Iran Vs Israel

Rudal Iran yang Hantam Israel Juni Lalu Produksi Lama, Kini Punya Lebih Canggih dan Dahsyat

Sejumlah kerusakan besar dialami Israel sehingga bersedia gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat.

Editor: Alza
x/abplive/Tribunnews.com
SERANGAN RUDAL - Gambar diambil dari X/abplive, Selasa (24/6/2025) menunjukkan momen saat serangan rudal Iran menghancurkan bangunan permukiman di Be'er Sheva Israel dan Tel Aviv. 

POSBELITUNG.CO - Rudal Iran yang menghantam Israel pada Juni 2025 lalu, jenis lama dan produksi lawas.

Negara para Mullah itu belum meluncurkan rudal-rudal canggih mereka.

Meski rudal produksi lama, namun membuat Israel ketar-ketir.

Sejumlah kerusakan besar dialami Israel sehingga bersedia gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat.

Kekuatan militer Iran membuat dunia tercengang, terutama rudal jarak jauh yang mampu menjangkau Israel.

Pernyataan soal rudal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Iran Brigjen Aziz Nasirzadeh.

Dia mengklaim rudal-rudal yang ditembakkan Iran ke Israel dalam perang selama 12 hari beberapa waktu lalu adalah rudal produksi lama.

Perang Iran-Israel berlangsung dari tanggal 13 Juni hingga 24 Juni dengan diawali oleh serangan Israel ke Iran

Israel menargetkan fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran.

Selain itu, Israel membunuh sejumlah panglima militer dan ilmuwan nuklir Iran.

Iran lalu membalasnya dengan gelombang serangan yang bertubi-tubi.

Media Barat memperkirakan Iran telah meluncurkan lebih dari 550 rudal balistik dan 1.000 drone atau pesawat nirawak ke Israel.

Waktu itu di media sosial beredar video dan foto yang memperlihatkan rudal-rudal Iran sukses menghantam target di Israel.

Nasirzadeh menyebut rudal-rudal itu adalah rudal lama yang diproduksi beberapa tahun lalu.

Lalu, dia memperingatkan bahwa rudal-rudal terbaru Iran jauh lebih dahsyat dan siap digunakan jika Israel kembali menyerang.

"Dalam perang selama 12 hari itu, kita menghadapi kekuatan yang mendapat dukungan penuh.

Dalam perang itu, Republik Islam Iran tidak hanya menghadapi rezim Zionis, tetapi juga seluruh logistik, intelijen, dan dukungan dari Amerika Serikat (AS) yang hadir dalam perang itu," ujar Nasirzadeh, Rabu (20/8/2025), dikutip dari Press TV.

Dia berkata Angkatan Bersenjata Iran tidak bergantung pada senjata dari luar negeri.

Iran memilih menggunakan senjata yang diproduksi di dalam negeri.

Menurut dia, dunia telah menyaksikan keampuhan rudal-rudal Iran yang menghantam target di Israel dengan sempurna.

"Rudal-rudal yang digunakan dalam perang selama 12 hari itu diproduksi oleh Kementerian Pertahanan beberapa tahun lalu.

Sekarang kita sudah memproduksi dan memiliki rudal yang kemampuannya jauh lebih dari ampuh daripada yang sebelumnya," kata dia.

"Jika Zionis kembali mengambil tindakan berisiko terhadap Iran, kita pasti akan menggunakan rudal ini."

Tak hanya itu, Nasirzadeh mengklaim Israel sudah mengerahkan kekuatan penuh sistem pertahanan udaranya selama perang itu, termasuk sistem pertahanan THAAD, MIM-104 Patriot, Iron Dome, dan Arrow.

"Meski menggunakan semua sistem ini, rezim Zionis hanya berhasil menangkis sekitar 40 persen dari jumlah rudal kita selama hari-hari pertama perang."

Dia mengklaim pada hari-hari penghabisan perang, sebanyak 90 persen rudal Iran sukses menghatam target.

Iran, kata dia, makin berpengalaman dalam melawan Israel.

Adapun kemampuan pertahanan Israel makin melemah.

"Jika kecenderungan seperti ini berlanjut, Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran pasti akan unggul."

Iran tidak hanya menghadapi Israel, tetapi juga AS.

Pada tanggal 22 Juni lalu AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran.

Sehari kemudian Iran membalasnya dengan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar.

Serangan bertajuk "Operasi Kabar Baik Kemenangan" itu melibatkan lebih dari 30 rudal dan pesawat nirawak.

Rudal Iran menghantam pangkalan Israel

Pada bulan Juli kemarin, data radar terbaru yang dipublikasikan oleh The Telegraph menunjukkan enam rudal yang ditembakkan Iran langsung menghantam lima pangkalan militer Israel selama perang 12 hari.

Menurut hasil analisis data radar dan citra satelit yang diperiksa akademisi Oregon State University, serangan tersebut menargetkan fasilitas militer Israel di wilayah utara, tengah, dan selatan negara itu.

The Telegraph mengidentifikasi beberapa pangkalan penting yang terkena serangan meski tidak semua lokasi diungkap karena aturan sensor militer Israel.

Pangkalan Udara Tel Nof di pusat Israel, salah satu pangkalan tempur utama Angkatan Udara Israel.

Pangkalan Intelijen Glilot di utara Tel Aviv, pusat pengumpulan intelijen elektronik dan sinyal.

Pangkalan produksi senjata dan logistik Zipporit di dekat Nazareth, Israel utara.

Dua pangkalan lain di wilayah selatan dan tengah Israel tidak dirinci lebih lanjut karena sensor militer.

Pihak berwenang Israel tidak mempublikasikan data resmi mengenai lokasi yang terkena serangan.

Militer Israel melarang pemberitaan detail soal fasilitas militer untuk mencegah Iran mengevaluasi serangan rudal agar lebih akurat.

(Tribunnews/Febri/Andari)

Artikel ini telah tayang di tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved