itu menyampaikan khutbah secara lantang dan mudah dipahami para jamaah.

"Suaranya lantang, bergairah, mudah dimengerti dan khutbahnya sangat sistematis," jelas Syahruddin.

Baca juga: Rekam Jejak Al Muzzammil Yusuf Presiden PKS yang Baru, Sosok Doktor, Pernah Belajar Bahasa di Mesir

Menurutnya, Ustad Yahya Waloni telah menjadi khatib di masjid binaannya itu sebanyak 2 kali.

Bahkan pada tahun 2024 lalu, mubaligh kelahiran Minahasa, Manado Sulawesi Utara itu juga bertindak sebagai khatib.

"Info dari panitia, Ustad Yahya minta agar diberi kesempatan jadi khatib salat Jumat, karena kebetulan lagi safari dakwah di Makassar," kata Syahruddin dilansir dari Tribun Timur.

Ketua Umum Pengurus Masjid Darul Falah ini menyakini Ustad Yahya Waloni wafat dalam keadaan husnul khatimah, yaitu akhir kehidupan dunia yang baik dan indah secara spiritual.

Syahruddin juga mengaku kematian Ustad Yahya Waloni ini membuat iri banyak jamaah.

Lantaran ustad satu ini wafat dalam kondisi husnul khatimah.

"Insyallah, momen kematian almarhum adalah definisi sejati dari husnul khatimah.

Kematiannya bikin iri, jamaah," ujar Syahruddin, Jumat, dikutip dari Tribun Timur.

Ia mengungkapkan alasan kematian Ustad Yahya Waloni termasuk husnul khatimah.

Di antaranya meninggal saat momen hari Jumat, berada di mimbar khatib salat Jumat, serta khutbahnya mengenai ketaatan dan ketauhidan.

"Momennya hari Jumat. Lokusnya di mimbar khatib, konteks amaliahnya, khutbah tentang indahnya ketaatan, ketauhidan dan pengorbanan sejati Nabi Ibrahim dan putranya Ismail kepada Allah," jelas Syahruddin.

Ustad Yahya Waloni meninggal dunia saat sedang berada di mimbar Jumat Masjid Darul Falah pada Jumat siang sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua salat Jumat.

Beberapa saksi mata mengungkapkan ustaz yang memiliki latar belakang sebagai mantan pendeta itu disebut tiba-tiba lemas dan terduduk di atas mimbar.

Setelah itu, dia tak sadarkan diri saat hendak menyampaikan khotbah Jumat kedua.

"Usai khutbah kedua, jatuh dan langsung lemas," ungkap Yusran Uccang (43), warga Minasa Upa dilansir Tribun.

Prosesi salat Jumat sempat tertunda dan Ustad Yahya segera dilarikan ke Rumah Sakit Bahagia di Minasa Upa.

Harfan Jaya Sakti (39), Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah menyebutkan Ustad Yahya Waloni terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.

Harfan menjelaskan dalam rukun khutbah salat Jumat terdapat dua sesi khutbah.

 Khutbah pertama diakhiri doa dan jeda duduk sejenak.

Setelah itu, dilanjutkan khutbah kedua dengan penegasan tentang ketakwaan, shalawat, dan intisari khutbah sebelum doa penutup.

Menurut Harfan, Ustad Yahya Waloni sempat terduduk hingga tak sadarkan diri saat menyampaikan khotbah Jumat kedua.

"Ustaz Waloni terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk di antara dua khutbah.

Namun sebelum itu, masih sempat berdiri dan mengingatkan pentingnya bertauhid kepada Allah SWT," kata Harfan.

Ustad Yahya Waloni diketahui sudah dijadwalkan oleh panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

Ia pada pagi harinya memberikan khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

Ustad Yahya bersama istrinya, Sitti Mutmainnah (34) menginap di Hotel Prima, Jalan Dr SAM Ratulangi, sekitar 9,7 kilometer dari Masjid Darul Falah.

Panitia kemudian menjemputnya sekitar pukul 10.30 WITA.

