Berita Belitung

Survei Berkala 6 Bulan Sekali di Belitung, Kaki Gajah Masih Ditemukan di Beberapa Wilayah

Belitung sempat menjalankan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis.

Editor: Kamri
handover/ tribunpalu.com
KAKI GAJAH - Ilustrasi penyakit kaki gajah. 

POSBELITUNG.CO - Filariasis atau penyakit kaki gajah ternyata masih ditemukan di beberapa wilayah di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk disebabkan infeksi cacing filaria ini bisa menimbulkan pembengkakan kronis pada tungkai.

Belitung sempat menjalankan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis.

Obat diberikan baik kepada warga yang positif maupun negatif sebagai langkah pencegahan.

Berdasarkan survei berkala enam bulan sekali masih menunjukkan adanya kasus di beberapa titik.

Seperti di wilayah Kecamatan Tanjungpandan, Kecamatan Selat Nasik, dan Kecamatan Membalong.

“Kalau hasil survei sampel di atas satu persen, tetap harus dilakukan POPM,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Sri Agustini kepada Posbelitung.co, Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Pabrik Olahan Kelapa Bakal Ada di Bangka dan Belitung, Target Dibangun 2-3 Tahun

Program terakhir dilaksanakan pada 2023 dan rencana berikutnya disiapkan setelah koordinasi dengan kementerian. 

Sementara itu, Kabupaten Belitung resmi meraih status eliminasi frambusia setelah Kementerian Kesehatan melakukan asesmen ke sejumlah puskesmas.

Frambusia merupakan penyakit kulit menular kronis yang disebabkan bakteri Treponema pallidum.

Penyakit ini biasanya muncul berupa luka seperti koreng bernanah dan banyak dijumpai pada masa lalu.

Sri Agustini mengatakan eliminasi diberikan karena tiga tahun terakhir tidak ditemukan kasus baru. 

“Kalau tiga tahun tidak ada kasus, maka daerah bisa diajukan eliminasi, dan kita dapat itu,” ujarnya.

Meski frambusia sudah tereliminasi, dua penyakit menular lain masih menjadi fokus penanganan, yaitu kusta dan filariasis.

Kusta atau lepra diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.

Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan, dengan gejala awal bercak mati rasa.

Sri mengatakan kasus kusta masih ditemukan di Belitung, termasuk pada usia produktif.

Kondisi ini menandakan adanya sumber penularan yang aktif.

Penyakit tersebut bisa menular melalui kontak erat, misalnya berbagi handuk.

Terapi obat multi kombinasi selama satu tahun dapat menyembuhkan penderita.

Gejala awal kusta kerap tidak disadari masyarakat.

Banyak pasien baru berobat setelah muncul bercak luas atau kelainan lain pada kulit.

Dinas Kesehatan Belitung rutin melakukan skrining, termasuk di sekolah-sekolah dan pesantren.

“Kalau rajin minum obat, kusta bisa sembuh,” jelas Sri.

(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved