POSBELITUNG.CO – Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS) khawatir terhadap kemungkinan Iran akan memblokade Selat Hormuz, jalur utama ekspor minyak dunia.
Kekhawatiran itu, menurut laporan dua pejabat AS, menyikapi kabar militer Iran diduga memuat ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia pada bulan lalu.
Teluk Persia berada di Iran yang letaknya berseberangan dengan Teluk Oman.
Teluk ini menjadi jalur terdekat bagi Iran apabila negari para Mullah itu akan memblokade Selat Hormuz yang berada di antara kedua teluk.
Namun, sejumlah media internasional termasuk Reuters tidak dapat memastikan kapan Iran memuat ranjau ke Teluk Persia, selama perang 12 hari Iran vs Israel.
Tidak jelas juga apakah ranjau laut itu telah dibongkar.
Sumber pejabat AS tidak mengungkapkan bagaimana AS memastikan ranjau telah dipasang di kapal-kapal Iran.
Intelijen semacam ini biasanya dikumpulkan melalui citra satelit, sumber-sumber manusia rahasia, atau kombinasi kedua metode tersebut.
Namun saat dimintai komentar mengenai persiapan Iran, seorang pejabat Gedung Putih tidak menyinggung apakah ada rencana Iran untuk memblokir Selat Hormuz.
"Berkat pelaksanaan Operasi Midnight Hammer yang gemilang oleh Presiden, kampanye yang berhasil melawan Houthi, dan kampanye tekanan maksimum, Selat Hormuz tetap terbuka, kebebasan navigasi telah dipulihkan, dan Iran telah dilemahkan secara signifikan," jelasnya.
Departemen Pertahanan AS sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Demikian juga perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Militer Iran dikabarkan memuat ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia pada bulan lalu.
Menurut laporan dua pejabat AS, Israel dan AS khawatir Iran bermaksud memblokade Selat Hormuz, yang merupakan jalur utama ekspor minyak dunia.
Menurut pejabat itu, tindakan Iran itu menyusul serangan Israel di berbagai lokasi di Iran selama perang 12 hari yang dimulai pada 13 Juni lalu.
"Persiapan yang sebelumnya tidak dilaporkan, yang terdeteksi oleh intelijen AS, terjadi beberapa waktu setelah Israel melancarkan serangan rudal awalnya terhadap Iran pada tanggal 13 Juni," ungkap para pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk membahas masalah intelijen yang sensitif.
Baca juga: Iran Vs Israel Terkini, Kepala IAEA Rafael Grossi Dilarang Masuk Teheran
Pemuatan ranjau, yang belum dikerahkan di Selat Hormuz, menunjukkan Iran mungkin serius ingin menutup salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia tersebut.
Apabila Iran memblokade Selat Hirmuz, maka akan sangat menghambat perdagangan global dan meningkatkan konflik di kawasan tersebut.
Sekitar seperlima dari pengiriman minyak dan gas dunia melewati Selat Hormuz dan penutupan jalur ini dapat meningkatkan harga energi dunia.
Harga minyak acuan global malah turun lebih dari 10 persen sejak AS menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni lalu.
Sebagian didorong oleh kelegaan karena konflik tersebut tidak memicu gangguan signifikan dalam perdagangan minyak.
(Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com