Ustad Yahya saat itu masih sempat menyaksikan penyembelihan hewan kurban di halaman timur masjid.

Sedangkan sang istri dijamu di rumah salah seorang takmir yang berjarak sekitar 75 meter dari masjid

Ustad Yahya kemudian memasuki masjid dan duduk di shaf pertama, membaca surat Al-Kahfi dan berzikir sebelum memulai khutbah pada pukul 11.30 WITA.

Khutbah Jumat siang itu dimulai pukul 12.05 WITA setelah azan.

Tema khutbah Ustad Yahya menceritakan mengenai kekuatan iman, menyoroti ujian Nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih putranya Ismail sebagai bukti ketaatan individu, keluarga, dan umat Muslim.

Khutbah Ustad Yahya berlangsung sekitar 15 menit dan jamaah memadati ruangan utama hingga lantai dua.

"Saya berada di lantai dua dan bisa menyimak pesan-pesan beliau dengan jelas," ungkap Prof Dr Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN Alauddin sekaligus jamaah.

Usai khutbah pertama selesai pukul 12.25 WITA, Ustaz Yahya kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah kedua tanpa teks.

Sebelum membacakan doa penutup, Ustad Yahya tiba-tiba memegang dada.

Tubuhnya lemas dan kemudian terduduk di mimbar.

"Saya kira beliau mau minum, tapi tiba-tiba terduduk.

Jamaah shaf depan panik.

Imam dan pengurus langsung berlari ke depan," kata Harfan.

Menurut Harfan, mata Ustaz Yahya sempat terbuka.

Harfan menduga beliau saat itu sudah dalam kondisi sakratul maut.

Profil Ustad Yahya Waloni

Ustad Yahya Waloni lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 30 November 1970.

Ia memiliki nama lengkap Yahya Yopie Waloni.

Yahya Waloni berasal dari keluarga berdarah Minahasa dikenal taat dalam menjalankan ajaran Kristen.

Yahya Waloni sebelum memeluk Islam, pernah menjabat sebagai tokoh agama dalam struktur Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, khususnya di wilayah VI Sorong-Kaimana.

Ia juga pernah menjadi Ketua sekaligus Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong dari tahun 1997 hingga 2004.

Yahya kemudian sempat pindah ke Balikpapan dan sempat mengajar sebagai dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) hingga 2006.

Perjalanan spiritual Yahya Waloni berlanjut saat hijrah ke Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Di Tolitoli, Yahya Waloni mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimbingan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.

Nama Yahya Waloni cukup sering mencuat di publik lantaran pernyataan-pernyataannya.

Ia bahkan sempat di tangkap di kediamannya Kawasan Cibubur, Jakarta Timur pada 26 Agustus 2021.

Hal itu terkait ceramahnya yang dinilai menyinggung umat agama lain.

Ucapan itu dianggap sebagai ujaran kebencian yang bermuatan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).

Ia dijerat dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), khususnya Pasal 45A juncto Pasal 28 ayat (1) akibat pernyataannya itu.

Ustad Yahya juga dikenai pasal 156a KUHP terkait penodaan agama.

Berikut biodata Ustad Yahya Waloni dilansir dari berbagai sumber:

Biodata Ustad Yahya Waloni

Nama Lengkap: Dr H Muhammad Yahya Yopie Waloni, STh, MTh

Nama Panggilan: Ustad Yahya Waloni

TTH: Manado, 30 November 1970

Asal: Manado, Sulawesi Utara

Wafat: 6 Juni 2025

Agama: Islam

Warganegara: Indonesia

Saudara: Bungsu dari 7 bersaudara.

Istri: Sitti Mutmainnah

Anak: Siti Sarah, Zakaria, Nur Hidayah

Demikian, profil dan biodata Ustad Yahya Waloni dai wafat saat khutbah salat Jumat di Masjid Darul Falah, Jl Aroepala, Minasa Upa, Kelurahan Gunung Sari, Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (6/6/2025) siang kemarin.

(Tribunnews.com/SerambiNews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved