Pos Belitung Hari Ini

LIPSUS - Babel Belum Mampu Ekspor Udang Vaname, Rp9 Triliun Tak Terserap Jadi APBD

Berdasarkan data DKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penjualan udang vaname menempati posisi teratas jika diurutkan berdasarkan nilai rupiahnya.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
POS BELITUNG HARI INI - Pos Belitung Hari Ini edisi Senin, 18 Agustus 2025, memuat headline berjudul Liputan Khusus Rp9 Triliun Tak Terserap Jadi APBD. 

Baru 40 kolam

Terpisah, Dwi Handoyo S.PI, Manajer Operasional PT Semeru Teknik menyebut saat ini pihaknya baru mengoperasikan 40 dari 60 kolam di lokasi tambak yang ada di Kabupaten Bangka Selatan

Dari kegiatan budidaya udang vaname, perusahaan biasanya bisa melakukan panen sebanyak dua kali dalam satu tahun.

“Biasanya setahun bisa dua kali panen. Setelah panen, kolam harus dikeringkan, dibersihkan, diolah airnya, baru tebar benih lagi. Proses persiapan ini memakan waktu sekitar satu bulan,” kata Dwi saat ditemui di kantornya, Kamis (14/8/2025).

Dwi menyebut bibit udang PT Semeru Teknik berasal dari dua lokasi, Bali dan Lampung. Sedangkan hasil panen merekajual ke PT Global Marine.

Menurut Dwi, udang yang dipanen akan disortir berdasarkan ukuran, seperti Size 30 (30 ekor per kilogram) hingga Size 40 semua sortir sampai pengemasan dilakukan oleh PT Global Marine. 

Udang yang tidak masuk spesifikasi ekspor dijual ke pasar lokal Babel.

“Udang yang sesuai spesifikasi kami jual ke mitra di Pangkal Balam. Dari sana mereka kirim ke Jakarta, baru dipasarkan atau diekspor. Kami hanya sebatas membudidayakan dan menjual ke mereka. Untuk harga terakhir, bulan lalu kisaran Rp70–80 ribu per kilo,” kata Dwi.

“Kalau dihitung dengan harga rata-rata Rp70 ribu per kilogram, nilainya sekitar Rp210 miliar,” jelasnya.

Langsung dari Pangkalbalam Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah menggelar kegiatan Akselerasi Ekspor sebagai langkah konkret mendorong peningkatan daya saing produk unggulan daerah di pasar global. 

Hal itu ditandai pelepasan ekspor komoditas lada dan ikan segar dari Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang pada Jumat (8/8/2025) lalu. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean, Gubernur Babel Hidayat Arsani, Kepala Badan Karantina Babel Hasim, unsur forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda), dan undangan lainnya.

Adapun lada yang diekspor sebanyak 51 ton senilai Rp8,1 miliar dengan negara tujuan Malaysia, Vietnam, dan Taiwan. Sementara itu, ikan segar yang diekspor mencapai 89,5 ton senilai Rp3,2 miliar dengan negara tujuan Malaysia dan Australia.

“Esensinya kedatangan hari ini adalah produk-produk ekspor sertifikatnya itu berasal dari daerah yang tercatat secara nasional dari daerah asal, kemudian negara mitra itu tahu visibility-nya ikan yang dikonsumsi itu dari Provinsi Bangka Belitung, dan data itu diminta oleh negara-negara mitra kita,” kata Sahat kepada awak media usai pelepasan ekspor lada dan ikan segar.

Ia juga menyebutkan, seluruh proses ekspor kini telah terintegrasi secara digital antara Karantina, Bea Cukai, KSOP, dan pemerintah daerah. 

Hal ini menjadikan pengiriman barang lebih efisien dan terpercaya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved