Loker Palsu Dapur MBG

Polres Belitung Terima Laporan Dugaan Penipuan Calon Relawan Dapur MBG, Pihak Terkait Akan Dipanggil

Jajaran Satreskrim Polres Belitung akan segera merespons laporan pengaduan dugaan penipuan rekrutmen relawan dapur umum program MBG.

Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
ChatGPT
ILUSTRASI - Ilustrasi dugaan penipuan rekrutmen relawan program makan bergizi gratis. Lebih dari seratus warga Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terindikasi menjadi korban penipuan berkedok perekrutan relawan dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Jajaran Satreskrim Polres Belitung akan segera merespons laporan pengaduan dugaan penipuan rekrutmen relawan dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kasat Reskrim Polres Belitung, AKP I Made Yudha Suwikarma, mengungkapkan, jajarannya akan memanggil pihak terkait guna memperdalam kejadian tersebut. 

"Kami sudah terima laporan aduannya. Segera akan kami lakukan pemanggilan sesuai dengan laporan pengaduan masyarakat, akan kami respons dengan cepat," ungkap Yudha kepada Posbelitung.co pada Selasa (16/9/2025). 

Sementara ini, imbuhnya, baru satu laporan aduan yang diterima. 

Ia juga menegaskan bahwa jajaran Satreskrim Polres Belitung akan memproses laporan tersebut. 

Sebelumnya, kasus dugaan penipuan rekrutmen relawan dapur umum MBG ini mecuat setelah calon pelamar dan penyalur buka suara. 

Mereka menuturkan sempat membayar uang Rp160 ribu dengan alibi mendaftar kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan ditambah Rp50 juta untuk uang muka pembuatan seragam. 

Bahkan disinyalir ratusan calon pekerja sudah menyetor uang tersebut. 

Baca juga: Ratusan Calon Relawan Diduga Tertipu Janji Bekerja di Dapur MBG di Belitung

Namun, dapur yang direncanakan akan dibuka di Desa Aik Rayak, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu tak kunjung terealisasikan. 

Penyalur Ungkap Kronologi

Sementara itu, setelah calon relawan sebelumnya mengaku dirugikan, kini seorang penyalur yang ikut terlibat menceritakan panjang lebar bagaimana ia dijebak dalam pusaran janji palsu rekrutmen relawan dapur umum MBG.

Rani (bukan nama sebenarnya) menuturkan awal mula dirinya dilibatkan sejak Mei 2025 lalu.

Saat itu, ia ditawari membuka dapur umum MBG dan diminta bertemu di Gedung Nasional, Tanjungpandan.

Keyakinannya muncul karena yang pertama kali mengenalkan justru sepupunya sendiri.

Sepupunya itu juga berencana membuka dapur serupa, bahkan sudah menempelkan logo Badan Gizi Nasional (BGN) sehingga tampak resmi.

“Karena yang mengenalkan kakak sepupu dan dapurnya ini ada logo BGN, saya percaya,” ungkap perempuan itu, Senin (15/9/2025).

Rani juga mengungkap, penanggung jawab menjanjikan gaji setara UMR bagi relawan atau pekerja.

Bahkan dirinya ditawari menjadi pemilik dapur, sementara penanggung jawab yang akan mengurus pemberkasan dapur.

Ketika dapur beroperasi, mereka pun akan melakukan bagi hasil.

“Menjanjikan sekali, makanya saya tergiur. Awalnya malam janjian, besok paginya langsung bertemu,” ucapnya.

Berdasarkan arahan penanggung jawab, ia mulai merekrut calon relawan atau pekerja di dapur umum.

Tahap pertama terkumpul 50 orang, masing-masing menyetor Rp160 ribu dengan alasan biaya pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan.

Uang yang terkumpul dibawa penanggung jawab ke Pulau Bangka untuk mengurus administrasi pendirian dapur umum.

Tak lama kemudian, penanggung jawab menyampaikan kabar bahwa dapur tersebut dinyatakan lolos dan boleh menambah pekerja. 

Dalam waktu tiga hari, Rani kembali mengumpulkan 50 orang dengan setoran sama.

Sebagian uang diserahkan tunai, sisanya lewat transfer.

Catatan transfer tercatat pada 10 Juli sebesar Rp4 juta, serta 15 Juli Rp800 ribu, serta satu kali transfer Rp1,6 juta.

“Ada yang diambil langsung, ada juga lewat transfer,” jelasnya.

Namun alur cerita tak berhenti di situ.

Penanggung jawab meminta tambahan dana Rp5 juta untuk keperluan pemberkasan ke Jakarta.

Penyalur menolak karena merasa itu di luar kesepakatan awal. 

Belakangan, muncul lagi permintaan uang Rp50 ribu yang ongkos penanggung jawab mengurus pemberkasan di Jakarta dan Rp50 ribu untuk biaya seragam.

Agar calon relawan mau ikut, Rani menyebut agar hanya meminta Rp50 ribu untuk biaya seragam.

Hasilnya, sekitar 40 orang ikut membayar dan uang yang terkumpul dibawa penanggung jawab ke Jakarta.

Termasuk Rani yang kemudian ikut ke Jakarta untuk memastikan rencana pendirian dapur.

Puncak kecurigaan terjadi saat ia ikut berangkat ke Jakarta.

Bukan ke kantor resmi, melainkan hanya diajak ke sebuah warung nasi untuk menemui seseorang dari ormas.

Di sana, penanggung jawab meminta Rani menyetor uang Rp5 juta.

“Tidak ada bukti apa pun, makanya saya tidak mau menyerahkan uang itu. Bahkan saat ketemu (menyebut nama penanggung jawab), saya marah-marah, ada videonya ketika saya ketemu dia di apartemen yang saya sewa,” tegasnya.

Atas kejadian ini, Rani menghitung kerugian pribadi mencapai Rp5 juta. 

Ditambahkan tekanan mental pun tak kalah berat.

“Selama tiga bulan terakhir otak saya pening, stres. Padahal saya hanya perantara, tapi calon pekerja menagih ke saya,” katanya.

Dalam penjelasannya, ia menyebut ada tiga dapur di bawah kendali penanggung jawab.

Dua dapur lain memiliki sekitar 60 calon relawan, sementara dirinya menampung 100 orang.

Merasa ditipu, ia akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polres Belitung pada Sabtu (13/9/2025).

Apalagi, sejak persoalan ini ramai, penanggung jawab sulit dihubungi.

“Nomornya masih aktif, tapi pesan WhatsApp tidak dibalas, telepon juga tidak diangkat. Dia seperti lepas tangan,” tuturnya. 

(Posbelitung.co/Dede Suhendar) 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved