Permintaan Maaf Panglima TNI Usai Ancam 'Piting' Warga Rempang Viral, Yudo: Saya Memohon Maaf

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat ditemui di Dermaga Batu Ampar, Batammeminta maaf jika pernyataannya agar prajurit piting warga di Rempang, Batam satu per satu membuat masyarakat tersinggung, Selasa (19/9/2023.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Musa Julius Widjojono mengatakan bahwa ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan Panglima Yudo tersebut.

“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan, baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” kata Julius dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Senin (18/9/2023).

Baca juga: Biodata Devina Karamoy, Jadi Orang Ketiga di Film Ipar Adalah Maut, Akui Siap Dihujat

Baca juga: Curhat Nisa, Pacaran 4 Tahun Temani Kekasih Hingga Jadi TNI, Tapi Ditinggal Nikah dengan Wanita Lain

Baca juga: Kameramen Nyaris Pingsan Kena Bola Tendangan Bebas Cristiano Ronaldo, Kepala Kameramen Benjol?

Julius juga menyampaikan bahwa Yudo menginstruksikan kepada komandan satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat atau senjata dalam mengamankan aksi demo Rempang.

“Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,” tutur Kapuspen.

Terkait bahasa “memiting”, kata Julius, itu merupakan bahasa untuk prajurit. Arahan Panglima Yudo itu disampaikan di forum prajurit.

Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, saat ditemui di Sesko AD, Kota Bandung, Senin (24/7/2023). (nazmi abdurrahman/tribun jabar)

“Yang berarti setiap prajurit ‘merangkul’ satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan. Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” kata Julius.

Julius memahami adanya kesalahan tafsir ini. Ia menyebutkan, Panglima Yudo sangat tidak berharap kebrutalan dilawan dengan kebrutalan.

“Sudah cukup menjadi pembelajaran banyaknya korban di kedua belah pihak baik aparat atau masyarakat akibat konflik ini,” kata Julius.

TNI tak terjunkan pasukan ke Pulau Rempang

Lebih jauh Yudo juga mengatakan, TNI tidak menerjunkan pasukan atau operasi non militer ke Pulau Rempang, Galang, Batam.

Pasukan yang terlibat hanya dari Pangdam setempat atas permintaan pihak BP Batam.

“Perumpamaan saja. Tapi kalau pengertian masyarakat lain-lain ya pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” sebut Yudo.

Baca juga: 60 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda PAT IPS Kelas 7 Semester 2

Baca juga: HP Oppo Paling Murah Setelah Rilis, Oppo A38 Hadir dengan Kamera Super Jernih, RAM 8GB, Cek Speknya

Diakuinya, selain dari Korem setempat, prajurit di Pulau Rempang merupakan pasukan dari Panglima Komando Armada (Pangarmada), Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal), dan Komando Distrik Militer (Kodim) setempat.

“Saya bahkan meminta Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Marsekal Muda TNI Agung Handoko untuk turun ke lokasi sebelum kerusuhan pada 7 September itu terjadi,” papar Yudo.

Yudo mengaku sebelumnya juga telah mewanti-wanti agar prajurit TNI jangan sampai terlibat dalam pengamanan bentrok di Pulau Rempang, Batam.

“Baru kemarin Danpuspom TNI Marsekal Muda TNI Agung Handoko pulang, karena saya minta beliau kerahkan Puspom TNI untuk mengawasi itu,” pungkas Yudo. Sebelumnya, Yudo mengatakan bahwa TNI bertugas mem-back up polisi dalam proses pengamanan di Pulau Pulau Rempang, Batam.

Halaman
1234

Berita Terkini