Dengan melakukan aktivitas rekreasi ini, individu dan keluarga dapat mengumpulkan energi baru yang membuat jasmani maupun rohani terasa segar kembali.
Kedua, fungsi ekonomi. Tidak perlu diragukan lagi, kerap terjadi perputaran dan peningkatan ekonomi ketika fenomena mudik berlangsung. Perputaran dan peningkatan ekonomi ini bukan saja dirasakan oleh desa yang menjadi sasaran mudik, namun juga bagi usahausaha mikro hingga swasta seperti jasa penerbangan.
Biasanya, dalam rangka menyambut para pemudik, sektor-sektor pariwisata yang ada di desa maupun di sekitarnya menjadi menggeliat dan ramai dikunjungi ketika momen lebaran.
Hal ini selain berdampak positif bagi sektor pariwisata itu sendiri yang memberikan keuntungan bagi usaha-usaha mikro masyarakat di sekitarnya, misalnya para penjual makanan dan minuman.
Ketiga, fungsi peningkatan status keluarga. Fungsi ini memang tidak dapat dilihat secara nyata, namun dapat dirasakan terutama bagi keluarga yang menerima kedatangan para pemudik dari kota.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masih terdapat keyakinan yang menganggap bahwa para perantau yang tinggal dan kerja di kota sebagai orang sukses dan berhasil.
Maka, ketika para perantau ini pulang ke kampung halaman, mau tidak mau dengan adanya keyakinan seperti itu, keluarga yang ada di desa pun akan dianggap sebagai keluarga yang berhasil dan memiliki status yang tinggi karena dianggap berhasil mengirimkan keluarga mereka ke kota.
Tak heran, keluarga-keluarga yang menyambut anak atau saudara mereka mudik dari kota ini biasanya mendapat perhatian lebih dari masyarakat desa itu sendiri. Lebih dari itu, hal ini akan menambah kebahagian tersendiri bagi keluarga yang ada di desa. (t3/s2/w6)