Warga mengumpulkan selembar daun. Posbelitung.co/Wahyu Kurniawan/
Sesampainya di lokasi, semua lelaki menyetor selembar duan dan juga sumbangan berupa uang atau makanan ringan.
Nah di sini mulai agak bingung, untuk apa selembar daun itu dikumpulkan?
Seorang warga menghitung uang sumbangan dari partisipan Nirok. posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.
3. Daun Ditusuk Pakai Kayu
Seorang warga menusukkan daun yang dikumpulkan oleh para partisipan Nirok. posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.
Lembaran daun yang sudah terkumpul kemudian disatukan dengan cara ditusukkan ke kayu menyerupai sumpit.
4. Dukun Aik Beri Arahan
Daun sudah terkumpul dan ditusukkan ke sebuah stik kemudian diserahkan kepada Dukun Aik.
Oiya Dukun Aik ini adalah tokoh adat, bukan paranormal seperti yang kita kenal pada umumnya.
Namanya memang sama-sama dukun, tapi tugas dan fungsinya di Belitong ternyata beda bro!
Dukun Aik kemudian memberi arahan dan ternyata ia menggunakan daun sebagai instrument untuk menghitung jumlah partisipan dalam tradisi Nirok tersebut.
Kalau daun yang terkumpul berjumlah 100, ya berarti yang ikut ada 100 orang.
Jadi Dukun Aik hanya akan bertanggungjawab pada 100 orang tersebut, khususnya terkait keselamatan dan keamanan mereka selama mengikut tradisi Nirok.
Ia juga memberi tahu, bahwa yang pertama turun ke dalam sungai adalah Dukun Aik, setelah diberi intsruksi, baru para partisipan boleh masuk ke dalam sungai.