"Kalau kita melihat orang seperti itu, jangan langsung kita vonis mereka itu hina, bukan. kita doakan semoga berkat puasanya ia sempurna melakukan salat," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya kembali menegaskan bahwa satu salat wajib yang ditinggalkan merupakan dosa besar bagi seorang hamba dan itu sangat tidak dibenarkan.
Namun cara terbaik saat melihat seorang hamba Allah yang seperti ini, lebih baik didoakan bukan direndahkan.
Karena jika direndahkan, dikhawatirkan ia semakin berputus asa dan lantas meninggalkan perintah Allah yang lain.
"Satu salat yang ditinggalkan gede dosanya di hadapan Allah, maka kita doakan jangan sampai dia meninggalkan salat lagi. Bahaya ini di hadapan Allah," imbuh Buya Yahya.
"Satu salat yang ditinggalkan cukup untuk masuk neraka jahanam, apakah kita rela saudara kita masuk neraka?,"
"Maka kalau ada orang seperti itu bukan untuk kita caci, akan tapi masih kita perlu bersyukur kepada Allah 'alhamdulillah masih puasa', masih ada kebaikan yang dilakukan, itulah cara pandang yang semertinya," tambah Buya Yahya.
Hal ini sama dengan menutup aurat, Buya Yahya mengatakan bahwa seorang hamba tersebut masih memiliki kebaikan karena masih menjalankan ibadah puasa.
"Sama, orang berpuasa tidak menutup aurat, alhamdulillah masih dia berpuasa. Naudzubillah sudah tidak menutup aurat, tidak pausa, ganggu orang puasa lagi," kata Buya Yahya.
"Pandang lah orang dari sisi baiknya, lalu memohon kepada Allah semoga kebaikannya diterima oleh Allah lalu menjadi sebab dia semakin baik, itu saja," tutup Buya Yahya.
(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)