Tragedi yang terjadi pada Yohanes Alexander Stefanus de Fretes menunjukkan masalah yang kerap terlupakan dalam hubungan antara manusia dan hewan peliharaan.
Meski anjing dikenal sebagai hewan peliharaan yang setia dan penuh kasih sayang, ada potensi bahaya yang bisa timbul jika mereka tidak diawasi dengan baik.
1. Kecintaan yang Bisa Mengaburkan Batasan
Sering kali, pemilik anjing merasa sangat dekat dengan hewan peliharaannya, bahkan menganggap mereka seperti bagian dari keluarga.
Kecintaan ini, meskipun baik, bisa mengaburkan batasan yang harus diterapkan dalam berinteraksi dengan anjing.
Beberapa pemilik mungkin terlalu percaya diri dan tidak memperhatikan tanda-tanda peringatan bahwa anjing mereka mungkin merasa terancam atau tidak nyaman.
Tanpa latihan yang tepat, anjing bisa menunjukkan perilaku agresif yang tidak terduga.
Sebagai contoh, Yohanes sangat mencintai anjing-anjingnya dan sering tidur bersama mereka, meskipun beberapa anjing peliharaannya berpotensi menjadi agresif dalam situasi tertentu.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi pemilik anjing untuk selalu menjaga kewaspadaan dan tidak menganggap remeh potensi risiko yang bisa muncul dalam hubungan ini.
2. Potensi Bahaya Jika Anjing Tidak Dikelola dengan Benar
Anjing, meski dikenal sebagai hewan peliharaan yang setia, memiliki naluri yang dapat berisiko jika tidak diawasi dengan baik.
Terutama untuk ras-ras anjing yang kuat secara fisik, seperti pitbull atau Rottweiler, pengendalian emosi dan pelatihan yang baik sangat penting.
Tanpa pelatihan yang tepat, anjing bisa merasa terancam oleh orang asing, atau bahkan pemiliknya sendiri, dan merespons dengan agresi.
Berdasarkan Cesar’s Way, anjing yang tidak diajari untuk berinteraksi dengan manusia secara positif atau yang tidak diberikan ruang aman bisa dengan mudah menjadi agresif.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik anjing untuk melakukan pelatihan yang tepat untuk menghindari kejadian seperti yang dialami Yohanes, di mana anjing-anjingnya mungkin merasa terancam atau tidak nyaman.